Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budayawan Sumba Sebut Kawin Tangkap yang Videonya Viral adalah Penyimpangan Budaya

Kompas.com - 09/09/2023, 08:36 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Bila wanita sudah diculik, biasanya orangtuanya setuju kendati pun sangat terpaksa.

Satu prinsip yang dipegang oleh orangtua wanita adalah tidak mau malu dengan tetangga atau bahkan lebih menjaga putri mereka untuk tidak menjadi bahan pergunjingan tetangga dengan stempel “sudah ternoda”.

"Bisa saja orangtua wanita merebutnya kembali tapi akibat lebih lanjut adalah puteri mereka “tidak laku lagi," kata dia.

Biasanya pada alasan ini haruslah keluarga pihak pria lebih superior daripada keluarga wanita.

Superior dalam banyak arti seperti punya pengaruh dan kedudukan dalam masyarakat dan keluarga kaya.

Langgengkah sebuah perkawinan paksa?

Dia menjelaskan, pasangan kawin paksa bila telah melewati beberapa tahun hidup bersama baik-baik saja.

Baca juga: Kronologi Perempuan di Sumba Barat Daya NTT Jadi Korban Kawin Tangkap

"Rupanya berlaku pribahasa Jawa witing treso jalaran suko kulino, atau cinta tumbuh dan mekar seiring waktu. Namun patut dicatat bahwa kelanggengan sebuah perkawinan tidak ditentukan oleh persiapan lama dan melewati prosedur normal sebagaimana adat istiadat setempat mengharuskannya, juga tak bisa kita berkata bahwa kawin paksa, tangkap atau culik pasti tak langgeng,"imbuhnya.

Nyatanya kata dia, ada banyak pasangan yang melalui persiapan dan prosedur, akhirnya ambruk juga di tengah jalan.

Sedangkan, pasangan yang awalnya karena terpaksa akibat perkawinan tidak normal, tetapi rumah tangga mereka langgeng sampai kakek-nenek. "Kalau bahagia ini soal lain lagi," ujarnya.

Satu hal pasti sebut dia, kawin tangkap di Sumba tidak pernah terjadi pada orang asing yang tidak dikenal.

Kawin paksa, hanya terjadi dalam satu suku atau antar-suku dengan catatan sudah saling kenal, atau salah satu pihak biasanya pria sudah lama mengincar wanita.

"Jangan khawatir untuk orang luar Sumba yang ingin berkunjung ke Sumba. Pasti aman. Tak pernah terjadi orang dari luar Sumba diculik atau kawin paksa. Oleh karena itu orang yang datang dari luar Sumba sebagai pengunjung jangan khawatir ajak pacar, istri atau putrinya berlibur di Sumba," ajaknya.

Baca juga: Viral, Video Kawin Tangkap di Sumba, Polisi: Pelaku dan Korban Pacaran

Bagaimana sikap gereja?

Gereja Katolik Sumba dan juga Gereja Kristen Sumba (GKS) tidak menjadikan kawin tangkap sebagai kebijakan pastoral.

Bahkan menurutnya, sangat jarang dibicarakan karena tidak sesering dulu lagi dan juga mereka yang kawin lari masih kebanyakan yang menganut aliran kepercayaan Marapu (agama asli orang Sumba).

Kalau akhir-akhir ini marak terjadi kawin paksa, gereja perlu menyampaikan suara kenabiannya bahwa ini bukan perkawinan normal dan tak dikehendaki gereja.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com