Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Minta Warga Tak Bermain Petasan Jelang Lebaran karena Telan Banyak Korban

Kompas.com - 12/04/2023, 20:30 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Belum lama ini ledakan petasan di Jepara dan Kebumen menelan sejumlah korban. Merespons pemberitaan itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali menegaskan agar masyarakat tidak bermain mercon.

Gubernur dua periode itu tidak ingin kejadian yang membahayakan serupa masyarakat terus menerus terulang.

Baca juga: Sempat Dirawat, Remaja Korban Ledakan Petasan di Kebumen Akhirnya Tewas

"Saya pesan kepada masyarakat, menjelang Lebaran, terutama 10 hari terakhir bulan Ramadan ini, hentikan permainan petasan," kata Ganjar, Rabu (12/4/2023).

Menurut Ganjar, masih banyak cara yang lain untuk merayakan Lebaran tanpa menyalakan petasan. Yakni dengan menggelar kegiatan meriah dan lebih bermanfaat, atau bermain permainan lain yang tidak berpotensi bahaya.

"Kita tidak perlu (bermain petasan). Kita bisa menggunakan cara yang lain yang lebih meriah," imbaunya.

Beberapa waktu lalu, Ganjar sudah mengeluarkan larangan agar masyarakat tidak memproduksi petasan selama bulan Ramadan dan lebaran tahun ini.

Larangan ini dikeluarkan setelah terjadi beberapa kasus ledakan petasan yang menimbulkan korban di sejumlah daerah di Jateng.

"Mungkin pemuka agama atau khotib bisa menyampaikan dan memberikan pemahaman kepada umat terkait keamanan dan bahaya petasan," ujarnya.

Di samping itu, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan selama Ramadan, kepolisian sudah menangkap 98 orang terkait kasus petasan.

Sejumlah kasus di Jateng disebut telah memakan korban jiwa dan luka-luka.

"Kami sudah menyita dan disposal hampir satu ton barang bukti (petasan). Ini selalu berulang. Habis Magelang, muncul Jepara, lalu muncul Kebumen. Masyarakat kita belum sadar di mana itu (bermain petasan) ada poin mengganggu ketertiban umum," tandasnya.

Baca juga: Duka Keluarga Korban Ledakan Petasan di Kebumen, Ibu: Saya Sudah Tegur Berulang Kali, tetapi...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Regional
KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com