Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Pertempuran Lima Hari di Semarang

Kompas.com - 13/05/2023, 13:21 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Pertempuran Lima Hari di Semarang adalah pertempuran antara rakyat Indonesia melawan tentara Jepang di Semarang yang berlangsung dari tanggal 15-20 Oktober 1945.

Sesuai namanya, Pertempuran Lima Hari di Semarang terjadi selama lima hari pada masa transisi dari kekuasaan Jepang ke pasukan Sekutu.

Baca juga: Pertempuran Lima Hari di Semarang: Latar Belakang, Tokoh, Kronologi, dan Dampak

Untuk memperingati peristiwa tersebut, dibangunlah monumen Tugu Muda yang terletak di bundaran Jalan Pemuda atau simpang antara Jalan Pandanaran, Jalan Imam Bonjol, dan Jalan MGR. Soegijapranata.

Monumen Tugu Muda menjadi pengingat dan simbol penghormatan atas perjuangan para pemuda dalam peristiwa heroik Pertempuran Lima Hari di Semarang.

Baca juga: Sejarah Tugu Muda Semarang

Penyebab Pertempuran Lima Hari di Semarang

Sebelum peristiwa ini terjadi, Jepang telah menyerah kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945, yang disusul dengan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Walau begitu tidak semua tentara Jepang bisa menerima kekalahan yang memicu sikap penolakan untuk menyerahkan senjatanya.

Baca juga: Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ini Profil Jenderal Hoegeng, dr Kariadi, dan Profesor Soegarda

Beberapa peristiwa berikut diketahui menjadi pemicu meletusnya Pertempuran Lima Hari di Semarang.

1. Jepang Menolak Menyerahkan Senjata

Kabar Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia membuat para pemuda di Semarang bersemangat untuk mengambil alih senjata di pos-pos tentara Jepang.

Hal ini diikuti tindakan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang mulai melakukan kegiatan pelucutan senjata Jepang di beberapa tempat di Jawa Tengah.

Penyerahan senjata Jepang memang berlangsung lancar tanpa kekerasan di beberapa wilayah, namun tidak di Semarang.

Kidobutai (Pusat Ketentaraan Jepang di Jatingaleh) enggan menyerahkan senjatanya meski telah dijamin oleh Gubernur Wongsonegoro bahwa senjata tersebut tidak akan digunakan untuk melawan Jepang.

Jepang hanya menyerahkan sejumlah senjata yang tak seberapa, dan itu pun senjata-senjata yang sudah agak usang yang membuat BKR dan Pemuda Semarang curiga.

Kecurigaan BKR dan Pemuda Semarang semakin bertambah, setelah Sekutu mulai mendaratkan pasukannya di Pulau Jawa.

Mereka khawatir Jepang akan menyerahkan senjata-senjatanya kepada Sekutu, dan berpendapat harus segera memperoleh senjata-senjata tersebut sebelum Sekutu mendarat di Semarang.

Pada 14 Oktober 1945 tentara Jepang kembali menolak untuk menyerahkan senjatanya dan membuat para pemuda marah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

(INR) (DIY) Sebanyak 4 Orang Jemaah Haji Asal DI Yogyakarta Berumur di Bawah 20 Tahun akan Berangkat Tahun Ini

(INR) (DIY) Sebanyak 4 Orang Jemaah Haji Asal DI Yogyakarta Berumur di Bawah 20 Tahun akan Berangkat Tahun Ini

Regional
Siswi SD di Ambon Jadi Korban Pengeroyokan Sesama Temannya hingga Sesak Napas

Siswi SD di Ambon Jadi Korban Pengeroyokan Sesama Temannya hingga Sesak Napas

Regional
Tinjau Proyek Penanganan Longsor Bengawan Solo, Kepala Dinas PUPR Blora: Targetnya Selesai Akhir Bulan

Tinjau Proyek Penanganan Longsor Bengawan Solo, Kepala Dinas PUPR Blora: Targetnya Selesai Akhir Bulan

Regional
Bayi Laki-laki Ditemukan di Dalam Ember, Ada Surat Isinya Titip Anak

Bayi Laki-laki Ditemukan di Dalam Ember, Ada Surat Isinya Titip Anak

Regional
Vonis Ditunda, Selebgram Adelia Tutupi Wajah Pakai Map Hindari Kamera

Vonis Ditunda, Selebgram Adelia Tutupi Wajah Pakai Map Hindari Kamera

Regional
Hari Keempat Banjir Luwu, Tim SAR Masih Cari Satu Korban Hilang dan Evakuasi 8 Warga

Hari Keempat Banjir Luwu, Tim SAR Masih Cari Satu Korban Hilang dan Evakuasi 8 Warga

Regional
TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Rp 15 Miliar ke Singapura

TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Rp 15 Miliar ke Singapura

Regional
Dendam Ibu Disebut Dukun Santet, Pria di Ciamis Aniaya Tetangga, Satu Tewas

Dendam Ibu Disebut Dukun Santet, Pria di Ciamis Aniaya Tetangga, Satu Tewas

Regional
Dapat 17 Kursi, PDI-P Kuasai DPRD Kota Semarang

Dapat 17 Kursi, PDI-P Kuasai DPRD Kota Semarang

Regional
Jika BIM Terdampak Erupsi Marapi, Apa Solusi Penerbangan Haji Sumbar?

Jika BIM Terdampak Erupsi Marapi, Apa Solusi Penerbangan Haji Sumbar?

Regional
Polisi Tangkap 2 Pembunuh Mahasiswa di Sorong

Polisi Tangkap 2 Pembunuh Mahasiswa di Sorong

Regional
Mengenang Jembatan Ngembik Magelang Sebelum Dibongkar, Uji Adrenalin sampai Swafoto

Mengenang Jembatan Ngembik Magelang Sebelum Dibongkar, Uji Adrenalin sampai Swafoto

Regional
Pilkada Ende, Calon Independen Wajib Kantongi 21.101 Dukungan

Pilkada Ende, Calon Independen Wajib Kantongi 21.101 Dukungan

Regional
Pernah Panah Anggota TNI, Anggota OPM Kodap IV Sorong Kini Kembali ke NKRI

Pernah Panah Anggota TNI, Anggota OPM Kodap IV Sorong Kini Kembali ke NKRI

Regional
Damkarmat Lampung Selatan Tangkap Buaya yang Resahkan Warga

Damkarmat Lampung Selatan Tangkap Buaya yang Resahkan Warga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com