Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Belum Tangkap Guru P3K Cabuli Remaja hingga Hamil di Wonogiri, Ini Alasannya

Kompas.com - 06/03/2023, 19:37 WIB
Muhlis Al Alawi,
Khairina

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com-Aparat Satreskrim Polres Wonogiri belum menangkap guru P3K asal Tirtomoyo berinisial K yang tega mencabuli seorang remaja berumur 14 tahun asal Kecamatan Kismantoro hingga hamil.

Polisi berdalih saat ini masih fokus memeriksa remaja itu sebagai saksi korban lantaran baru mau diperiksa

Kapolres Wonogiri AKBP Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah menyatakan, penyidik baru memproses pemeriksaan kepada korban.

"Beberapa hari yang lalu belum mau dilakukan pemeriksaan. Saat ini baru proses pemeriksaan," kata Amirullah.

Baca juga: Guru P3K Perkosa Remaja hingga Hamil, Bupati Wonogiri Jengkel, Sebut Kelakuan Pelaku bak Hewan Luwak

Untuk kejelasan pemeriksaan, Andi meminta Kompas.com menghubungi langsung Kasat Reskrim AKP Supardi.

Terpisah, Kasat Reskrim AKP Supardi menyatakan saat ini penyidik masih memeriksa korban. Untuk itu polisi belum menangkap guru P3K tersebut.

"Belum kami amankan (tangkap guru P3K). Korbannya saja baru dimintai keterangan," jelas Supardi.

Baca juga: Anjal Tertangkap Basah Perkosa Anak Berkebutuhan Khusus di Pekanbaru

Menurut Supardi untuk sementara proses hukum terhadap guru P3K terkait tuduhan percabulan hingga menyebabkan korban hamil.

Menyoal guru P3K dijerat dengan tuduhan pidana perdagangan manusia karena mempekerjakan korban yang masih dibawah umur di karaoke, Supardi mengatakan penyidik fokus penyelidikan kasus percabulannya terlebih dahulu.

Bila dalam penyelidikan ditemukan fakta lain tidak tertutup kemungkinan dijerat dengan pidana lain.

"Kami pendalaman terhadap kasus percabulannya dulu. Nanti kalau keterangan lain maka akan dikembangkan," kata Supardi.

Informasin yang dihimpun Kompas.com, sebelum hamil, korban sempat dipekerjakan di tempat karaoke di Kabupaten Wonogiri selama satu bulanan.

Sebenarnya korban seharusnya menerima gaji sebagai LC sebesar Rp 1,2 juta. Namun korban hanya menerima Rp 100.000

Tak hanya itu, korban pun sempat tinggal bersama dengan guru P3K itu di sebuah rumah kontrakan. Korban mau tinggal di rumah kontrakan lantaran ditawari pekerjaan oleh guru tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Bupati Wonogiri Joko Sutopo geram dengan ulah seorang guru P3K di Kecamatan Tirtomoyo, yang tega memerkosa seorang remaja hingga akhirnya hamil.

Jengkel dengan ulah guru itu, pria yang akrab disapa Jekek ini menyebut apa yang dilakukan guru P3K itu bak hewan luwak.

“Ini bentuk keprihatinan. Dan bukan sesuatu yang harus kami tutup-tutupi. Malah kami angkat sebagai fenomena baru yang kami simbolisasi para luwak-luwak itu. Ini memprihatinkan mereka guru kok malah melakukan seperti ini,” ujar Jekek kepada Kompas.com, Jumat (3/3/2023).

Luwak, atau garangan dalam bahasa Jawa, dinegasikan sebagai sosok pria yang doyan main perempuan tanpa memandang umur dan statusnya.

Jekek menuturkan, remaja yang menjadi korban guru P3K itu berstatus pelajar berusia 14 tahun. Kasus itu pun sudah dilaporkan ke aparat kepolisian. Tak hanya itu, guru P3K sementara diproses untuk pemecatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Regional
Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com