PEKANBARU, KOMPAS.com - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Desa Penyaguan, Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, terbilang cukup parah.
Kapolres Inhu AKBP Dody Wirawijaya mengatakan, luas lahan gambut yang terbakar saat ini sudah mencapai 50 hektar.
"Sekitar 40 sampai 50 hektar lahan yang terbakar," kata Dody saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Minggu (13/8/2023).
Baca juga: Kebakaran Hutan di Rokan Hulu Riau Tak Kunjung Padam, Digempur dari Darat dan Udara
Dia menyebutkan, saat pemadaman titik api masih terus dilakukan tim gabungan dari Polres Inhu, TNI, Manggala Agni, BPBD dan masyarakat peduli api (MPA).
Tim Satgas Karhutla itu berupaya memutus penjalaran api, agar kebakaran tidak semakin meluas.
Selain itu, petugas juga berjibaku mematikan api di dalam gambut yang mengeluarkan asap.
"Tim satgas masih berupaya memadamkan api," kata Dody.
Dody sendiri ikut turun langsung memadamkan api karhutla bersama tim gabungan.
Baca juga: Kebakaran Hutan Tak Ganggu Aktivitas Pendakian di TWA Kawah Ijen
Untuk mencapai titik api, dirinya mengaku harus menempuh perjalanan darat cukup jauh.
"1,5 jam kalau dari Polres Inhu," sebut Dody.
Diberitakan sebelumnya, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih saja terjadi di Provinsi Riau.
Kali ini, kebakaran terjadi di Desa Penyaguan, Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau.
Menurut Kepala Manggala Agni Daops Sumatera VII/Rengat, Firza Kausar kebakaran diketahui terjadi pada Kamis (10/8/2023) sore.
"Kami Manggala Agni turun melakukan pemadaman mulai Jumat (11/8/2023)," ujar Firza saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu (12/8/2023).
Baca juga: Lahan Gambut Dekat Rumah Warga di Kampar Riau Terbakar
Dia menyebut, kondisi kebakaran terbilang parah. Luas lahan yang terbakar belum bisa diperkirakan.
Sebab, petugas saat ini sedang fokus melakukan pemadaman ke bagian kepala api untuk mencegah kebakaran terus meluas.
"Lahan yang terbakar ini merupakan gambut dengan kedalaman tiga meter lebih. Di dalam lahan yang terbakar ada semak belukar dan tanaman sawit," sebut Firza.
Firza mengakui, pemadaman titik api sulit dilakukan karena kebakaran sudah terlalu luas.
Tebalnya asap kebakaran gambut itu, juga menghambat proses pemadaman.
"Kendala pemadaman, karena (kebakaran) sudah terlalu luas dan asapnya tebal. Arah angin yang sering berubah arah, membuat kami dikerumuni asap," akui Firza.
Upaya pemadaman, sebut dia, dilakukan tim gabungan dari Manggala Agni, TNI, Polri, BPBD dan Masyarakat Peduli Api (MPA).
Selain tim darat, pemadaman juga dibantu dengan satu helikopter water bombing.
"Tim Satgas Karhutla lengkap di lokasi melakukan pemadaman. Ada juga satu helikopter yang dikerahkan untuk pemadaman dari udara," sebut Firza.
Menurut dia, sumber air di lokasi masih cukup untuk melakukan pemadaman.
Petugas mengambil air dari kanal yang ada di sekitar lokasi kebakaran.
"Sumber air saat ini masih banyak untuk pemadaman," kata Firza.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.