Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Keraton Solo Sentil Hari Jadi Sragen karena Ada Kata "Jumenengan": Hanya untuk Raja

Kompas.com - 02/05/2023, 22:32 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

SRAGEN, KOMPAS.com - Seorang keluarga Keraton Solo mengritik Hari Jadi Ke-277 Sragen, karena salah satu acaranya terdapat kata "Jumenengan".

Ada sekitar 26 agenda yang akan menyemarakkan peringatan hari jadi itu. Salah satunya adalah Pengetan Jumenengan Bupati Sragen.

Agenda tersebut rencananya akan dihelat pada 24 Mei 2023 nanti di Pendapat Rumah Dinas Bupati Sragen.

Baca juga: Upacara Sakral Jumenengan Bupati Pertama Purworejo Tjokronegoro I Digelar, Dua Tarian Klasik Ditampilkan

Tujuan agenda itu adalah peringatan dua tahun Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan wakilnya, Sutoro, menjabat sejak dilantik pada 2021.

Namun, Bendara Raden Mas (BRM) Nugroho Iman Santoso menyentil kata-kata jumenengan yang menjadi agenda utama tersebut.

Nugroho yang merupakan cucu Pakubuwono XI menuturkan, seharusnya kata itu tidak dipakai untuk perayaan menjabatnya bupati.

"Saya mengritisi penggunaan kata Jumenengan yang tidak seharusnya digunakan untuk perayaan Bupati," ujarnya kepada TribunSolo.com, Selasa (2/5/2023).

Sang kerabat Keraton Solo menjelaskan, jumenengan merupakan istilah yang hanya diperuntukkan bagi seorang raja yang bertakhta.

Menurutnya, kalimat itu pas menggambarkan peringatan naik takhta yang digelar setiap tahun, atau ulang tahun bertakhta.

Baca juga: Gibran Ikut Kirab Agung Tingalan Dalem Jumenengan Pakubuwono XIII di Tengah Guyuran Hujan

Nugroho kemudian menjabarkan prosesi Jumenengan yang ada dalam Kasunanan Surakarta.

"Di Kasunanan prosesinya adalah Sinuhun lenggah dampar, lalu dihadiri para tamu undangan khusus, sentono dalem, abdi dalem, dan masyarakat," jelasnya.

"Tampilan utama dari acara tersebut adalah di tarian sakral bedoyo," imbuhnya.

Selain itu, jika berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jumenengan mempunyai arti peristiwa penobatan raja atau ratu yang sedang memerintah.

Sehingga, dalam pandangan Nugroho, penggunaan kata tersebut untuk merayakan menjabatnya bupati jelas tidak pas.

Baca juga: Apa Itu Tingalan Dalem Jumenengan, Peringatan Kenaikan Tahta di Kerajaan Mataram Islam

"Iya (kurang pas), bukan pada tempatnya, dalam kamus bahasa Indonesia juga disebut bahwa jumenengan hanya untuk raja," ujarnya. "Saya kritisi supaya tidak terulang lagi," pungkasnya.

Saat dikonfirmasi terpisah, Ketua HUT Ke-277 Sragen, Joko Suratno mengakui ada kekeliruan dalam penggunaan istilah itu.

Joko yang juga merupakan asisten 1 pemkab menyebut, mereka sudah menggantinya dengan kalimat "Peringatan 2 Tahun Masa Jabatan Bupati".

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Acara Hari Jadi Sragen Disentil Keluarga Keraton Solo: Bupati kok Dijumenengkan, Bak Seorang Raja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Regional
Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com