Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Korban Tak Puas dengan Vonis Pembunuh Bocah di Kebun Sawit, Jaksa Anggap Sudah Maksimal

Kompas.com - 14/04/2023, 22:44 WIB
Heru Dahnur ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com-Remaja berinisial AC (17) pembunuh bocah perempuan bernama Hafiza (8) di kebun sawit di Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung divonis hakim dengan hukuman 10 tahun penjara, Jumat (14/4/2023).

Perbuatan pelaku dinilai hakim sebagai tindak pidana pembunuhan berencana.

Namun, banyak yang menilai hukuman 10 tahun masih terlalu ringan.

Baca juga: Remaja Pembunuh Bocah Perempuan di Kebun Sawit Divonis 10 Tahun Penjara

Bahkan orangtua korban beberapa hari sebelum sidang vonis sempat mempertanyakan di hadapan kepala daerah, terkait tuntutan jaksa yang hanya 10 tahun.

Lantas bagaimana prosedur tindakan hukum dalam kasus yang sempat menghebohkan warga Bangka Belitung itu?.

Kepala Seksi Tindak Pidana Umum Kejaksaan Negeri Bangka Barat Jan Maswan Sinurat mengatakan, hukuman yang diterima pelaku sudah termasuk hukuman maksimal.

Jaksa penuntut umum pun tidak akan melakukan banding terhadap vonis dari majelis hakim.

"Yang kita sampaikan selama persidangan telah diterima hakim, yakni tuntutan 10 tahun dengan vonis juga 10 tahun," kata Maswan kepada Kompas.com, Jumat.

Baca juga: Pembunuh Anak Perempuan yang Ditemukan Tewas di Kebun Sawit Ditangkap

Kasus kali ini kata Maswan sedikit berbeda karena termasuk kategori anak berhadapan dengan hukum.

Pelaku maupun korban sama-sama berstatus di bawah umur.

"Pasal yang kita pakai 340 adalah pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal 20 tahun. Tapi bagi anak harus setengahnya, dan kita tidak boleh menuntut hukuman mati atau seumur hidup," ujar Maswan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com