Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulyadi Asal Palembang Diduga Tewas Dibunuh Dukun Banjarnegara, Sempat "Share Location" Rumah Mbah Slamet

Kompas.com - 05/04/2023, 15:15 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Mulyadi (46), warga Kota Palembang, Sumatera Selatan, diduga menjadi salah satu korban pembunuhan dukun pengganda uang, Tohari (45) alias Mbah Slamet.

Sebelum dilaporkan hilang pada Oktober 2021, Mulyadi sempat share location rumah Mbah Slamet melalui WhatsApp ke adiknya, Hidayat (33).

Menurut Hidayat, keluarga sempat melacak keberadaan Mulyadi sesuai dengan lokasi terakhir yang dikirim.

Dari share location, diketahui posisi terakhir Mulyadi berada di rumah Mbah Slamet di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

"Bulan Oktober 2021 pergi, setelah sampai sini (mengirim) WhatasApp saya, share location. Seminggu dari situ kemudian hilang," ujar Hidayat, usai pemakaman korban dukun pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Selasa (4/4/2023).

Baca juga: Sadisnya Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara, Mengaku Bisa Gandakan Uang, Saat Ditagih Korban Malah Dibunuh

Keluarga pun sempat melacak lokasi terakhir Mulyadi. Selain itu, Hidayat juga beberapa kali menemui Mbah Slamet.

Namun keberadaan sang kakak tak kunjung ditemukan.

"Saya sudah laporan polisi, sudah ketemu Pak Tohari (Mbah Slamet), cuma kabur-kabur terus. Pernah ketemu di Polsek, dia bawa pengacara, mengelak terus," kata Hidayat.

Hidayat bercerita kakaknya adalah seorang kontraktor perumahan. Sang kakak mengenal Mbah Slamet setelah dikenalkan oleh seseorang.

Menurut Hidayat, kakaknya sudah dua kali mengunjungi Mbah Slamet. Namun setelah pertemuan kedua, Mulyadi tak pernah kembali ke rumah.

Baca juga: Polisi Ungkap Peran Tangan Kanan Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara

Hidayat meyakini, satu di antara sembilan mayat yang belum teridentifikasi merupakan kakaknya.

Namun, untuk memastikannya harus menunggu tes DNA.

"Untuk saat ini keterangan dari pelaku memang Pak Mul (Mulyadi) yang jadi korban. Tapi untuk tes DNA belum tahu, masih menunggu anaknya dari Palembang," ujar Hidayat.

Mobil korban juga hilang

Pemakaman korban pembunuhan dukun pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanyasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (4/4/2023) sore. KOMPAS.com/FADLAN MUKHTAR ZAIN Pemakaman korban pembunuhan dukun pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanyasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (4/4/2023) sore.
Hidayat menuturukan, sebelum hilang Mulyadi sempat mengajaknya pergi bersama menemui Mbah Slamet.

"Selama ini Pak Mul sama saya terus, karena kerja bareng. Sempat ngajak ke sini, tapi karena ada kegiatan di Palembang saya tidak ikut," ungkap Hidayat.

Menurutnya, pihak keluarga sudah berulang kali mengingatkan Mulyadi agar tak percaya pada dukun pengganda uang.

Namun diduga karena bingung memiliki banyak utang, Mulyadi memilih menyerahkan sejumlah uang untuk digandakan oleh Mbah Slamet.

"Sering mengingatkan supaya jangan percaya hal-hal kayak gitu, karena itu mustahil. Mungkin karena terjerat utang, jadi mungkin pikiran ke mana-mana," kata Hidayat.

Baca juga: Ritual Maut Dukun Pengganda Uang Banjarnegara, Korban Tenggak Racun Potasium Dicampur Obat Penenang

Saat bertemu terakhir kali dengan Mbah Slamet, Mulyadi membawa sebuah mobil. Hingga kini, mobil tersebut raib bersamaan dengan hilangnya Mulyadi.

"Waktu itu (menemui Mbah Slamet) bawa mobil Innova, hilang, sampai sekarang tidak bisa dilacak. Kalau uang kurang paham," ungkap Hidayat.

Sementara itu sembilan korban pembunuhan Mulyadi yang terdiri dari enam jenazah laki-laki dan tiga perempuan sudah dimakamkan di Desa Balum Kecamatan Wanyasa pada Selasa (4/4/2023) sore.

Dikubur bersama kekasihnya

Tersangka Tohirin (45) alias Mbah Slamet dibawa ke lokasi penemuan mayat diDesa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (4/4/2023) petang. FADLAN MUKHTAR ZAIN Tersangka Tohirin (45) alias Mbah Slamet dibawa ke lokasi penemuan mayat diDesa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (4/4/2023) petang.
Polisi mengatakan dari 12 mayat, baru dua yang teridentifikasi. Mereka adalah Paryanto warga Sukabumi dan Mulyadi asal Palembang.

Sementara sembilan mayat lain belum teridentifikasi.

Paryanto merupakan korban terakhir yang pada gilirannya mengungkap kasus pembunuhan berantai ini.

Sebelum minum racun dari Mbah Slamet, ia sempat WA anaknya, mengabarkan lokasi ia berada. Dari pesan tersebut, kasus pembunuhan oleh dukun pengganda uang itu pun terungkap.

"Ada sepasang kekasih asal Palembang atas nama Mulyadi dan pacarnya dikubur di liang yang sama," ujar Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi di kantornya, Kota Semarang pada Rabu (5/4/2023).

Baca juga: Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang yang Bunuh Belasan Orang Terancam Hukuman Mati

Para korban lainnya dipendam oleh tersangka dibagi ke dalam beberapa liang.

Menurut pengakuan tersangka, korban Paryanto (53) asal Sukabumi dikubur di liang nomor 1. Satu warga asal Gunung Kidul laki-laki dikubur di liang nomor 2.

Dua warga Tasikmalaya laki-laki dan perempuan dikubur di liang nomor 3. Dua warga Jakarta laki-laki dan perempuan dikubur liang nomor 4.

Dua warga Palembang atas nama saudara Mulyadi dikubur liang sama bersama kekasihnya di liang nomor 5. Dua warga Jogja dikubur di liang sama di liang nomor 6.

"Tiap dua jenazah Dikubur di lima liang berbeda. Sisanya ada di tiap satu liang," imbuh Kapolda.

Dua belas jasad tersebut telah diperiksa oleh tim forensik Polda Jateng.

Baca juga: Korban Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Dikubur Sepasang Laki-laki dan Perempuan, Ini Penjelasan Polisi

Polisi sejauh ini hanya mendeteksi sembilan mayat yakni enam laki-laki umur 40-50 tahun dan tiga perempuan umur 25-35 tahun.

"Di masing-masing liang didapati botol Aqua. Secara medis mati lemas tidak ada unsur kekerasan," terang Kapolda.

Ia meminta kepada masyarakat yang merasa kehilangan keluarga supaya menghubungi polisi terutama dari daerah yang disebut tersangka.

"Tidak harus di Banjarnegara, bisa di polres wilayah kami, nanti untuk dilakukan pengambilan data antemortem," paparnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Fadlan Mukhtar Zain | Editor : Robertus Belarminus), Tribun Jateng

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Dipaksa Cerai, Pria di Banyuasin Aniaya Kedua Mertua

Diduga Dipaksa Cerai, Pria di Banyuasin Aniaya Kedua Mertua

Regional
Pemuda di Tarakan Dianiaya hingga Tewas, Polisi Tetapkan Satu Tersangka

Pemuda di Tarakan Dianiaya hingga Tewas, Polisi Tetapkan Satu Tersangka

Regional
Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo, Pengungsian Dibuka 3 Hari

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo, Pengungsian Dibuka 3 Hari

Regional
Dampak Banjir Lahar di Sumbar, 450 Hektar Lahan Pertanian Alami Puso

Dampak Banjir Lahar di Sumbar, 450 Hektar Lahan Pertanian Alami Puso

Regional
Berkomitmen pada Zakat, Danny Pomanto Dinobatkan Jadi Duta Zakat Indonesia

Berkomitmen pada Zakat, Danny Pomanto Dinobatkan Jadi Duta Zakat Indonesia

Regional
Kronologi Ibu-ibu Tampar Anggota Polisi di Makassar, Tak Terima Lapaknya Ditertibkan

Kronologi Ibu-ibu Tampar Anggota Polisi di Makassar, Tak Terima Lapaknya Ditertibkan

Regional
Kembalikan Formulir Pilkada ke PDI-P, Wali Kota Semarang Sebut Kriteria Pasangannya

Kembalikan Formulir Pilkada ke PDI-P, Wali Kota Semarang Sebut Kriteria Pasangannya

Regional
Puncak Kemarau di Jateng Diprediksi Juli dan Agustus 2024, Waspada Cuaca Ekstrem

Puncak Kemarau di Jateng Diprediksi Juli dan Agustus 2024, Waspada Cuaca Ekstrem

Regional
Siswa SD Hilang pada Banjir Sumbar, Korban Sempat Tulis Puisi tentang Hutan

Siswa SD Hilang pada Banjir Sumbar, Korban Sempat Tulis Puisi tentang Hutan

Regional
Wakil Wali Kota Teguh Prakosa Daftar Jadi Bakal Cawalkot Solo di PDI-P

Wakil Wali Kota Teguh Prakosa Daftar Jadi Bakal Cawalkot Solo di PDI-P

Regional
Dampak Banjir Bandang Mahakam Ulu, Belum Ada Listrik Menyala di Ujoh Bilang

Dampak Banjir Bandang Mahakam Ulu, Belum Ada Listrik Menyala di Ujoh Bilang

Regional
Bawa Hasil Bumi dan Barongsai, Wali Kota Semarang Kembalikan Formulir Pendaftaran Pilkada ke PDI-P

Bawa Hasil Bumi dan Barongsai, Wali Kota Semarang Kembalikan Formulir Pendaftaran Pilkada ke PDI-P

Regional
Kronologi Ayah Banting Bayinya hingga Tewas di Empat Lawang, Ternyata Sering Lakukan KDRT

Kronologi Ayah Banting Bayinya hingga Tewas di Empat Lawang, Ternyata Sering Lakukan KDRT

Regional
Pesan Pj Bupati Flores Timur di Akhir Masa Jabatan, Minta ASN Jaga Loyalitas

Pesan Pj Bupati Flores Timur di Akhir Masa Jabatan, Minta ASN Jaga Loyalitas

Regional
Simpang Joglo Solo Ditutup Total mulai 21 Mei 2024, Catat Pengalihan Arusnya

Simpang Joglo Solo Ditutup Total mulai 21 Mei 2024, Catat Pengalihan Arusnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com