BANYUWANGI, KOMPAS.com - Identitas mayat perempuan yang ditemukan warga di Sungai Setail, Desa Wringinpitu, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, akhirnya terungkap.
Korban adalah S (56) warga Desa Kebaman, Kecamatan Srono, Banyuwangi. Jati diri korban terungkap setelah pihak keluarga menghubungi polisi.
Kapolsek Tegaldlimo Iptu Lita Kurniawan membenarkan identitas mayat perempuan yang ditemukan di Sungai Setail itu telah diketahui.
"Tadi malam dini hari korban telah diidentifikasi, alamat yang dikantongi identik. Tadi, korban sudah kami serahkan kepada keluarga," ujar Lita, Sabtu (21/1/2023).
Baca juga: Mayat Perempuan Berambut Pendek Tanpa Identitas Ditemukan di Sungai Setail Banyuwangi
Lita menuturkan, korban telah dilakukan otopsi oleh tenaga forensik di RSUD Blambangan Banyuwangi.
"Jadi, identitas korban telah diidentifikasi, sudah dilakukan otopsi, jenazah juga telah diserahkan ke keluarga. Sementara untuk penyebab kematian korban masih kami selidiki," terang Lita.
Pihak rumah sakit menyebutkan, hasil otopsi ditemukan ada bekas semacam tali pada leher korban.
"Kami menemukan adanya jejas, itu seperti bekas tali pada daerah leher yang melingkar dari kiri ke kanan," kata Dokter Instalasi Kamar Jenazah RSUD Blambangan, Solakhudin, Minggu (22/1/2023).
Hasil pemeriksaan medis juga menunjukkan terdapat warna ungu kehitaman pada kulit kepala korban. Itu menunjukkan korban kekurangan oksigen.
"Sehingga meninggalnya korban ini, kemungkinan besar karena kekurangan oksigen akibat sumbatan pada daerah leher," ungkap dia.
Tak hanya itu, tim medis juga menemukan ada beberapa luka memar pada tubuh korban, seperti luka di pelipis kepala.
Baca juga: Rayuan Guru SD di Banyuwangi Sebelum Cabuli Sejumlah Muridnya: Mau Pintar Apa Enggak?
Pihak RSUD Blambangan menyebut, luka itu kemungkinan disebabkan oleh benturan pada saat hanyut di sungai Setail.
"Karena korban ini hanyut di kali, sehingga tidak menutup kemungkinan benturan dengan batu," ujarnya.
Selain itu, hasil otopsi juga menyebut jika korban tidak hamil, seperti informasi yang beredar sebelumnya.
Disebutkan, perut korban yang buncit tersebut dikarenakan pembusukan gas hidrogen sulfida (H2S), yang umumnya terjadi pada jasad manusia.
"Pada waktu kami buka yang keluar adalah gas udara, pembusukan H2S. Ukuran dari rahim juga dalam kondisi normal. Jadi tidak hamil, apalagi usianya sudah 56 tahun," tutur Solakhudin.
Tim medis memprediksi, perempuan berambut ikal pendek itu sudah meninggal dunia sejak tiga hari terakhir.
"Kalau saya hitung mulai hari ini pada waktu saya membuka. Maka dengan sudah mulai terjadinya gas pembusukan, kurang lebih 3 hari," terang dia.
Baca juga: Kepsek di Banyuwangi yang Cabuli Muridnya Sering Dapat Kiriman Video Porno dari Teman
Sementara itu keponakan korban, Ika Desmayanti (31) bercerita, awalnya mengetahui kabar tersebut melalui media sosial. Saat itu dia sempat mengenali korban dari foto yang beredar.
"Semalam itu saya lihat di sosmed, ada foto penemuan mayat, sepertinya kok mirip saudara saya. Akhirnya tak cocokin, ternyata benar," kata Ika, Sabtu (21/1/2023).
Dari situ, Ika kemudian menghubungi pihak keluarga lain, termasuk anak-anak korban. Dan berkoordinasi dengan polisi untuk ke RSUD Blambangan.
Ika menuturkan, korban S telah meninggalkan rumah sejak Rabu (18/1/2023) lalu. Ika maupun keluarga lain mengaku tidak mengetahui S pergi ke mana.
"Yang jelas hari Rabu sudah tidak ada di rumah. Sementara pamit ke mana yang tahu itu menantunya. Karena anak-anaknya juga ada di Jember," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.