“Debit air Pamsimas sangat berkurang saat musim kemarau sehingga warga sangat bergantung kepada bantuan droping air bersih dari BPBD," katanya.
Sulitnya sumber air untuk pamsimas menurut Bayu disebabkan struktur tanah yang tidak bisa menyimpan air saat musim kemarau sehingga sejumlah sumur warga juga mengering saat musim kemarau.
“Pamsimas bukan solusi, karena struktur tanah disini memang beda, tidak bisa menyimpan air. Padahal kedalaman pamsimas 100 meter, meski dekat dengan bengawan solo sumur warga tetap kering,” ucapnya.
Bayu mengaku solusi untuk mengatasi kekringan didesanya adalah dengan memanfatakan air bengawan solo yang diolah agar bersih dan bisa dimanfaatkan warga.
Meski demikian dia mengaku usulan tersebut sangat sulit dilaksanakan karena butuh anggaran yang cukup besar untuk mengolah air bengawan solo yang keruh dan diduga tercemar.
“Ya memang sulit karena biaya untuk pengolahan air Bengawan solo pasti mahal,” jelasnya.
Baca juga: Kekeringan Gunungkidul Meluas, Pedagang Air Harus ke Wonogiri
Selain pengolahan sumber air Bengawan Solo, untuk mengatasi krisi air bersih di desanya dalam waktu dekat, Bayu juga mengusulkan untuk bantuan 10 bak penampungan air yang akan mempermudah dropping air bersih.
Saat ini didesanya baru ada tiga penampungan air sementara, sehingga warga harus mengantre saat pembagian air bersih dengan menggunakan jerigen maupun ember.
“Minimal ada 10 bak penampungan untuk mengatasi krisis air. Kita sudah ajukan ke BPBD tapi belum ada realisasi,” ujarnya.
Staf BPBD Kabupaten Ngawi Yudha Herlambang mengatakan, dalam sepekan terakhir kekeringan di Ngawi meluas. Desa yang mengalami kekeringan bertambah dua.
Saat ini terdapat sembilan desa yang mengalami krisi air bersih.
“Ada tambahan dua desa lagi yaitu Desa Kenongo Rejo sama Desa Pandean yang mengalami kekeringan, jadi ada sembilan desa yang mengalami kekeringan," ujarnya saat melakukan droping air bersih bersama BBWS Das Solo ke Desa Kerek Jumat (25/08/2023).
Untuk mengatasi kebutuhan air bersih di sembilan desa itu, BPBD Kabupaten Ngawi telah melakukan mendistrubusikan air bersih sebanyak 20 mobil tangki air dengan kapasitas 8.000 liter.
"Kita dropping air bersih dua atau 3 hari sekali ke sembilan desa yang mengalami kekeringan. Sampai tanggal 23 Agustus kita telah droping 20 mobil tangki," imbuhnya.
Baca juga: Kekeringan Meluas, 9 Desa di Ngawi Bergantung pada Kiriman Air Bersih
BBWS Das Solo turut mendistribusikan air bersih sebanyak 8.000 liter air untuk warga Desa Kerek pada Hari Jumat (25/8/2023).
Sarpras Tanggung Sungai BBWS DAS Solo Nanang mengatakan, dari prakiraan BMKG musim kemarau masih akan terjadi hingga akhir Bulan September.
Sehingga warga di Kabupaten Ngawi masih sangat membutuhkan droping air bersih.
"Kita akan membantu droping air bersih sampai musim kemarau berakhir. Kemarin kita droping ke Desa Banjarbanggi dan Desa Gunung Sari dan hari ini di Desa Kerek dengan masing masing desa kita droping 8.000 liter," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.