Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan di Bima Meluas, Ribuan Warga Bergantung Pasokan Air BPBD

Kompas.com - 23/09/2023, 16:35 WIB
Syarifudin,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

BIMA, KOMPAS.com - Bencana kekeringan yang melanda Kabupaten Bima, NTB, semakin meluas. Ancaman krisis air bersih ini mengancam puluhan desa.

Dampak kekeringan ini menyebabkan sumur warga menyusut, bahkan ada yang mengering. Kondisi tersebut menyebabkan ribuan penduduk hanya bergantung pada pasokan air yang disalurkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Kondisi ini seperti halnya dialami warga Desa Nata, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima. Sejak dilanda kekeringan, mereka hanya menggantungkan kebutuhan air bersih pada pasokan BPBD.

Baca juga: Kekeringan, Warga di Pelosok Lebak Cari Air ke Hutan

Bahkan, warga di sana saling berebutan untuk mendapatkan air bersih demi kebutuhan sehari-hari.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Sabtu (23/9/2023), sejumlah warga sekitar berdatangan sambil membawa ember dan jeriken saat mengetahui mobil pembawa air datang.

Mereka mengantre untuk mendapatkan air bersih yang disuplai BPBD Kabupaten Bima.

Satu mobil tangki berisikan air bersih 5.000 liter yang terparkir di tepi jalan itu ludes dalam waktu sekejap.

Baca juga: Potret Kekeringan di Desa Jurangjero Blora, Warga Harus Tunggu Setengah Jam jika Mata Airnya Habis

Ardi, salah seorang warga sekitar mengaku sudah tiga bulan warga desa setempat kesulitan air akibat kekeringan.

"Sudah cukup lama karena air di sumur sudah mengecil, bahkan ada yang sudah mengering. Untuk keperluan sehari-hari saat ini kami hanya bergantung pada air yang diberikan BPBD," kata Ardi saat ditemui Kompas.com, Sabtu siang.

Saat ada bantuan BPBD, Ardi mengaku bisa mendapat beberapa jeriken air bersih. Air tersebut digunakan untuk kebutuhan dapur seperti memasak dan minum. Kata dia, air tersebut habis dalam waktu 3-4 hari.

Sementara untuk kebutuhan mandi dan cuci, ia dan sebagian besar warga memanfaatkan air dari aliran sungai.

"Kalau air habis dan belum ada kiriman, kami terpaksa beli air galon untuk masak dan minum. Untuk keperluan mandi, cuci, dan WC kita manfaatkan air di sungai," tuturnya

Ardi mengaku, krisis air bersih di desanya menjadi bencana tahunan yang seolah belum ditemukan solusinya.

Dengan kondisi itu, mereka hanya bisa pasrah dan berharap musim hujan segera tiba agar tidak lagi kesulitan mendapatkan air.

"Dengan kondisi seperti ini, ya kami pasrah aja, Pak. Ya mau gimana lagi, karena memang tiap musim kemarau selalu saja kesulitan air. Makanya kami berharap hujan segera datang," ucap dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gara-gara Cemberut, Perempuan di Pekanbaru Dipukul Kekasihnya hingga Tewas

Gara-gara Cemberut, Perempuan di Pekanbaru Dipukul Kekasihnya hingga Tewas

Regional
Bangkai Paus Sperma Ditemukan di Perairan Raja Ampat

Bangkai Paus Sperma Ditemukan di Perairan Raja Ampat

Regional
Ratusan Buruh di Semarang Tolak Tapera: Program Tidak Masuk Akal

Ratusan Buruh di Semarang Tolak Tapera: Program Tidak Masuk Akal

Regional
Gempa M 5,1 Guncang Sumbawa Barat, Terasa sampai Denpasar

Gempa M 5,1 Guncang Sumbawa Barat, Terasa sampai Denpasar

Regional
10 Persen Produk UMKM Banten Tembus Pasar Internasional, Terbanyak Eropa

10 Persen Produk UMKM Banten Tembus Pasar Internasional, Terbanyak Eropa

Regional
Jelang Idul Adha, Polisi Minta Waspada Pencurian Hewan dan Peredaran Uang Palsu

Jelang Idul Adha, Polisi Minta Waspada Pencurian Hewan dan Peredaran Uang Palsu

Regional
Jadi Penyebab Kecelakaan, PT KAI Tutup Lintasan Kereta Tak Berpalang di Kendal

Jadi Penyebab Kecelakaan, PT KAI Tutup Lintasan Kereta Tak Berpalang di Kendal

Regional
Kondisi RSUD Nunukan Kolaps, DPRD Desak Segera Ada Solusi: Demi Rakyat

Kondisi RSUD Nunukan Kolaps, DPRD Desak Segera Ada Solusi: Demi Rakyat

Regional
Pria asal Jakarta Tepergok Curi Laptop di Bus, Modus Menukar dengan Buku

Pria asal Jakarta Tepergok Curi Laptop di Bus, Modus Menukar dengan Buku

Regional
SMP Negeri di Kendal Belum Mampu Tampung Semua Lulusan SD

SMP Negeri di Kendal Belum Mampu Tampung Semua Lulusan SD

Regional
Ditabrak dari Belakang, Ibu di Sumsel Tewas Dilintas Truk

Ditabrak dari Belakang, Ibu di Sumsel Tewas Dilintas Truk

Regional
PLN Belum Bisa Pastikan Ada Kompensasi Mati Listrik untuk 4,3 Juta Pelanggan

PLN Belum Bisa Pastikan Ada Kompensasi Mati Listrik untuk 4,3 Juta Pelanggan

Regional
Kisah Afrizal, 2 Kali Sapinya Dibeli Presiden Jokowi untuk Kurban di Riau

Kisah Afrizal, 2 Kali Sapinya Dibeli Presiden Jokowi untuk Kurban di Riau

Regional
Pesanan Pisau Laris Manis, Pandai Besi di Magelang Raup Untung Jelang Idul Adha

Pesanan Pisau Laris Manis, Pandai Besi di Magelang Raup Untung Jelang Idul Adha

Regional
Berulang Kali Mangkir Panggilan, Tersangka Korupsi Disdik Sumbar Jadi Buron

Berulang Kali Mangkir Panggilan, Tersangka Korupsi Disdik Sumbar Jadi Buron

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com