Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revitalisasi Tahap Dua Solo Safari Segera Dimulai, Gibran Pastikan Tak Ganggu Pengunjung

Kompas.com - 08/03/2023, 15:27 WIB
Labib Zamani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Revitalisasi tahap kedua kebun binatang Solo Safari di Solo, Jawa Tengah, segera dimulai. Revitalisasi tahap dua meliputi pembuatan aviary (kandang burung), penambahan koleksi satwa, dan food court.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menargetkan revitalisasi tahap dua rampung sebelum akhir tahun 2023.

Putra sulung Presiden Jokowi tak menyebutkan berapa dana yang dibutuhkan untuk revitalisasi tahap dua. Sumber dana berasal dari corporate social responsibility (CSR) dan Taman Safari Indonesia.

"Sumbernya (dana) CSR, Taman Safari juga bantu penambahan dana," kata Gibran di Solo, Jawa Tengah, Rabu (8/3/2023).

Baca juga: Harga Makanan di Makunde Resto Solo Safari Dikeluhkan Mahal, Gibran Siapkan Food Court

Suami Selvi Ananda menjamin revitalisasi tahap dua Solo Safari tidak akan mengganggu aktivitas pengunjung.

"Pokoknya tidak akan mengganggu pengunjung ya. Soalnya di sana (revitalisasi tahap dua). Insya Allah tidak terganggu," ungkap Gibran.

Meski tak menyebut secara rinci berapa pengunjung yang datang ke Solo Safari pasca-revitalisasi tahap pertama, kata Gibran sudah melebihi target.

"Sudah, sudah sesuai (target pengunjung). Di atas target malah," ucap dia.

Sebelumnya, revitalisasi tahap pertama Solo Safari rampung pada Jumat, 27 Januari 2023 dengan ditandai soft opening kebun binatang terbesar di Solo tersebut.

Harga tiket masuk terbagi dua kategori. Hari biasa harga tiket masuk Solo Safari Rp 45.000 per orang (dewasa) dan Rp 30.000 untuk anak-anak usia tiga hingga enam tahun.

Kemudian harga tiket masuk akhir pekan dan hari libur nasional Rp 60.000 (dewasa), dan Rp 45.000 untuk anak-anak usia tiga hingga enam tahun. Sedangkan balita usia 0 sampai 24 bulan gratis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Regional
Bukan Fenomena 'Heat Wave', BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Bukan Fenomena "Heat Wave", BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Regional
301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com