Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Garuda Pontianak yang Bakal Dibangun Tanpa APBD Diklaim Bisa Tingkatkan Pendapatan Daerah

Kompas.com - 10/02/2023, 13:34 WIB
Hendra Cipta,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com – Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Edi Rusdi Kamtono mengeklaim rencana pembangunan Jembatan Garuda tanpa menggunakan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) karena menggandeng investor swasta, bakal maeningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Menurut Edi, Jembatan Garuda ini bakal mencerminkan kemajuan Kota Pontianak modern dengan desain yang spektakuler.

Baca juga: Pemkot Pontianak Wacanakan Bangun Jembatan Senilai Rp 1 Triliun Tanpa APBD

"Pada akhirnya, kita harap keberadaan jembatan ini memberikan peningkatan pendapatan asli daerah," kata Edi dalam keterangan tertulis, Jumat (10/2/2023).

Edi mengaku, pembangunan Jembatan Garuda bakal menelan biaya yang tidak sedikit. Maka tidak bisa menggunakan APBD sehingga menggandeng investor lewat kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).

“Bangun jembatan butuh dana yang besar, sementara ketersediaan APBD sangat terbatas. Oleh sebab itu kami coba gandeng investor,” ucap Edi.

Edi berharap kehadiran jembatan ini nantinya bisa mengatasi persoalan transportasi dan kemacetan di Kecamatan Pontianak Selatan dan Kecamatan Pontianak Utara.

"Tujuannya untuk akses mobilitas masyarakat dari Pontianak Kota ke Pontianak Utara menjadi lancar,” ungkap Edi.

Edi menyebut, saat ini rencana pembangunan Jembatan Garuda masih dalam proses menunggu persetujuan Kementerian PUPR. Apabila sudah mendapat lampu hijau, dilanjutkan tahapan penyusunan draft perencanaan.

Sebagai informasi, wacana pembangunan Jembatan Garuda diprakarsai PT Kapuas Berkah Illahi yang bekerja sama dengan China State Construction Overseas Development Shanghai.

Jembatan Garuda ini nantinya akan berbayar. Dengan skema tarif yang diusulkan berdasarkan survei, yakni sepeda motor Rp 5.000, mobil Rp 30.000, dan truk trailer Rp 40.000.

Jembatan ini diyakini memangkas waktu tempuh, dari biasanya, dengan menggunakan kapal feri mencapai waktu 1-2 jam, kini hanya 5-15 menit.

Baca juga: Sempat Lumpuh akibat Jembatan Ambruk, Akses Transportasi Darat di Seram Bagian Barat Kembali Normal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com