Bripka Andry Darma Irawan, anggota Brimob Batalyon B Pelopor Satuan Brimob Polda Riau, menuliskan keluh kesah soal mutasinya yang tanpa kejelasan.
Curahan hati itu dituangkan Andry di akun Facebook-nya. Unggahan tersebut kemudian viral di media sosial.
Dalam unggahan itu, Andry mempertanyakan soal mutasinya. Padahal, ia mengaku sudah menyetor uang Rp 650 juta yang dimintakan komandannya. Andry menuliskan, dana itu didapat dari luar kantor.
Ketika dikonfirmasi Kompas.com, Andry nekat membongkar itu karena tidak terima dimutasi. Ia menjelaskan, selama 15 tahun berdinas, dirinya tidak pernah membuat masalah.
"Saya terkejut dimutasi. Mutasi itu setahu saya ada dua. Pertama, karena kita ada masalah dan kedua, kita yang mengajukan pindah dinas ke tempat lain. Tapi, saya merasa tidak ada mengajukan. Selama dinas tidak ada masalah. Jangankan narkoba, segala macam merokok pun saya tidak. Itulah yang menjadi pertanyaan saya kenapa dimutasi. Salah saya apa?" tuturnya.
Baca selengkapnya: Anggota Brimob di Riau Curhat Diminta Cari Uang Rp 650 Juta lalu Disetor ke Komandannya
Syarifah Fadiyah Alkaff dilaporkan Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi karena mengunggah sejumlah video kritik terhadap Pemkot Jambi.
Kasus tersebut mendapat perhatian oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Mahfud menerangkan, dirinya bakal berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Kompolnas untuk mendampingi siswi SMP asal Jambi itu.
"Terimakasih atas infonya. Polhukam akan berkordinasi dgn Kementerian PPA, Kompolnas, dan Komisi Perlindungan Anak utk bisa ke Jambi, membantu mendampingi anak ini. Dampingi, lindungi, dan jernihkan masalahnya, perlakukan anak-anak sesuai dgn hukum yang berlaku bagi anak-anak," ketik Mahfud lewat akun Twitter-nya, Senin.
Mengenai pelaporan Syarifah terhadap polisi, Kepala Bagian Hukum Pemkot Jambi M Gempa Alwajon mengungkapkan bahwa Pemkot Jambi memandang video yang dibuat Syarifah tidak memuat kritik, melainkan bermuatan SARA dan menyerang lembaga Pemkot Jambi.
Beberapa yang dipermasalahkan yaitu penyebutan "...surat dari kerajaan Firaun Pemkot Jambi..." dan kalimat "...Pemkot Jambi isinya iblis semua...".
Baca selengkapnya: Mahfud MD Minta Siswi SMP yang Dilaporkan Pemkot Jambi ke Polisi Dilindungi
Sempat dilaporkan hilang sejak Mei 2023, Fikki Dermawan, mahasiswa Jurusan Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, akhirnya pulang.
Akan tetapi, menurut Kakak Fikki, Berriawan, adiknya kini kebanyakan diam dan tak seperti biasanya. Fikki juga belum mau membicarakan perihal alasannya menghilang selama tiga pekan.
"Untuk alasan dia (Fikki) menghilang. Keluarga pun belum diberitahu," jelasnya, Senin.
Keluarga, tandas Berriawan, sedang memberikan waktu untuk Fikki.
"Masih banyak diam (Fikki). Keluarga juga tidak mau menekan dulu, dan memberi waktu," teragnya.
Baca selengkapnya: Mahasiswa Unhas Makassar Ditemukan, Begini Penjelasan Keluarga
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo; Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain; Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung; Kontributor Makassar, Reza Rifaldi | Editor: Ardi Priyatno Utomo, David Oliver Purba)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.