Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Siswi SMP Pengkritik Wali Kota Jambi Minta Ganti Rugi Rp 1,3 Miliar?

Kompas.com - 06/06/2023, 21:37 WIB
Jaka Hendra Baittri,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Dalam klarifikasi itu, disebutkan bahwa operasional dan pendirian perusahaan PT RPSL telah memenuhi ketentuan hukum serta peraturan yang berlaku, baik studi kelayakan dan juga dampak lingkungan.

"Dalam kasus ini yang melakukan penolakan terhadap aktivitas perusahaan hanya keluarga Ibu Hafsah, sedangkan warga sekitar tidak menolak," sebut Diskominfo dalam klarifikasinya, Jumat (2/6/2023), dikutip dari BBC Indonesia.

Diskominfo Jambi juga menyebut pihak perusahaan telah berupaya dan bersedia untuk memperbaiki dan memberikan bantuan uang perbaikan, tapi ditolak keluarga Hafsah.

Selain itu, Diskominfo Jambi mengeklaim keluarga Hafsah menuntut agar perusahaan membeli rumah dan lahan dengan nominal yang tidak bisa dipenuhi perusahaan.

"Pihak keluarga Ibu Hafsah telah melaporkan kejadian ini kepada lurah, wali kota, gubernur, bahkan presiden. Semua ditindaklanjuti dengan baik. Namun, pihak keluarga Hafsah selalu menolak tindak lanjut yang diberikan karena tidak sesuai dengan permintaan Ibu Hafsah yaitu ganti rugi dengan nominal Rp 1,3 miliar yang tidak bisa dipenuhi perusahaan," ujarnya.

Namun, dalam klarifikasi, tidak dijelaskan soal dugaan pelanggaran truk bertonase besar melintasi jalan lorong warga.

Penjelasan Fadiyah soal Rp 1,3 miliar

Fadiyah kemudian menjelaskan terkait uang Rp 1,3 miliar tersebut.

Fadiyah mengatakan, pada 31 Januari 2022, pihak perusahaan datang ke rumah nenek Hafsah.

Di sana, pihak perusahaan meminta agar keluarga Hafsah membuat rincian kerugian yang sudah dikeluarkan selama 10 tahun, yang meliputi materi dan immateri. 

 

Keluarga Fadiyah kemudian merinci uang yang sudah dikeluarkan mencapai Rp 1,3 miliar.

"Yang meliputi rumah dan sumur yang rusak dalam satu tahun bisa tujuh sampai delapan kali rusak," kata Fadiyah melalui pesan WhatsApp, Selasa (6/6/2023).

Dia mengatakan, kerusakan ini karena getaran mobil perusahaan dengan berat 50 ton sampai 60 ton yang kerap lewat di rumah neneknya sejak 2013 sampai 2022.

Sementara, jalan tersebut harusnya hanya bisa dilewati truk dengan berat maksimal 5 ton.

"Buyut dan nenek kami jatuh akibat ceceran limbah perusahaan. Kami juga mengalami sakit kulit yang mana kulit seluruh badan terkelupas. Kami cek ke dokter spesialis, katanya karena cerobong perusahaan. Emisi kendaraan yang lewat juga bisa membuat sakit," katanya.

Selain itu, keluarganya juga harus membeli air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab sumur yang sering dibuat sering rusak. Adapun posisi rumah nenek Fadiyah dan bibir jalan hanya 3-5 meter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com