Dari laporan ibu korban ke polisi, kejadian ini terungkap pada 19 Juli 2023 karena korban menceritakan peristiwa tersebut kepada ibu kandungnya.
Baca juga: Tangki Limbah Pabrik Sawit di Labuhanbatu Meledak, 4 Pekerja Tewas
Saat dikonfirmasi, FS, suami wakil bupati ini membantah telah melakukan pelecehan seksual terhadap remaja 15 tahun yang disebut-sebut sebagai keponakannya itu.
Menurut FS, sejak bulan Mei 2023, korban tak lagi tinggal bersamanya dan keluarganya.
Sementara laporan dugaan pelecehan seksual itu terjadi pada 5 Juli 2023, atau hampir 2 bulan setelah korban pindah.
Namun, FS mengakui bahwa remaja tersebut pernah tinggal bersama keluarganya selama lebih kurang setahun.
"Itu tidak benar. Saya membantah keras tuduhan itu karena di akhir bulan Mei yang bersangkutan sudah tidak lagi di rumah ataupun pergi dari rumah saya," kata FS melalui pesan singkat yang dikirim melalui istrinya, Selasa (22/8/2023).
Baca juga: Sekda Labuhanbatu Jadi Tersangka Korupsi 1,3 Miliar, Sempat Ajukan Praperadilan, tapi Ditolak Hakim
Menurut FS, setelah terduga korban memutuskan pergi meninggalkan rumahnya, ia membuat komitmen agar remaja tersebut tidak kembali lagi.
Namun, ternyata pada 14 Agustus 2023, SFS tiba-tiba datang ke rumahnya.
Ia mengatakan, remaja itu datang mengenakan pakaian khas yang kerap dipakai Sales Promotion Girl (SPG) dan menawarkan rokok kepadanya.
Menurut FS, ia sempat marah kepada SFS yang tiba-tiba menjadi SPG rokok dan menasihati remaja itu.
"Saya terkejut pada tanggal 14 Agustus beliau datang lagi ke rumah saya berpakaian seragam sales promotion girl untuk menawarkan rokok. Sempat saya marah kepada SF dan menasehatinya, lalu pergi," ujarnya.
Menurut pengakuan FS, SFS tinggal bersama keluarganya ketika ada seorang perempuan, yakni pedagang tuak, datang ke kediamannya.
Pedagang wanita itu membawa SFS.
Pedagang itu menyebut bahwa SFS adalah anak dari mendiang adik kandung FS dari istri mudanya.
Hal itu dikuatkan dengan pengakuan RH, ibu SFS yang mengaku sebagai istri muda mendiang adik FS.
"Yang bersangkutan selama kurang lebih satu tahun tinggal bersama keluarga saya. Bahkan, ijazah SFS saya yang tebus dan mendaftarkan di sebuah yayasan pendidikan yang ada di Ujung Bandar dan membiayai semua," ujarnya.
Usai ayahnya meninggal dunia, korban SFS tinggal bersama FS untuk membantu pekerjaan rumah tangga di kediamannya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rahmat Utomo | Editor : Gloria Setyvani Putri), Tribunnews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.