Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Purwokerto Bisa Tukar Sampah dengan Emas di Bank Sampah Srayan Makarya

Kompas.com - 10/04/2023, 21:11 WIB
Iqbal Fahmi,
Khairina

Tim Redaksi

 

PURWOKERTO, KOMPAS.com- Tak ada yang menyangka jika sampah rumah tangga yang kita hasilkan setiap hari ternyata masih memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Bahkan, jika dikelola dengan tepat, limbah yang selama ini menjadi sumber musibah rupanya dapat disulap menjadi gelimang berkah.

Adalah Supriyanto dan Suciatin, sepasang suami istri asal Banyumas, Jawa Tengah yang berjuang memprakarsai program ajaib: ‘tukar sampah dengan emas’ di Bank Sampah Srayan Makarya.

Baca juga: Penjahit Ini Bidan Puluhan Bank Sampah di Gunungkidul

Melalui tangan dinginnya, bank sampah yang semula hanya digelar sederhana di garasi rumah itu dapat menjadi motor perubahan bagi ratusan keluarga di Kelurahan Bobosan, Kecamatan Purwokerto Utara.

Srayan Makarya, kata Suciatin, tercetus pada tahun 2018. Kala itu, terjadi wabah demam berdarah yang menjangkit sedikitnya enam warga di lingkungan RT 001 RW 002.

Kemunculan wabah ini terjadi tak lepas dari pola hidup warga yang abai terhadap kebersihan lingkungan. Banyak sampah yang dibiarkan tercecer begitu saja sehingga menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.

“Sejak terjadi wabah, kelompok dasawisma akhirnya tergerak untuk rutin kerja bakti, lalu tercetuslah ide bank sampah dengan harapan bisa mengatasi permasalahan lingkungan di sini,” kata Suciatin ketika berbincang dengan Kompas.com, Minggu (9/4/2023).

Jenama Srayan Makarya, kata Suciatin, diambil dari bahasa Jawa yang artinya bekerja bersama. Semangat kebersamaan ini yang kemudian coba ditularkan Suciatin kepada warga lain melalui media sosial (medsos).

Sekecil apapun kegiatannya, mulai dari memilah sampah di rumah, meracik kompos, hingga update buku tabungan anggota, satu-persatu dipotret dengan apik lalu diunggahnya ke berbagai platform digital.

“Dari postingan-postingan itu, warga lain akhirnya menilai jika bank sampah ini digarap serius dan mulai memberi apresiasi positif,” ujarnya.

Baca juga: Bank Sampah di Kulon Progo ini Suplai Plastik Kresek untuk Bikin Aspal

Tak hanya itu, medsos bank sampah yang ia kelola juga menjelma menjadi ‘polisi sampah’ bagi warga kampung bobosan. Setiap warga yang lingkungan rumahnya kedapatan berserakan sampah akan diunggah ke medsos lalu ditandai ke otoritas RT setempat.

“Gerakan ini kami lakukan secara kolektif dan konsisten sehingga masyakarat takut dengan sanksi sosial dan makin terikat dengan kebersihan lingkungan masing-masing,” bebernya.

Namun visi utama bank sampah, kata Suciatin, tidak berhenti pada soal menjaga kebersihan lingkungan saja. Lebih dari itu, bank sampah ada untuk merevolusi pola pikir warga akan pentingnya pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga.

Upaya merubah pola pikir ini bukanlah perkara mudah.

Tantangan persaingan harga dengan tukang rongsok keliling hingga menggugat pola kebiasaan warga membayar jasa pengangkut sampah menjadi dalih yang jamak dijumpai.

“Masyarakat cenderung mencari praktis, mereka merasa dengan membayar iuran Rp 20.000 per bulan sudah menyelesaikan masalah. Padahal faktanya, sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menumpuk di TPU dan akhirnya menimbulkan dampak ekologis bagi kita juga,” terangnya.

Untuk menjawab tantangan itu, para pengurus Srayan Makarya berpikir keras mencari sebuah terobosan. Mau tidak mau, bank sampah juga harus berubah. Pola konvensional yang selama ini dikenal harus dikemas ulang dengan cantik sebagai nilai tambah agar warga tertarik menjadi anggota.

Gayung bersambut, melalui kampanye di medsos, Srayan Makarya terhubung dengan berbagai pihak yang menawarkan kolaborasi, satu di antaranya adalah PT Pegadaian (Persero).

“Pegawai Pegadaian survei beberapa kali ke bank sampah kami, hingga pada tahun 2019 mereka memberikan dana Corporate Social Responsibility (CSR) sejumlah Rp 131.109.000 untuk membangun gedung kantor sekaligus peralatan operasional,” ujarnya.

Selain itu, Pegadaian juga menggandeng Srayan Makarya menjadi mitra program ‘Memilah Sampah Menabung Emas’. Program ini menjadi magnet kuat bagi warga setempat untuk mulai terlibat. Pasalnya, poin utama program ini adalah mengonversi uang hasil tabungan bank sampah menjadi emas sebagai invetasi para anggota.

“Program kolaborasi ini yang akhirnya menjadi daya tarik sekaligus pembeda bagi Bank Sampah Srayan Makarya. Di Banyumas Raya, cuma bank sampah kami yang bisa tukar sampah jadi tabungan emas,” terangnya.

Serupa bunga, Bank Sampah Srayan Makarya kini telah mekar sempurna. Tempat mengepul sampah yang semula hanya garasi mungil kini telah menjelma gedung terpisah, lengkap dengan segala perantinya.

Anggota yang sebelumnya tak lebih dari 50 keluarga di lingkup RT, saat ini telah berbiak menjadi 400 anggota dari penjuru kelurahan.

Polemik lingkungan yang selama ini bergelayut di bumi Bobosan sedikit demi sedikit mulai terurai. Ketika mencoba berkeliling di sekitar pemukiman, sampah plastik serupa barang langka yang sukar dijumpai.

“Sejak ada bank sampah, sudah tidak ada lagi kasus DB di lingkungan RT sini. Sampah juga sudah tidak lagi berceceran di jalanan dan selokan,” pungkasnya.

Memilah sampah menabung emas

Keberadaan Bank Sampah Srayan Makarya sangat dirasakan manfaatnya oleh para anggota. Paulina Surati adalah salah satu anggota yang turut terlibat sejak awal masa perintisan.

Motivasinya bergabung dalam gerakan bank sampah yakni ingin mendukung program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas dalam menanggulangi polemik sampah.

“Sejak ada Srayan Makarya, saya berhenti pakai jasa tukang sampah dan setiap minggu rutin setor ke bank sampah,” katanya.

Memang perlu pembiasaan bagi Paulina untuk memilah sampah sejak di dalam rumah. Setiap anggota keluarga wajib membuang sampah organik dan anorganik secara terpisah di bejana yang berbeda.

“Karena hanya skala rumah tangga jadi sampah plastiknya tidak terlalu banyak, terakhir saya cek saldonya baru sekitar 0,2 gram (emas),” katanya.

Lain cerita dengan Mudakir yang justru lebih terobsesi menabung emas sebagai upaya investasi.

Selama menjadi pengurus Srayan Makarya, Mudakir aktif menambah pundi-pundi secara mandiri di luar setoran sampah.

“Menurut saya, menabung emas itu lebih awet. Soalnya kalau menabung uang kan sewaktu-waktu gampang diambil, tapi kalau nabung emas rasanya sayang mau diambil pas harganya belum naik,” katanya.

Terang saja, Mudakir pernah merasakan durian runtuh ketika harga emas melonjak secara signifikan beberapa tahun terakhir. Bayangkan, pada tahun 2019, saat Mudakir sedang giat-giatnya menimbun saldo di rekening, harga tukar emas masih kisaran Rp 600.000. Tanpa diduga, pada tahun 2022 harga emas melonjak hingga kisaran Rp 900.000.

“Tahun 2022 ketika harga emas sedang naik, saya tarik sebagian saldo emasnya dalam bentuk uang Rp 2,3 juta untuk belikan anak sepeda,” terangnya.

Ketua Bank Sampah Srayan Makarya, Supriyanto merinci, setiap minggu, dirinya dapat menampung sekitar 25-50 kilogram sampah plastik dan kardus dengan hasil penjualan sekitar Rp 200.000.

“Saldo terakhir nasabah Bank Sampah Srayan Makarya total sudah 23,29 gram emas,” ungkapnya.

Marketing and Sales Plan Non Gadai PT Pegadaian Kantor Area Purwokerto, Adham Septia Wildan Satrio menjelaskan, teknis tabungan emas pegadaian adalah mengonversi setiap rupiah yang dalam rekening dalam bentuk saldo gram emas.

“Misal hasil setoran sampah senilai Rp 50.000, maka setoran tersebut akan dikonversikan ke harga emas pada hari tersebut, dan saldo emas pada rekening tabungan emas tersebut juga dapat diambil sewaktu-waktu sehingga fleksibel,” terangnya.

Menurut Adham, emas adalah pilihan yang tepat untuk investasi. Selain zero inflasi, harga emas cenderung naik setiap tahunnya sehingga dapat memberi nilai tambah pada nominal yang ditabungkan.

“Cara membuka tabungan emas melalui bank sampah sangat mudah, cukup mendatangi bank sampah binaan Pegadaian di daerah masing-masing dengan membawa KTP dan uang atau sampah untuk dikonversikan ke dalam saldo rekening,” ujarnya.

Saat ini, lanjut Adham, Pegadaian aktif menyosialisasikan investasi sejak dini kepada generasi millenial melalui tabungan emas.

“Kami memiliki aplikasi Pegadaian Digital Services (PDS) yang bisa digunakan untuk membuka tabungan emas, beli (top up tabungan emas), jual, transfer, cetak emas dan pengajuan kartu emas,” jelasnya.

600 ton sampah sehari

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas, Junaedi mengungkapkan, setiap harinya ada sekitar 600 ton timbunan sampah yang dihasilkan oleh seluruh warga Kota Mendoan. Jumlah ini terdiri dari 550 ton limbah rumah tangga dan 50 ton limbah industri seperti perhotelan, restoran, dan pariwisata.

Pemkab Banyumas sendiri sebenarnya telah memiliki mekanisme pengolahan sampah yang cukup sistematis. Sampah organik yang telah dipisah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) dan Tempat Pembuangan Akhir Berbasis Lingkungan dan Edukasi (TPA-BLE) dicacah menjadi bubur sampah untuk pakan ulat maggot.

“Kami bisa memproduksi 3,5 ton maggot dalam sehari dengan harga jual Rp 5000 per kilogram,” katanya.

Sementara sampah anorganik, lanjut Junaedi, akan dipilah menjadi tiga klaster. Sampah bernilai tinggi seperti botol plastik, besi dan kertas dijual sebagai rongsok. Sedangkan sampah bernilai sedang akan diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF).

“RDF ini kami jual ke industri sebagai bahan bakar alternatif pengganti batubara. Rata-rata Banyumas bisa produksi 24 ton RDF per hari dengan kisaran harga Rp 375 ribu per ton,” ujarnya.

Selain itu, untuk sampah bernilai rendah, Pusat Daur Ulang (PDU) akan mengolahnya menjadi paving blok yang memiliki kualitas unggul dan dipasarkan dengan harga kopetitif.

“Dari total sampah yang masuk ke unit pelaksana teknis itu, 85 persen sudah berhasil diolah dan 15 persen sampah residu seperti pembalut, bahan kain, dan styrofoam akan dibakar habis,” terangnya.

Riak jadi gelombang

Jika dibandingkan dengan gunungan sampah 600 ton, tentu jumlah limbah yang dikelola oleh Bank Sampah Srayan Makarya serupa ‘riak kecil di tengah samudera’.

Namun, substansi bank sampah bukan soal berapa kapasitas tampungnya, melainkan bagaimana menanamkan kesadaran memilah dan mengolah sampah sampai di tiap-tiap bilik rumah.

“Pada prinsipnya, bank sampah itu sarana edukasi pada masyarakat untuk membangun kesadaran memilah sampah dari rumah,” kata Suciatin.

Ibu dua anak ini menerangkan, bank sampah hanya menampung sampah anorganik yang bernilai tinggi untuk dijual kembali pada pengepul rongsok. Sementara sampah yang bernilai rendah seperti sedotan dan bungkus kopi sachet akan didaur ulang menjadi beragam kerajinan seperti tas rajut, dompet, sampai hiasan dekorasi.

“Tas hasil kerajinan ini tentu tidak sekali pakai, harapannya bisa mengurangi penggunaan kantong plastik yang sekali pakai itu,” ujarnya.

Untuk sampah organik, Srayan Makarya bekerjasama dengan perguruan tinggi agar memberikan pelataihan kepada anggota. Teknik pengolahan biopori, kompos dengan alat cacah dan cairan fermentasi agar cepat busuk dan tidak bau hingga membuat ekoenzim.

“Kami juga punya produk unggulan batik ecoprint, yakni teknik mencetak motif dari bahan-bahan alami yang ada di lingkungan sekitar seperti daun jati, mangga, lanang, kenikir, ecaliptus, jarak dan motif pendukung lain,” katanya.

Dengan segala kesibukan yang telah dilakukan, Suaciatin masih terus berupaya menularkan upaya baik ini di forum-forum pertemuan ibu PKK, organisasi mahasiswa hingga ke acara karangtaruna.

Dia yakin, cara tersebut dapat membuat upaya baik yang ia pegang teguh selama ini akan terus menular ke banyak hati. Jika sudah demikian, riak kecil yang hampir tak nampak itu lambat laun dapat menjelma sebagai gelombang.

Bank sampah adalah gerakan edukasi. Jikapun ada provit yang didapat, itu hanya sebuah bonus. Karena kemenangan terbesar atas perang terhadap sampah adalah lingkungan yang sehat demi keberlangsungan hidup generasi nanti,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

8 Orang di Dompu Dilarikan ke Puskesmas Usai Digigit Anjing Diduga Rabies

8 Orang di Dompu Dilarikan ke Puskesmas Usai Digigit Anjing Diduga Rabies

Regional
Kapal Terbakar dan Terdampar di Wakatobi, Polisi: Kami Sudah Menghubungi Owner-nya

Kapal Terbakar dan Terdampar di Wakatobi, Polisi: Kami Sudah Menghubungi Owner-nya

Regional
Daftar 50 Caleg DPRD Kabupaten Serang Terpilih, KPU: Wajib Lapor Harta Kekayaan Sebelum Dilantik

Daftar 50 Caleg DPRD Kabupaten Serang Terpilih, KPU: Wajib Lapor Harta Kekayaan Sebelum Dilantik

Regional
Siswa SMP di Aceh Curi Sepeda Motor Polisi, 'Sparepart' Dibongkar lalu Dijual

Siswa SMP di Aceh Curi Sepeda Motor Polisi, "Sparepart" Dibongkar lalu Dijual

Regional
Presiden Jokowi Cek Harga Sembako Saat Kunjungi Pasar Seketeng Sumbawa

Presiden Jokowi Cek Harga Sembako Saat Kunjungi Pasar Seketeng Sumbawa

Regional
Copot Pegawai yang Terlibat Perdagangan Satwa Ilegal di Kalimantan, Bea Cukai: Ini Tidak Terkait Instansi

Copot Pegawai yang Terlibat Perdagangan Satwa Ilegal di Kalimantan, Bea Cukai: Ini Tidak Terkait Instansi

Regional
Janjikan Rp 200.000 ke Pemilih, Caleg di Dumai Divonis 8 Bulan Penjara

Janjikan Rp 200.000 ke Pemilih, Caleg di Dumai Divonis 8 Bulan Penjara

Regional
Sah! Ini Daftar Nama Anggota DPRD Kabupaten Purworejo 2024-2029

Sah! Ini Daftar Nama Anggota DPRD Kabupaten Purworejo 2024-2029

Regional
Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Regional
Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Regional
Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Regional
2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

Regional
Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Regional
Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Regional
Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com