Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Solar Subsidi, Sopir di Bengkulu Antre 2 Hari, Nasi Diantar Istri

Kompas.com - 20/10/2023, 14:24 WIB
Firmansyah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

BENGKULU, KOMPAS.com - Waktu menunjukkan pukul 10.45 WIB. Nopian (40) duduk di belakang kemudi mobil boks mengangkut es krim sambil menikmati nasi yang baru saja diantar istrinya. Sedari pagi perut Nopian belum terisi makanan hanya air putih dan kopi.

Antrean kendaraan berupa truk, fuso, bus, dan mobil bermesin diesel tampak memanjang satu kilometer di SPBU Kilometer 8, Kota Bengkulu, Jumat (20/10/2023).

Di mobil lainnya, rambut Taufik, pengemudi lainnya terlihat kusut acak-acakan dengan mata kurang tidur. Taufik merupakan sopir truk angkutan sembako lintas Sumatera.

Baca juga: Bengkulu Kekurangan Solar, Antrean Panjang Terjadi di SPBU Selama 3 Bulan Terakhir

 

Selain Nopian dan Taufik terdapat ratusan pengemudi lainnya bernasib serupa rela antre berhari-hari untuk mendapatkan solar bersubsidi.

"Saya sudah dua hari antre solar bersubsidi belum juga dapat. Untung saya tinggal di Kota Bengkulu sehingga makan diantar istri sambil tunggu minyak di SPBU," ujar Nopian saat ditemui kompas.com, Jumat (20/10/2023).

Baca juga: Sembunyi di Sumbar, Buron Kasus Korupsi Jembatan Gantung Muara Bengkulu Ditangkap

Istri Nopian dengan setia mengantarkan nasi selama suaminya mengantre solar. Sebab bila mengandalkan uang operasional dari perusahaan es krim tempat Nopian bekerja, uangnya tak cukup.

"Uang operasional tak cukup kalau makan harus beli selama mengantre berhari-hari maka istri yang antar nasi," tambah Nopian.

Taufik menceritakan, ia merupakan sopir lintassumatera namun hanya di Bengkulu dirinya mengalami kemalangan harus antre berhari-hari untuk mendapatkan 50 liter solar.

"Saya bawa truk di banyak provinsi, Sumsel, Sumbar, juga Pulau Jawa namun hanya di Bengkulu untuk dapat solar antre berhari-hari," keluhnya.

Kondisi ini mengakibatkan kerugian bagi sopir dan keluarganya termasuk perusahaan. Hingga saat ini Taufik dan Nopian tidak mengetahui apakah bisa mendapatkan solar.

Menurut Nopian, antrean kendaraan untuk mendapatkan solar di Bengkulu berlangsung tiga bulan terakhir.

"Sudah tiga bulan ini terjadi, kami tak bisa apa-apa lagi. Ujung-ujungnya kami dimarahi oleh bos," ungkapnya.

Gonjang-ganjing sulitnya mendapat solar bersubsidi ini terus berlanjut membuat ekonomi Bengkulu melamban.

Menanggapi hal ini, Kadis Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Provinsi Bengkulu, Donni Swabuana saat dikonfirmasi menjelaskan, terdapat kekurangan suplai kebutuhan solar bersubsidi untuk Provinsi Bengkulu dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).

Doni menyebutkan, BPH Migas yang berhak memberikan jatah BBM ke seluruh daerah dengan Pertamina sebagai distributor.

Selanjutnya Pemprov Bengkulu mengusulkan ke BPH Migas kebutuhan daerah itu sebanyak 721.600 kl diperuntukkan transportasi umum, orang, barang dan logistik, perikanan dan nelayan, serta usaha mikro.

Namun kebutuhan kuota itu hanya disetujui BPH Migas 106.600 kl.

"Kebutuhan yang diusulkan 721.600 kl disetujui hanya 106.600 kl. Dari pasokan saja sudah tidak mencukupi untuk kebutuhan hingga 31 Desember," jelas Donni.

Pengurangan

Parahnya lagi, meski kebutuhan hanya disetujui 106.600 kl, dikurangi lagi oleh BPH Migas terhitung 1 Oktober 2023 sebanyak 7.000 kl. Pengurangan ini tidak diberitahukan pada Pemprov Bengkulu.

"6,8 persen kuota dikurangi itu sayangnya Pemprov Bengkulu tidak diberitahu pengurangan itu oleh BPH Migas. Kami tahu ada pengurangan setelah dapat surat dari website resmi BPH MIGAS," ungkapnya.

Sementara itu, Area Manager Communication Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan mengungkapkan, pasokan solar bersubsidi aman, tidak ada pengurangan ke SPBU.

"Antrean terjadi karena banyak yang beli BBM subsidi, padahal kami menyediakan produk lain yang sejenis, ada Pertamax series untuk gasoline dan dex series untuk gasoilnya," jelasnya.

Ia menyebutkan, untuk Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) bio solar dari kuota 98.716 kl, sudah direalisasikan sebanyak 83.116 kl. Konsumsi rerata harian untuk Solar JBT ada di angka 250-320 kl per hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Regional
Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Regional
Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Regional
Maju di Pilkada Banten 2024, Iti Berharap Dipasangkan dengan Airin

Maju di Pilkada Banten 2024, Iti Berharap Dipasangkan dengan Airin

Regional
Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Regional
Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat 'Jaga Anak Ini dengan Baik'

Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat "Jaga Anak Ini dengan Baik"

Regional
Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Regional
Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com