Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku Tim Lapangan, Oknum Penarik Pungli Program Sertifikat Tanah Gratis PTSL di Semarang

Kompas.com - 19/01/2023, 21:31 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com-Belum lama ini, Koalisi LSM Bersatu melaporkan dugaan pungli dalam program sertifikat tanah gratis atau Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Sendangguwo dan Tandang, Kota Semarang.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPMK) Agus Wiharto mengatakan oknum yang menunggangi program nasional itu mengaku bertugas sebagai tim lapangan kepada masyarakat.

“(Mereka) bukan bagian dari LPMK. Mereka menamakan dirinya tim lapangan yang memungut uang warga. Itu kesempatan ada program nasional, sehingga ditumpangi oleh mereka,” tutur Agus kepada Kompas.com, Kamis (19/1/2023).

Baca juga: Pemkot Semarang akan Tindaklanjuti Dugaan Pungli oleh Oknum Panitia Program Sertifikat Tanah Gratis

Agus membeberkan oknum tersebut mengambil alih tugasnya mengurus PTSL lantaran sudah lama menjalankan pekerjaan itu sejak beberapa tahun lalu.

“Saya tidak mengenal mereka, tapi tahu orang-orangnya, komandonya di mana, yang menata siapa saya tahu. Cuma saya gak bisa berbuat apapun di saat mereka sudah melakukan sosialisasi pada Desember 2020, sementara saya dilantik Mei 2021,” jelasnya.

Baca juga: Pemohon Program Sertifikat Tanah Gratis PTSL Kota Semarang Diduga Dipalak Pungli Panitia hingga Rp 6 Juta

Menurut keterangannya, mereka sudah turun ke masyarakat sejak Desember 2020 unntuk mulai mengumpulkan data dan langsung memproses sertifikat.

Saat Mei 2021 Agus dilantik sebagai satgas yuridis, ternyata sudah warga telah dikondisikan oknum untuk menyetujui kesepakatan. Pihaknya sempat melaporkan walikota saat itu, dan diminta untuk komunikasi ke kapolsek.

Pasalnya tim lapangan bukan bagian dari Satgas Yuridis. Karena Satgas Yuridis dibentuk oleh Pemkot Semarang dan Badan Pertanahan Nasional (BPN), yang terdiri dari Lurah, Ketua LPMK, Babinsa dan Bhabinkamtibmas.

“Oknum itu sudah mengakui semua katanya, kalau memang menerima dengan kesepakatan apa. Itu kesepakatan saya memang ndak tau sama sekali. Saya memang dianggap musuh bersama oleh mereka, karena saya paling kekeuh bilang tidak ada pungutan,” ungkapnya.

Diceritakan, kesepakatan sudah dibuat sebelum Agus dilantik. Koalisi LSM Bersatu menyebutkan warga dipungut Rp1,25 juta hingga Rp 6 juta untuk mengurus PTSL sampai sertifikat selesai.

“Ya saya ndak bisa ngomong apa-apa, kalau warga mau ya gimana lagi, kalo perlu saya kirim bukti di grup, saya menegaskan jangan sampai ada yang menerima lah. Saya pastikan pungutan itu ada. Warga dibebani biaya,” pungkasnya.

Ia sangat berharap ke Polda Jateng dapat melakukan penelusuran terkait pihak yang menerima aliran pungli dari para oknum. Terlebih mengingat ada sekitar 2.400 warga Sendangguwo yang mengikuti program PTSL itu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Paksa Perempuan yang Baru Dikenal Pegang Kemaluannya, Pria di Banjarmasin Ditangkap

Paksa Perempuan yang Baru Dikenal Pegang Kemaluannya, Pria di Banjarmasin Ditangkap

Regional
Siswa yang Bacok Guru di Demak Mengaku Salah, Sering Bolos karena Jualan Nasi Goreng Saat Malam Hari

Siswa yang Bacok Guru di Demak Mengaku Salah, Sering Bolos karena Jualan Nasi Goreng Saat Malam Hari

Regional
[POPULER REGIONAL] Jualan di 'Social Commerce' Resmi Dilarang | Kisah Pilu Kematian Ibu dan Anak di Kediri

[POPULER REGIONAL] Jualan di "Social Commerce" Resmi Dilarang | Kisah Pilu Kematian Ibu dan Anak di Kediri

Regional
Taman Balekambang Dikembalikan sebagai 'Kebon Rojo', Gibran Harap Bisa Dibuka untuk Umum Akhir Tahun Ini

Taman Balekambang Dikembalikan sebagai "Kebon Rojo", Gibran Harap Bisa Dibuka untuk Umum Akhir Tahun Ini

Regional
Pelanggaran Netralitas di Jateng Ranking ke-6 Saat Pilkada 2020, ASN Diminta Bijak Bermedsos

Pelanggaran Netralitas di Jateng Ranking ke-6 Saat Pilkada 2020, ASN Diminta Bijak Bermedsos

Regional
40 Pelajar Provokasi Siswa Sekolah Lain dengan Geber Motor, 3 Orang Ditangkap

40 Pelajar Provokasi Siswa Sekolah Lain dengan Geber Motor, 3 Orang Ditangkap

Regional
8 Tarian Bengkulu, Salah Satunya Tari Andun

8 Tarian Bengkulu, Salah Satunya Tari Andun

Regional
Mobil Rombongan Gubernur Riau Kecelakaan, Satu Orang Meninggal

Mobil Rombongan Gubernur Riau Kecelakaan, Satu Orang Meninggal

Regional
Bobol Dana Nasabah Rp 8,5 Miliar, Eks Pejabat Bank Himbara Dituntut 10 Tahun Penjara

Bobol Dana Nasabah Rp 8,5 Miliar, Eks Pejabat Bank Himbara Dituntut 10 Tahun Penjara

Regional
Kecewa Pelantikan Lurah, Ketua RT dan RW di Bima Segel Kelurahan

Kecewa Pelantikan Lurah, Ketua RT dan RW di Bima Segel Kelurahan

Regional
Massa Desak Wali Kota Siantar Selesaikan Konflik Petani dengan PTPN III

Massa Desak Wali Kota Siantar Selesaikan Konflik Petani dengan PTPN III

Regional
Truk Pengangkut Batu Bara Terguling di Tol Balikpapan-Samarinda, Muatannya Berserakan di Jalanan

Truk Pengangkut Batu Bara Terguling di Tol Balikpapan-Samarinda, Muatannya Berserakan di Jalanan

Regional
Pembunuh Pasutri di Kubu Raya Ditangkap, Ternyata Residivis dan Tetangga Korban

Pembunuh Pasutri di Kubu Raya Ditangkap, Ternyata Residivis dan Tetangga Korban

Regional
Jatim Borong 4 Penghargaan Peternakan, Khofifah: Semoga Peternakan Jatim Makin unggul

Jatim Borong 4 Penghargaan Peternakan, Khofifah: Semoga Peternakan Jatim Makin unggul

Regional
Bocah di Lombok Tengah Meninggal Usai Digigit Anjing Liar

Bocah di Lombok Tengah Meninggal Usai Digigit Anjing Liar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com