GORONTALO, KOMPAS.com – Baju adat Gorontalo, Galenggo dan Takoa mewarnai peringatan Hari Pendidikan Nasional Pemerintah (Hardiknas) Provinsi Gorontalo di halaman museum purbakala Popa-Eyato, Selasa (2/5/2023).
Seluruh peserta mengenakan baju adat kebanggaan masyarakat Gorontalo ini. Galenggo merupakan baju adat yang dipakai oleh para wanita (mbui), dan baju Takoa biasa dikenakan oleh kaum pria.
Galenggo merupakan baju kurung yang biasa dikenakan saat upacara adat, antara lain saat prosesi pernikahan (mopinika) mulai dari tolobalango atau peminangan, akaji (akad nikah), depito dutu (antar harta) hingga resepsi.
Baca juga: Hardiknas, Ratusan Siswa SMP Ngebeg Massal di Alun-alun Purwokerto
“Pada prosesi upacara adat pulanga atau pemberian gelar adat juga digunakan para perempuan yang mendapatkan gelar adat maupun yang menghadiri upacara adat,” kata Citra Mentari, salah seorang warga Gorontalo.
Sebagai baju adat Gorontalo, warna baju galenggo dan takoa juga harus mengikuti warga adat yang disebut tilabataila, yaitu unggu yang bermakna kewibawaan dan kesetiaan, merah bermakna keberanian dan tanggung jawab, kuning berarti kemuliaan dan kejujuran dan hijau yang bermakna kesejahteraan dan kerukunan.
Citra Mentari menjelaskan, sejak kemarin ia dan ibunya mencari baju adat Galenggo untuk dikenakan saat upacara hari pendidikan nasional. Ibunya adalah pegawai di Dinas Pendidikan dan kebudayaan Provinsi Gorontalo.
“Karena semua peserta upacara diminta untuk mengenakan baju adat galenggo, maka kami harus mencari baju ini. Alhamdulillah dapat di salah satu sekolah SMK, kebetulan baju ini adalah karya siswa mereka,” ujar Citra.
Ia menjelaskan penggunaan baju galenggo ini juga biasa dipakai pada saat upacara resmi maupun tidak resmi di instansi.
Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional Provinsi Gorontalo yang dipusatkan di halaman Museum Purbakala Popa-Eyato, para peserta mengenakan pakaian adat Gorontalo, yakni takoa untuk pria dan galenggo untuk wanita.
Baca juga: Hardiknas 2023, Jokowi: Pendidikan Tanggung Jawab Bersama Menyongsong Indonesia Maju
Sebagai inspektur upacara ini adalah Penjabat Sekretaris Daerah, Syukri Botutihe.
“Peringatan Hardiknas tahun ini sungguh semarak, seluruh peserta mengenakan pakaian adat. Ini maknanya sebagai upaya untuk terus melestarikan budaya kita,” kata Syukri Botutihe.
Syukri Botutihe mengatakan, peringatan Hardiknas tahun ini menjadi momentum untuk menumbuhkembangkan program Merdeka Belajar yang sudah dilaksanakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam tiga tahun terakhir.
Ia menekankan seluruh insan pendidikan untuk terus memastikan keberlangsungan dan keberlanjutan program Merdeka Belajar.
“Merdeka Belajar ini sangat baik dan bermanfaat terutama dalam mendorong tumbuhnya kreativitas anak didik kita. Ke depan program ini harus kita teruskan,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.