“Kami juga UMKM, ada jutaan orang yang menggantungkan usaha karena TikTok, semoga bisa dikaji ulang, atau membuat regulasi baru misalnya membatasi produk impor, karena kami sendiri 100 persen menggunakan produk dalam negeri,” kata dia.
Nurabidin mengatakan, kehadiran TikTok Shop membuat dia semakin mudah membeli berbagai macam kebutuhan.
“Enggak ribet seperti e-commerce, apalagi bisa langsung melihat produk yang mau kita beli karena ada fitur livenya,” beber dia.
Dia memilih belanja di TikTok karena murah, apalagi ada banyak promo gratis ongkos kirim.
“Untuk saya yang rumahnya di pelosok, ini sangat membantu, ongkir juga murah bahkan sering gratis,” kata dia.
Warga lain, Fariz Abdullah, mengaku telah meninggalkan platform e-ecommerce lain sejak ada TikTok.
“Di platform lain beberapa kali mengalami penipuan, tapi di TikTok barang yang datang sama dengan yang kita pilih karena bisa lihat langsung produknya saat live oleh penjual,” kata dia.
Kebijakan larangan berjualan di TikTok juga medapat dukungan dari warga, satu di antaranya adalah Emes yang setuju diberlakukan.
Menurutnya, platform media sosial memang seharusnya tidak untuk berjualan karena sudah ada tempatnya masing-masing.
Namun dia tidak setuju jika TikTok shop benar-benar dihapus.
“Mungkin bisa dipisahkan ya buat platform sendiri untuk berjualan, karena mau bagaimanapun banyak UMKM yang menggantungkan nasib di sana,” pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.