ACEH UTARA, KOMPAS.com - Ratusan petani di Aceh Utara yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Petani Krueng Pase, berdemonstrasi di depan Kantor Bupati Aceh Utara di Landing, Kecamatan Lhoksukon, Senin (4/9/2023).
Mereka menuntut agar pemerintah pusat segera menyelesaikan proyek pembangunan Krueng Pase yang kini mangkrak sedang mencapai tiga tahun.
Koordinasi aksi, Misbahuddin Ilyas dalam orasinya, menyampaikan tiga tuntutan yang disampaikan pihaknya ke Pj Bupati Aceh Utara Mahyuzar sebagai sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat.
Baca juga: Kedigdayaan Bendung Air Manjunto Membangun Ekonomi Petani Bengkulu
“Meminta pemerintah pusat untuk segera menyelesaikan pembangunan bendungan Krueng Pase yang selama ini menjadi kebutuhan para petani di delapan kecamatan dalam Aceh Utara dan satu kecamatan di Kota Lhokseumawe,” terangnya.
Mereka juga, meminta ganti rugi karena tidak bisa turun ke sawah selama tiga tahun terakhir.
“Meminta agar proses pelelangan proyek bendungan Krueng Pase yang sedang berlangsung dilakukan secara transparan, sehingga proyek tersebut dikerjakan dengan sebaik-baiknya,” sebutnya.
Baca juga: Seorang Petani Terluka Parah akibat Diserang Beruang di Riau
Misbahuddin menjelaskan kekeringan akibat mangkraknya bendungan Krueng Pase itu berdampak pada 8.922 hektar sawah dan 300 ribu petani yang tidak bisa ke sawah.
"Selama ini masyarakat kita sudah 3 tahun tidak turun ke sawah. Sehingga kerugian yang di alami petani di 9 Kecamatan itu mencapai Rp 1,5 triliun," ucap dia.
Proyek bendungan ini terletak di Desa Maddi, Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara, dengan dana sebesar Rp 44,8 miliar bersumber dari APBN.
Proyek ini berada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan hingga kini belum rampung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.