Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Ile Lewotolok NTT Meletus 1.073 Kali Selama Dua Pekan

Kompas.com - 05/10/2023, 18:45 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LEMBATA, KOMPAS.com - Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali melaporkan perkembangan aktivitas vulkanik gunung Ile Lewotolok selama dua pekan terakhir.

Pada periode pengamatan 16 September hingga 30 September 2023, tercatat terjadi 1.073 kali gempa letusan atau erupsi, dua kali gempa guguran, 2.820 kali gempa embusan.

Lalu, 298 kali gempa harmonik, 228 kali tremor non-harmonik, 8 kali gempa hybrid atau fase banyak, 8 kali gempa vulkanik dangkal, 40 kali gempa vulkanik dalam, lima kali gempa tektonik lokal, empat kali gempa terasa, dan 11 kali gempa tektonik jauh.

Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Meletus 120 Kali dalam Sehari

"Pada periode ini masih didominasi gempa embusan dan letusan," ujar Kepala Pos PGA Ile Lewotolok Stanislaus dalam keterangannya, Kamis (5/10/2023).

Stanislaus mengungkapkan, tingkat aktivitas gunung Ile Lewotolok dinaikkan dari level II waspada menjadi level III siaga pada 29 November 2020.

Baca juga: Gunung Ile Lewotolok NTT Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 700 Meter

Kemudian dievaluasi dan diturunkan kembali ke level II pada tanggal 28 Desember 2022.

Sejak pertengahan Januari 2023, aktivitas erupsi muncul kembali. Puncak tertinggi gempa erupsi terjadi pada awal April 2023 yang mencapai 164 kali per hari. Setelahnya gempa erupsi berfluktuasi hingga saat ini.

Di sisi lain, gempa embusan berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat sejak pertengahan Januari 2023 hingga saat ini.

"Gempa embusan lebih mendominasi, ini terkait dengan pelepasan gas ke permukaan," katanya.

Sementara itu, sejak 24 Maret gempa guguran cenderung menurun.

Sejak 8 Mei 2023, terekam gempa hybrid sebagai indikasi masih adanya pertumbuhan lava di dalam kawah, meskipun cenderung menurun setelah 4 Juni 2023.

Sampai saat ini pasokan fluida masih terindikasi dari terekamnya gempa tremor non-harmonik dan harmonik, vulkanik dangkal, dan vulkanik dalam.

"Sampai saat ini erupsi letusan eksplosif masih tetap berlangsung dengan jangkauan lontaran lava (pijar) dominan masih di sekitar area kawah, namun dapat juga menjangkau sejauh sekitar 500 meter keluar dan kawah," katanya.

Stanislaus mengatakan, ancaman bahaya dari lontaran lava harus tetap diwaspadai, yang mana sampai saat ini diperkirakan masih akan berada di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung Ile Lewotolok.

Ada juga ancaman bahaya dari hujan abu yang arah dan jangkauan sebarannya tergantung pada arah dan kecepatan angin.

Selain itu, ancaman bahaya dari aliran lahar pada sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung Ile Lewotolok terutama pada saat musim hujan, dan potensi ancaman bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti CO2, CO, SO2, dan H2S di daerah puncak.

"Dengan kemiringan lereng dan apabila kestabilan material lava terganggu maka dapat terjadi guguran atau longsoran lava yang dapat berpotensi juga dikuti oleh awan panas. Arah luncuran dan ancaman bahayanya dapat mengarah ke timur laut, timur, maupun tenggara," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

HST Gelar Murakata Berselawat bersama Habib Syech, Bupati Aulia: Semoga Datangkan Berkah

HST Gelar Murakata Berselawat bersama Habib Syech, Bupati Aulia: Semoga Datangkan Berkah

Kilas Daerah
PDIP NTB Resmi Usung Sahril dan Sudirman umtuk Pilkada Sumbawa

PDIP NTB Resmi Usung Sahril dan Sudirman umtuk Pilkada Sumbawa

Regional
BRIN Kembangkan Alat Pendeteksi Polusi Udara di Kota Semarang

BRIN Kembangkan Alat Pendeteksi Polusi Udara di Kota Semarang

Regional
Jambret Ponsel Remaja Putri, Pria di Kupang Ditangkap Warga

Jambret Ponsel Remaja Putri, Pria di Kupang Ditangkap Warga

Regional
12 Santri Sesak Nafas akibat Kebakaran Pesantren Babun Najah Aceh

12 Santri Sesak Nafas akibat Kebakaran Pesantren Babun Najah Aceh

Regional
Video Siswi SD Pelaku Perundungan di Ambon Kembali Viral, Tampar Siswi Lain dan Mengaku Berani Melawan Mama

Video Siswi SD Pelaku Perundungan di Ambon Kembali Viral, Tampar Siswi Lain dan Mengaku Berani Melawan Mama

Regional
Wapres Ma'ruf Amin Akan Kunjungan Kerja ke Merauke, Berikut Agendanya

Wapres Ma'ruf Amin Akan Kunjungan Kerja ke Merauke, Berikut Agendanya

Regional
Cerita Siswi SMA 3 Purwokerto Diterima di 12 Universitas Luar Negeri

Cerita Siswi SMA 3 Purwokerto Diterima di 12 Universitas Luar Negeri

Regional
Harga Kopi Tinggi, Truk Pembawa Kopi Jadi Incaran Bajing Loncat

Harga Kopi Tinggi, Truk Pembawa Kopi Jadi Incaran Bajing Loncat

Regional
Relawan Angkut 1,7 Ton Sampah dari Pembuangan Liar di Hutan Gondoriyo

Relawan Angkut 1,7 Ton Sampah dari Pembuangan Liar di Hutan Gondoriyo

Regional
Bus Terguling di Karanganyar, Penumpang Pecahkan Kaca untuk Selamatkan Diri

Bus Terguling di Karanganyar, Penumpang Pecahkan Kaca untuk Selamatkan Diri

Regional
Keroyok Pelajar SMK, 9 Orang di Ungaran Ditangkap Polisi

Keroyok Pelajar SMK, 9 Orang di Ungaran Ditangkap Polisi

Regional
Diduga Terjerat Pinjol, Pria di Brebes Nekat Akhiri Hidup dengan Gantung Diri

Diduga Terjerat Pinjol, Pria di Brebes Nekat Akhiri Hidup dengan Gantung Diri

Regional
Polisi Tersangka Pemerkosaan Anak di Ambon Ancam Penjarakan Korban jika Melapor

Polisi Tersangka Pemerkosaan Anak di Ambon Ancam Penjarakan Korban jika Melapor

Regional
Usai Gerindra, Ngesti Merapat ke PKB Ambil Formulir Pendaftaran Bupati

Usai Gerindra, Ngesti Merapat ke PKB Ambil Formulir Pendaftaran Bupati

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com