LAMPUNG, KOMPAS.com - Tiga bulan pasca kedatangan Pandawara Grup, kondisi Pantai Sukaraja Bandar Lampung masih dipenuhi sampah.
Pantauan Kompas.com di lokasi pada Rabu (11/10/2023) siang, tumpukan sampah masih terlihat di tepian pantai tersebut.
Beberapa perahu nelayan payang (jaring) terparkir di atas bagian pantai yang terbentuk dari tumpukan plastik, ban bekas, hingga potongan kardus.
Baca juga: Wajah Pantai Sukaraja Lampung Usai Sampah yang Menumpuk Bertahun-tahun Dibersihkan
Saat berjalan di atas tumpukan sampah tersebut, pijakan terasa gembos seperti berjalan di lahan gambut atau rawa.
Agus (56) salah satu nelayan payang mengatakan, sejak kehebohan pembersihan dan kedatangan Pandawara Grup pada Juli 2023 lalu, tidak ada lagi kegiatan pembersihan di pantai itu.
"Yang Pandawara? Nggak ada lagi (pembersihan sampah). Mereka juga nggak datang lagi sampai sekarang," kata Agus, Rabu siang.
Begitu juga dengan pemerintah setempat, yang hanya membersihkan sampah di pantai itu sekitar 5 hari sejak kedatangan Pandawara Grup.
"Iya (pemkot) juga nggak ada lagi sekarang," kata dia.
Menurut Agus, sebenarnya tumpukan sampah itu tidak perlu dibersihkan. Karena selama ini nelayan memanfaatkannya untuk menjadi landasan perahu.
"Kita (nelayan payang) nggak bisa kalau pakai dermaga, nanti nariknya bagaimana?" katanya.
Agus berpendapat bagian pantai yang penuh sampah itu bisa ditimbun menggunakan pasir atau tanah.
"Ditimbun juga cukup, kalau pake cor (semen) ya rusak perahu, apalagi perahu saya dari fiber," katanya.
Hal senada dikatakan Maryudi (50), Ketua Nelayan Pantai Sukaraja. Menurutnya, sebagian besar nelayan payang tidak setuju jika tumpukan sampah itu dibersihkan secara keseluruhan.
Maryudi mengatakan lantaran sudah menumpuk sejak tahunan, tumpukan sampah itu seakan menjadi daratan.
"Kalau habis (dibersihkan) nggak ada daratan buat perahu," kata dia.