Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Isu Jokowi Jadi Ketum PDI-P, Bambang Pacul: Kalau Ingin PDI-P Mati Suaranya, "Declining", Ya Monggo

Kompas.com - 05/10/2023, 08:38 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Ketua DPD PDI-Perjuangan Jawa Tengah, Bambang "Pacul" Wuryanto merespons isu kemungkinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggantikan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI-P.

Menurut Bambang Pacul, PDI-P bisa menjadi partai kuat seperti saat ini karena perjalanan sejarah panjang Megawati sejak puluhan tahun silam. Sehingga isu itu dinilai muncul dari orang yang tak mengerti sejarah PDI-P.

“Orang ingin mengganti ketum Bu Mega itu artinya tidak belajar sejarah. Ya mohon maaf lah kalau ingin PDI-P mati suaranya, declining, ya monggo, itu keputusan kongres nanti. Pak Pacul sebagai ketua DPD akan ngomong gini. Saya pastikan kalau ketua umum ganti, declining suaranya. Kenapa? lihat sejarah,” tutur Pacul.

Baca juga: Bambang Pacul: PDI-P Terapkan Sistem Tempur Sepak Bola Italia Catenaccio

Hal itu disampaikan usai menghadiri Rakerda PDI-P Jateng bersama ratusan kader dari seluruh daerah di Jateng di Panti Marhaen, Rabu (4/10/2023).

Tak hanya itu, kekuatan PDI-P saat ini juga bertahan karena para pendukung melihat PDI-P sebagai representasi Proklamator Kemerdekaan RI, Soekarno.

Bahkan Bambang Pacul memastikan, 74 persen pendukung PDI-P di Jateng melihat partai moncong Putih itu sebagai sosok Bung Karno.

“Perjalanan PDI-P ini karena Bu Mega. Jangan salah. Jadi mengganti trah Soekarno di PDI-P mohon izin itu enggak gampang. Karena komunitas pemilih PDI-P itu (pendukung) Bung Karno. Jateng PDI-P direpresentasikan sebagai Bung Karno itu di angka 74 persen, saya belum teliti tempat lain,” ungkapnya.

Sebagai seorang kader, ia melihat adanya demam penggantian Ketua Umum karena belum lama ini sebuah partai terlihat mengganti ketua umum dengan mudah.

“Saya bukan sebagai Ketua DPD, saya kira ini semacam ada demam ketua umum, jadi ketua umum gampang, karena ada partai yang membuat ketua umumnya gampang sekali. Menjadi ketua umum PDP-P itu proses sejarah. Pergulatan kepartaiannya luar biasa. Ibu ketua partai bergulat sejak 87 jadi anggota DPR,” tegasnya.

Baca juga: Kakak Megawati Usul Jokowi Jadi Ketum PDI-P, FX Rudy: Setuju, tapi Kongres yang Menentukan

Maka dari itu, untuk mempertahankan kemenangan, pihaknya menyiapkan strategi baru dari taktik sepak bola Italia yang ia sebut catenaccio atau sistem grendel.

Adapun isu munculnya Jokowi sebagai kandidat ketua umum PDI-P disampaikan putra sulung Bung Karno yang tak lain kakak Megawati, Guntur Soekarnoputra.

Usulan tersebut disampaikan Guntur dalam opininya opininya yang dimuat Harian Kompas edisi 30 September 2023 berjudul 'Indonesia, Jokowi, dan Megawati, Pasca-2024'.

"Mengingat pemikiran dan pengalamannya yang tentu masih sangat dan sangat dibutuhkan oleh bangsa dan negara ini, hal itu perlu dipertimbangkan," tulis Guntur.

Jika Jokowi menjadi ketua umum, lanjut Guntur, maka Mega bisa menjadi ketua dewan pembina PDI-P.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotesi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotesi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Regional
Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Regional
Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Regional
Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Regional
Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Regional
Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Regional
Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Regional
KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com