Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geger 7 Bayi Hasil Inses Ayah dan Anak di Banyumas Dibunuh, Sosiolog Unsoed: Perlu Dites Kejiwaan Pelaku

Kompas.com - 28/06/2023, 19:19 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com - Pembunuhan tujuh bayi hasil inses ayah dan anak di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyedot perhatian publik.

Sosiolog dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Tri Wuryanginsih mengatakan, kejiwaan pelaku berinisial R (57), perlu dites karena melakukan perbuatan di luar nalar manusia.

"Perlu dites kejiwaan pelaku. Karena orang ini sudah tidak bisa membedakan mana yang dilarang. Ini artinya ada persoalan dengan kejiwaan," kata Triwur saat dihubungi, Rabu (28/6/2023).

Baca juga: Pencarian Kerangka Bayi Hasil Inses di Banyumas Dilanjutkan, Polisi Temukan Makam tapi...

Triwur mengatakan, hubungan sedarah atau inses terjadi karena korban tidak berdaya.

"Inses pada awalnya bukan hubungan suka sama suka, pasti karena dalam kondisi tidak berdaya, entah bujuk rayu atau ancaman," ujar Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unsoed ini.

Apalagi dalam kasus ini, inses terjadi saat korban berinisial E (26) masih di bawah umur. Dalam posisi ini korban menjadi semakin lemah.

"Posisinya korban lemah, rentan dan hidupnya tergantung sama orangtua. Ketika posisi lemah ini, korban tidak akan bisa melawan," kata Triwur.

Ditambah lagi, dalam kasus ini juga disertai ancaman pembunuhan oleh tersangka R kepada anak dan istrinya, S, jika melaporkan perbuatannya ke orang lain.

Dalam kesempatan berbeda, Kapolresta Banyumas Kombes Edy Suranta Sitepu mengatakan, pihaknya akan melakukan tes kejiwaan tersangka.

"Kami akan melakukan tes kejiwaan tersangka," kata Edy saat pers rilis kasus tersebut di mapolresta, Selasa (27/6/2023).

Baca juga: Tim Forensik Kesulitan Tes DNA 7 Bayi Hasil Inses yang Dibunuh di Banyumas, Ini Penyebabnya

Diberitakan sebelumnya, seorang pria di Banyumas berinisial R melakukan inses dengan anaknya hingga melahirkan tujuh bayi sejak 2013 sampai 2021. Bayi itu kemudian dibunuh sesaat setelah dilahirkan dan dikubur di kebun tempat tinggal mereka di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan.

R sempat mengancam anaknya akan dibunuh apabila menolak berhubungan dengannya. Istri R yang mengetahui hal itu, bahkan ikut membantu proses kelahiran. Istri R juga turut diancam akan dibunuh jika lapor polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Beli Elpiji 3 Kg di Brebes Wajib Pakai KTP Mulai 1 Juni

Beli Elpiji 3 Kg di Brebes Wajib Pakai KTP Mulai 1 Juni

Regional
PPDB Kota Semarang Dibuka 18 Juni, Wali Kota Ita: 'No' Titip-menitip

PPDB Kota Semarang Dibuka 18 Juni, Wali Kota Ita: "No" Titip-menitip

Regional
Pemkot Yogyakarta Bisa Olah Sampah di TPA Piyungan, 200 Ton Sampah Minggu Ini

Pemkot Yogyakarta Bisa Olah Sampah di TPA Piyungan, 200 Ton Sampah Minggu Ini

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 3 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 3 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Keluh Karyawan Semarang Soal Progam Tapera, Takut Uangnya Dikorupsi

Keluh Karyawan Semarang Soal Progam Tapera, Takut Uangnya Dikorupsi

Regional
Geger Penemuan Mayat Tertimpa Potongan Beton di Kalsel, Kondisinya Membusuk

Geger Penemuan Mayat Tertimpa Potongan Beton di Kalsel, Kondisinya Membusuk

Regional
4 Kali Naik Harga Sebulan, Rokok Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar di Lampung

4 Kali Naik Harga Sebulan, Rokok Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar di Lampung

Regional
Oknum ASN Disdukcapil Nunukan Tersangka Pelecehan Seksual Gadis Pemohon KTP Minta Penangguhan Penahanan

Oknum ASN Disdukcapil Nunukan Tersangka Pelecehan Seksual Gadis Pemohon KTP Minta Penangguhan Penahanan

Regional
Ada Pabrik Oli Palsu di Tangerang, Bagaimana Bedakan dengan yang Asli?

Ada Pabrik Oli Palsu di Tangerang, Bagaimana Bedakan dengan yang Asli?

Regional
Bahas Pilkada, Kapolda Jateng Kumpulkan Bhabinkamtibmas-Babinsa dan Kades di Temanggung

Bahas Pilkada, Kapolda Jateng Kumpulkan Bhabinkamtibmas-Babinsa dan Kades di Temanggung

Regional
Viral Video Siswi SD di Ambon Merundung Teman, Kepsek: Mencoreng Nama Baik Sekolah

Viral Video Siswi SD di Ambon Merundung Teman, Kepsek: Mencoreng Nama Baik Sekolah

Regional
Pemkot Solo Cari Lahan untuk Bangun SMA Baru di Laweyan

Pemkot Solo Cari Lahan untuk Bangun SMA Baru di Laweyan

Regional
Kronologi Bentrok Polisi dengan Ribuan Massa di Jembatan Suramadu Usai Laga MU Vs Persib

Kronologi Bentrok Polisi dengan Ribuan Massa di Jembatan Suramadu Usai Laga MU Vs Persib

Regional
Ada Pemutihan Denda Pajak Kendaraan di Pekanbaru sampai Agustus 2024

Ada Pemutihan Denda Pajak Kendaraan di Pekanbaru sampai Agustus 2024

Regional
KPU: Syarat Partai Usung Cagub dan Cawagub Banten Minimal 20 Kursi di DPRD

KPU: Syarat Partai Usung Cagub dan Cawagub Banten Minimal 20 Kursi di DPRD

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com