PEMALANG, KOMPAS.com- Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga Dusun Krajan, Desa Siremeng, Kecamatan Pulosari, Jawa Tengah masih mengandalkan tadah hujan dari musim ke musim.
Untuk mendapatkanya, warga harus mencari sumber air yang jaraknya puluhan kilometer.
Desa Siremeng berada di kaki Gunung Slamet dengan jumlah 6 ribu jiwa. Masyarakatnya sebagian berpenghasilan dari usaha tanam sayuran, buruh ladang dan berternak.
Baca juga: Tiga Desa di Cilacap Mulai Kekeringan, Air Berubah Jadi Keruh dan Pahit
Jika musim kemarau seperti sekarang ini, untuk memenuhi kebutuhan mandi dan cuci, warga terpaksa harus mencari sumber air yang jaraknya puluhan kilometer dan bagi yang mampu, warga biasanya membeli air bersih dari desa tetangga di Kecamatan Moga, Pemalang, Jawa Tengah.
Dari rasa keprihatinan itu, Polres Pemalang memberikan bantuan air bersih kepada warga Desa Siremeng sebanyak 20 ribu liter dengan cakupan untuk Dusun Krajan yang memiliki jumlah 200 kepala keluarga, Senin (19/6/2023).
Kepala Bagian Logistik Polres Pemalang Kompol Nana Edi Sugito mengatakan, Desa Siremeng selalu terdampak kekurangan air bersih khususnya pada saat musim kemarau seperti sekarang ini.
“Bantuan air bersih disalurkan, dikarenakan belum adanya sumber mata air di Desa Siremeng, dan masih bergantungnya masyarakat pada penampungan air hujan,” kata Nana Edi Sugito.
Baca juga: Seluruh Jabar Terancam Kekeringan, Paling Rawan Daerah Pantura
Kepala Desa Siremeng Solikhin menyampaikan, Pemerintah Desa Siremeng hingga saat ini tidak bisa berbuat banyak, segala terobosan untuk mengalirkan mata air menggunakan pipa-pipa kecil juga sudah pernah dilakukannya namun tidak bisa maksimal.
Meski begitu, dalam waktu tidak terlalu lama proyek air bersih akan segera masuk ke desanya dengan cara mengalirkan air dari sumber mata air dari wilayah Banyumas.
“Kurangnya air bersih terjadi entah sejak kapan, yang jelas sejak saya lahir saja persoalan seperti ini sudah lama karena letak mata air yang jauh dari Desa Siremeng," jelasnya.
Salah seorang warga, Lia Rosita (32) mengatakan, bantuan air bersih yang disalurkan sangat membantu warga, karena selama 3 bulan terakhir, dirinya cukup kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Namun untuk keperluan mencuci biasanya warga menggunakan air kali yang jaraknya cukup jauh.
“Jika tidak ada bantuan air, kami menggunakan penampungan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air, tetapi pada musim kemarau seperti saat ini penampungan air sudah kering dan airnya habis,” kata Lia Rosita saat mengantre air bersih bersama puluhan warga lainya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.