Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkenalan dengan Daffa Praditya, Anak Muda Indonesia yang Hadiri COP27 di Mesir untuk Suarakan Krisis Iklim

Kompas.com - 22/05/2023, 15:36 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Anak muda memiliki kontribusi besar terhadap perubahan negara tercinta Indonesia, terlebih dalam bidang lingkungan.

Salah satu kontribusi nyata untuk menyuarakan krisis iklim di Indonesia itu telah lama dilakukan oleh seorang anak muda asal Karawang, Daffa Praditya Ramadhan (19).

Daffa, sapaan akbrabnya, menuturkan, kondisi iklim di dunia, bahkan Indonesia telah memasuki kondisi darurat. Akibatnya, ada banyak dampak yang mengganggu akivitas makhluk hidup di berbagai belahan bumi.

Baca juga: IDAI Sebut Anak-anak Lebih Rentan Terdampak Krisis Iklim

Kesadaran itulah yang membawa Daffa bergerak untuk menyuarakan krisis iklim di Indonesia hingga dunia.

Hebatnya, mahasiswa jurusan Sastra Inggris itu telah melakukan berbagai aksi, diantaranya, #RamadhanZeroPlastic, berbagai Webinar Series, Advokasi Iklim, FGD dengan pemerintah dan stakeholder terkait, beberapa aksi demonstrasi di Jakarta hingga di Stockholm.

Terbaru, Daffa juga mewakili anak muda dari Indonesia yang menyuarakan krisis iklim di The 27th Conference of Parties of the United Nations Framework Convention on Climate Change (COP27 UNFCCC) di Sharm el-Sheikh, Mesir, 2022 lalu.

“Itu awalnya pada tahun 2021 saat pandemi, saya baru sadar bahwa keadaan lingkungan sangat berbeda, apalagi di Jakarta yang saat itu sampai bisa lihat gunung dengan langit yang bersih. Dari situ saya sadar bahwa krisis iklim banyak berdampak untuk kita,” jelas Daffa kepada Kompas.com, Minggu (21/5/2023).

Dengan demikian, Daffa mulai memilih beberapa wadah yang menampung keresahan dan aspirasi Daffa mengenai krisis iklim. Dua diantaranya yaitu pergerakan Fridays For Futur Indonesia dan mejadi Mitra Muda di United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF).

Daffa mengaku, pergerakan yang dilakukan itu bukan semata untuk menuruti minatnya saja. Namun, ada visi tersembunyi, yaitu untuk mengajak anak-anak muda di Indonesia lainnya agar lebih peduli dengan permasalahan krisis iklim. Salah satunya, dengan melakukan perubahan dari yang paling kecil.

Baca juga: Berdebat Sengit, COP27 Berakhir Sepakati Dana Kerugian dan Kerusakan

“Anak muda itu mempunyai tanggung jawab bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk lingkungan sosial. Dengan menyadari apa yang harus dilakukan atau membuat perubahan yang lebih baik. Misalnya, kita mulai dengan membawa tas belanja atau tumbler kemana-mana,” ucap dia.

Tidak hanya itu, menurut Daffa, tidak sedikit anak-anak muda di Indonesia yang memiliki ketertarikan dengan isu krisis iklim. Hanya saja, aktivitas tersebut tidak banyak dilirik oleh berbagai pihak.

Meski demikian, Daffa tidak pantang menyerah untuk menyuarakan krisis iklim. Dirinya menyebut, memiliki beberapa cara efektif agar krisis iklim menjadi suatu isu yang digemari oleh kalangan muda.

“Yang pertama dengan media sosial. Saya rasa anak muda sangat lekat dengan media sosial, khususnya Instagram ataupun TikTok. Dengan melihat konten di media sosial, anak muda bisa lebih aware dengan isu ini,” jelas mahasiswa semester 4 itu.

Baca juga: Negara-negara COP27 Sepakat Siapkan Dana Kerugian dan Kerusakan untuk Negara Berkembang

Tidak hanya itu, edukasi melalui sosok percontohan atau influencer juga banyak berpengaruh untuk pergerakan anak muda. Biasanya, anak muda akan lebih tertarik dengan seorang idola yang inspiratif dan dapat mengajak ke kebaikan.

“Generasi Z itu lebih cenderung atau suka mengikuti influencer atau tren yang berlangsung. Jadi kemajuan teknologi memang sangat berperan untuk membangun mindset anak muda zaman sekarang,” ucap dia.

Kendati demikian, Daffa berpesan supaya anak-anak muda maupun generasi sebelumnya bisa lebih hidup berkesadaran, dengan mempertimbangkan permasalahan yang saat ini sedang terjadi di berbagai belahan bumi.

“Kita sepakat bahwa ini bukan hanya masalah anak muda, tapi masalah kita semua secara universal. Karena kita hidup satu planet, satu alam, Sehingga ayo mari kita lebih sadar dan aware dengan keadaan lingkungan kita,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Regional
Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Regional
Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Regional
Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Regional
KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com