Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyakita Langka, Polda Jateng Tangkap 2 Terduga Pelaku Penimbunan

Kompas.com - 08/02/2023, 14:30 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Dua pelaku yang diduga sebagai penimbun Minyakita di Wilayah Semarang telah diamankan Polda Jawa Tengah (Jateng).

Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy mengatakan, sampai saat ini Satgas Pangan masih melakukan penyelidikan terkait kelangkaan Minyakita.

"Mungkin ada satu, dua tapi kita belum menyentuh ke atas," jelasnya saat ditanya pelaku penimbunan yang telah ditangkap, Rabu (8/2/2023).

Dia menjelaskan, sampai saat ini satgas pangan sudah melakukan beberapa langkah seperti pengawasan ke lapangan yang dilakukan setiap hari.

"Ini kegiatan pengawas terhadap langkanya minyak," ujar Iqbal.

Baca juga: Minyakita Menghilang dari Pasar Beringharjo Yogyakarta Sejak Januari

Adapun pelaku yang sudah diamankan masih skala kecil. Sampai saat ini tim gabungan satgas pangan masih melakukan penyelidikan lanjutan.

"Nanti akan kita sampaikan, sekarang masih menyentuh orang yang ngangsu belum yang atas," ucapnya.

Sebelumnya, Kabid Pengembangan Perdagangan dan Stabilitas Harga Dinas Perdagangan Kota Semarang, Sugeng Dilianto membenarkan kelangkaan MinyakKita di Kota Semarang.

"Memang dari pusat belum ada kuota lagi," jelasnya saat dikonfirmasi.

Sampai saat ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jateng agar segera melapor ke pemerintah pusat soal pendistribusian Minyakita.

"Kita sedang kordinasi soal kelangkaan ini," ujar dia.

Dia menjelaskan, kelangkaan Minyakita sudah terjadi sejak tiga minggu yang lalu. Kelangkaan tersebut yampir hampir merata di seluruh pasar tradisional Kota Semarang.

"Kelangkaan sudah langka sejak tiga minggu," imbuh Sugeng.

Menurutnya, kelangkaan Minyakita disebabkan karena harganya yang murah jika dibandingkan dengan jenis minyak-minyak yang lain.

"Harga murah itu bisa jadi sebab kenapa Minyakita jadi cepat habis," paparnya.

Penjual minyak di Pasar Karangayu Semarang, Saidah mengatakan, selain langka harga Minyakita juga cukup mahal jika dibandingkan dengan jenis minyak lain.

"Minyakita harganya sampai Rp 15.000 di sini. Kadang juga lebih," jelasnya saat ditemui di tokonya.

Karena mahal dan langka, saat ini dia hanya menjual minyak merek Tawon dan minyak curah yang harganya lebih murah jika dibandingkan dengan Minyakita.

Baca juga: Sidak Kebutuhan Pokok di Pasar Srago, Bupati Klaten Sebut Ada Kenaikan Harga dan MinyaKita Mulai Langka

"Kalau minyak Tawon harganya Rp 14.000 kalau minyak curah lebih murah lagi," kata dia.

Menurutnya, kelangkaan Minyakita sudah terjadi sejak satu bulan yang lalu. Sampai saat ini dia tak mengetahui apa yang menyebabkan Minyakita itu mahal dan langka.

"Naluri pedagang akhirnya kita hanya beli dan menjual yang miring harganya," ujar Saidah.

Hal yang sama dikatakan Sartini, penjual minyak di Pasar Peterongan Semarang. Minyakita sudah mulai langka sejak satu minggu yang lalu.

"Sudah satu minggu ini tak ada," imbuh dia.

Menurutnya, meski MinyakKita tersedia, harganya berbeda dari harga yang dipatok oleh pemerintah sesuai harga ekonomis tertinggi (HET).

"Dari sana harganya Rp 13.500 jualnya Rp 15.000, kalaupun ada harganya tinggi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Regional
Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Regional
KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

Regional
Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Regional
Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Regional
Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Regional
Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Regional
Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Regional
Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Regional
Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Regional
Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Regional
7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com