Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Mahasiswi Hamil 3 Bulan Tewas di Wisma, Hendak Gugurkan Janin hingga Berkali-kali Diberi Nanas Muda oleh Pacar

Kompas.com - 14/02/2023, 14:37 WIB
Riska Farasonalia

Editor

KOMPAS.com - MF (21), seorang perempuan yang tengah hamil tiga bulan ditemukan tak bernyawa di dalam kamar sebuah wisma di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Saat ditemukan tewas, korban dalam kondisi telentang dengan kedua kaki mengangkang dan mengenakan baju daster warna pink motif hitam.

Selain itu, korban juga memakai pampers orang dewasa yang sudah dipenuhi darah.

Dari pemeriksaan polisi, mahasiswi di sebuah perguruan tinggi itu diduga tewas usai memakan nanas muda yang diberikan pacarnya, IR untuk menggugurkan janin dalam kandungan.

Baca juga: Mahasiswi di Kolaka Tewas Setelah Makan Nanas Muda, Diduga Melakukan Aborsi

Awal mula kejadian

Korban pertama kali ditemukan oleh rekannya berinisial WD di dalam kamar wisma di Jalan TMD Kelurahan Tahoa, Kecamatan Kolaka pada Senin (13/2/2023) pagi.

WD melihat korban dengan kondisi mata sudah tertutup dan badannya tidak bergerak di atas kasur.

Lantas, WD meminta tolong ke warga di sekitar lokasi.

Seorang warga yang berprofesi sebagai tukang kemudian melihat korban dari pintu bahwa korban dalam keadaan sudah meninggal dunia.

Kapolres Kolaka AKBP Resza Ramadiansyah korban pertama kali ditemukan oleh WD di dalam kamar di wisma tersebut.

"Korban dalam kondisi kedua kaki mengangkang dan menggunakan baju daster warna pink motif hitam, serta korban menggunakan pampers orang dewasa yang sudah dipenuhi darah,” ujar dia.

Selanjutnya, polisi langsung mendatangi TKP dan korban dibawa ke Rumah Sakit SMS Berjaya untuk dilakukan visum.

Gugurkan kandungan

Berdasarkan keterangan saksi yang diperiksa polisi, diketahui korban tengah hamil tiga bulan lalu.

Korban merupakan warga kecamatan Wundulako, Kabupaten Kolaka,

Polisi menduga kematian korban karena telah mengonsumsi nanas muda yang berikan oleh pacarnya sendiri inisial IR.

Sebab, seminggu yang lalu, pacar korban telah memberikan nanas muda kepada korban untuk menggugurkan kandungannya.

“Dan itu dilakukan pacar korban sudah beberapa kali, dengan tujuan percobaan menggugurkan janin dalam kandungan MF," terang dia.

Baca juga: Lakukan Aborsi di Kamar Hotel, Perempuan Muda Meninggal Dunia

Terduga pelaku pacar korban

Awalnya, pada Minggu (12/2/2023) pukul 08.00 Wita, korban merasa kesakitan dan mengalami pendarahan.

Kemudian, pacar korban bersama seorang temannya berinisial HR membawa korban ke wisma tersebut pada sore hari.

Lalu, pagi tadi korban ditinggal sendiri oleh pacarnya di wisma itu.

Polisi masih mendalami adanya kemungkinan lain terkait penyebab kematian korban.

"Penyebab meninggalnya korban masih kami dalami, apakah karena nenas muda tadi atau penyebab lain. Kami masih dalami peran masing-masing, dan kami duga pelaku masih satu orang yakni pacarnya korban," ujar dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati | Editor Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aniaya Siswa SMP di Kupang, 2 Pria Ditangkap Polisi

Aniaya Siswa SMP di Kupang, 2 Pria Ditangkap Polisi

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Gempa M 5,2 Lombok Barat, Warga Kaget Dengar Suara Gemuruh

Gempa M 5,2 Lombok Barat, Warga Kaget Dengar Suara Gemuruh

Regional
[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

Regional
Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Regional
Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com