Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelisik Keberadaan Makam Sunan Kuning di Semarang, Ditemukan dari Kisah Spiritual Nenek Moyang

Kompas.com - 04/05/2023, 19:53 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Dirinya menyebut, tidak jarang para peziarah yang mencari dan menuang air dalam kendi untuk dibawa pulang. Lantaran, dipercaya memiliki karomah atau keberkahan.

"Biar peziarah juga bisa menggunakan air karomah, biasanya dituang ke botol-botol kecil," tutur Jumadi.

Berasal dari kisah spiritual

Dikonfirmasi terpisah, Pegiat Sejarah Kota Semarang, Rukardi Achmadi, mengaku, belum ada fakta sejarah nyata yang menetapkan keberadaan Makam Sunan Kuning.

Pasalnya, gundukan makam yang dipercaya sebagai Makam Sunan Kuning dan pengawalnya itu hanya berasal dari kisah spiritual nenek moyang, bernama Mbah Saribin.

Dalam kisah yang didapat, pada waktu itu Mbah Saribin sedang kehilangan sekitar 10 kerbau ternaknya. Lantas, dirinya memutuskan untuk bersemedi di Bukit Pakayangan yang saat ini menjadi lokasi Makam Sunan Kuning.

Saat bersemedi, Mbah Saribin mendapati mimpi didatangi oleh makhluk yang mengendarai kereta kencana. Lalu, makhluk itu memberi pentunjuk keberadaan kerbau ternaknya.

Baca juga: Selain Sunan Kuning, Berikut Sederet Lokalisasi yang Akhirnya Ditutup Pemerintah

"Si makhluk itu memberi petunjuk bahwa kerbau-kerbaunya ada di lokasi yang tidak jauh dari Bukit Pakayangan itu. Setelah dicek, betul ada kerbau-kerbaunya. Karena merasa senang, Mbah Saribin membersihkan kawasan itu," jelas Rukardi, Kamis (4/5/2023).

Saat membersihkan lokasi, imbuh Rukardi, Mbah Saribin menemukan enam gundukan tanah yang lantas dipercaya sebagai makam Mbah Sunan Kuning dan para pengawalnya.

Dari cerita spiritual tersebut, Rukardi menyebut, keberadaan makam yang dipercaya sebagai Makam Sunan Kuning dan para pengawalnya itu belum bisa diterima dalam studi sejarah.

"Karena proses penemuan makam itu ditemukan melalui proses spiritual, maka tidak bisa diterima. Karena tidak sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan," ucap dia.

Terlebih, dalam sejarah diceritakan bahwa Amangkurat V atau Raden Mas Garendi dibuang ke Sri Lanka pasca pemberontakan dengan VOC dan terdesak di Surabaya pada 1743.

"Dan dikabarkan meninggal di sana. Bagaimana mungkin pada zaman itu bisa membawa jenazah yang meninggal di Sri Lanka, lalu dimakamkan di Jawa. Kalau dibawa ke Jawa pun, mungkin dibawa ke makam Kerajaan Kartasura. Jadi, entah itu makamnya siapa, kita tidak tahu," ungkap Rukardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ungkap Risiko Bahaya Banjir Lahar Gunung Ibu, BNPB Tak Ingin Kejadian di Gunung Marapi Terulang

Ungkap Risiko Bahaya Banjir Lahar Gunung Ibu, BNPB Tak Ingin Kejadian di Gunung Marapi Terulang

Regional
Cerita Warga di Ponorogo Tandu Nenek Sejauh 2 Km Berobat, Derita Jalan Rusak Bertahun-tahun

Cerita Warga di Ponorogo Tandu Nenek Sejauh 2 Km Berobat, Derita Jalan Rusak Bertahun-tahun

Regional
Ketua MAKI Siap Bantu Blora Ajukan JR UU HKPD, Bupati Arief Sambut dengan Tangan Terbuka

Ketua MAKI Siap Bantu Blora Ajukan JR UU HKPD, Bupati Arief Sambut dengan Tangan Terbuka

Regional
Liburan Bareng Sekolah, Murid TK di Musi Rawas Tewas Tenggelam di Kolam Renang

Liburan Bareng Sekolah, Murid TK di Musi Rawas Tewas Tenggelam di Kolam Renang

Regional
Wisata Pagubugan Melung di Banyumas: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Wisata Pagubugan Melung di Banyumas: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Tingkatkan Semangat Nasionalisme, Bupati Blora Bagikan Bendera Merah Putih Saat Upacara Hari Lahir Pancasila

Tingkatkan Semangat Nasionalisme, Bupati Blora Bagikan Bendera Merah Putih Saat Upacara Hari Lahir Pancasila

Regional
Arif Sugiyanto Resmi Dapat Rekomendasi dan Surat Tugas dari 3 Partai untuk Pilkada Kebumen

Arif Sugiyanto Resmi Dapat Rekomendasi dan Surat Tugas dari 3 Partai untuk Pilkada Kebumen

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Manokwari Papua Barat, Ikut Dirasakan di Biak

Gempa M 5,2 Guncang Manokwari Papua Barat, Ikut Dirasakan di Biak

Regional
Curug Gomblang di Banyumas: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Curug Gomblang di Banyumas: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Ransiki Papua Barat, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Ransiki Papua Barat, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Daftar Bupati melalui PKB, Ketua NU Kabupaten Semarang Siap Jadi Katalisator Koalisi

Daftar Bupati melalui PKB, Ketua NU Kabupaten Semarang Siap Jadi Katalisator Koalisi

Regional
Buntut Kasus Perundungan Siswi SD di Ambon, Polisi Gelar Sosialiasi Stop Bullying di Sekolah

Buntut Kasus Perundungan Siswi SD di Ambon, Polisi Gelar Sosialiasi Stop Bullying di Sekolah

Regional
Masalah Biaya Teratasi, Jenazah TKI Banyumas di Jepang Segera Dipulangkan ke Tanah Air

Masalah Biaya Teratasi, Jenazah TKI Banyumas di Jepang Segera Dipulangkan ke Tanah Air

Regional
Polresta Ambon Beri Trauma Healing untuk Siswi SD Korban Pemerkosaan Oknum Polisi

Polresta Ambon Beri Trauma Healing untuk Siswi SD Korban Pemerkosaan Oknum Polisi

Regional
Sumur Minyak Ilegal Aceh Timur Meledak, BPMA Minta Proses Hukum Pelaku

Sumur Minyak Ilegal Aceh Timur Meledak, BPMA Minta Proses Hukum Pelaku

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com