Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kebakaran, Jalur Pendakian Gunung Slamet Ditutup

Kompas.com - 14/09/2023, 10:50 WIB
Iqbal Fahmi,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PURBALINGGA, KOMPAS.com - Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Banyumas Timur menutup sementara jalur pendakian Gunung Slamet, Jawa Tengah mulai Kamis (14/9/2023).

Penutupan jalur pendakian dilakukan untuk mencegah potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan hutan Gunung Slamet.

Ketua Pos Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Saiful Amri menjelaskan, surat edaran dari KPH Banyumas Timur dan Pekalongan Barat berlaku untuk semua jalur pendakian di Gunung Slamet.

Baca juga: Waspada Kebakaran, Jalur Pendakian Gunung Slamet di Tegal Ditutup Sementara

"Jalur pendakian lingkar Gunung Slamet di lima kabupaten ditutup semuanya. Mulai hari ini sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan," kata Saiful kepada wartawan, Kamis.

Saiful mengungkapkan, forum pengelola basecamp lingkar Gunung Slamet baru-baru ini melakukan survei jalur pendakian.

Mereka melihat kondisi jalur pendakian Gunung Slamet semakin memprihatinkan dan rawan terjadi kebakaran.

"Mereka survei naik sambil bawa tamu melihat kondisinya memang memprihatinkan, dalam artian kondisinya sangat riskan terjadi kebakaran. Dimulai dari pos 7 ke atas lebih dominan tumbuhan alang-alang, jadi sangat riskan," ujarnya.

Keputusan menutup jalur pendakian, kata Saiful, merupakan kesepakatan bersama. Pendakian akan kembali dibuka ketika kemarau panjang berakhir.

"Ini keputusan terbaik. Jalur pendakian seluruhnya ditutup hasil kesepakatan bersama. Artinya sampai cuaca normal ada hujan lagi," ungkapnya.

Baca juga: Jalur Pendakian Gunung Slamet via Bambangan Purbalingga Dibuka Kembali

Saiful mengimbau masyarakat untuk tidak nekat mencari jalur tikus dan mendaki secara ilegal. Pasalnya, jika terjadi hal yang tidak diinginkan, pihaknya akan langsung menyerahkan perkara itu ke aparat penegak hukum.

"Kalaupun ada yang naik dan terjadi sesuatu, itu pihak berwajib yang ngurusi sudah bukan basecamp lagi," jelasnya.

Hingga hari ini, lanjut Siful, masih terdapat sisa 35 pendaki yang masih berada di jalur Bambangan. Mereka naik pada 13 September 2023 kemarin dan diharuskan turun hari ini.

Baca juga: Akibat Cuaca Buruk, Mahasiswa Unsoed Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Slamet

"Sementara yang turun hari ini karena pendakian tanggal 13 masih dibuka ada 35 pendaki. Mereka didampingi guide dari basecamp yang bisa memastikan bahwa pendaki tidak membuat api unggun," terangnya.

Untuk diketahui, kebakaran hutan skala besar pernah melanda Gunung Slamet pada tahun 2014. Sedangkan pada tahun 2019 lalu, pernah terjadi kebakaran skala kecil di area hutan bawah.

"Kebakaran besar terakhir pada tahun 2014 yang melahap wilayah pos 3 sampai ke atas," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Regional
Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Regional
Soal 'Study Tour', Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Soal "Study Tour", Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Regional
Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Regional
Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Regional
Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Regional
Kain Gebeng, Kain Khas Ogan Ilir yang Nyaris Punah

Kain Gebeng, Kain Khas Ogan Ilir yang Nyaris Punah

Regional
Bocah SD di Baubau Terekam CCTV Mencuri Kotak Amal, Uangnya untuk Beli Makan

Bocah SD di Baubau Terekam CCTV Mencuri Kotak Amal, Uangnya untuk Beli Makan

Regional
Pemprov Babel Luncurkan Gerakan Eliminasi Kemiskinan dan 'Stunting'

Pemprov Babel Luncurkan Gerakan Eliminasi Kemiskinan dan "Stunting"

Regional
Jokowi ke Sumbar Besok, Kunjungi Korban Banjir Lahar di Agam dan Tanah Datar

Jokowi ke Sumbar Besok, Kunjungi Korban Banjir Lahar di Agam dan Tanah Datar

Regional
Kronologi Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Siswa Cedera karena Bermain di Kelas

Kronologi Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Siswa Cedera karena Bermain di Kelas

Regional
Sudah 9 Nama Daftar Pilkada di PKB Brebes, Siapa Saja Mereka?

Sudah 9 Nama Daftar Pilkada di PKB Brebes, Siapa Saja Mereka?

Regional
Komplotan Pencuri Motor Matik di Batam Ditangkap, Pelaku Pakai Atribut Ojol

Komplotan Pencuri Motor Matik di Batam Ditangkap, Pelaku Pakai Atribut Ojol

Regional
Walkot SHJW Berikan Masukan Saat Dampingi Pj Nurdin Tinjau Berbagai Fasos dan Fasum

Walkot SHJW Berikan Masukan Saat Dampingi Pj Nurdin Tinjau Berbagai Fasos dan Fasum

Regional
Marah Dipanggil 'Dilan', Pemuda di Tarakan Aniaya Teman hingga Tewas

Marah Dipanggil "Dilan", Pemuda di Tarakan Aniaya Teman hingga Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com