NUNUKAN, KOMPAS.com – Puluhan peternak lokal di perbatasan RI–Malaysia, di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menuntut penyetopan distribusi daging ayam beku dari luar Kabupaten Nunukan.
"Distribusi daging ayam beku, merugikan peternak lokal. Produksi ayam kita surplus, untuk apa menyuplai pasokan daging ayam dari luar yang notabene menyejahterakan peternak luar Nunukan?" ujar Ketua Asosiasi Peternak Lokal, Selutan Tadem, dalam rapat jajak pendapat, di gedung Ambalat, DPRD Nunukan, Selasa (17/1/2023).
Dalam rapat yang diinisiasi Komisi 2 DPRD Nunukan dan dipimpin Ketua Komisi 2, Welson bersama wakil ketua DPRD Nunukan, Burhanuddin, ini, Selutan Tadem menjabarkan, banjirnya pasokan daging ayam beku yang masuk Nunukan, membuat siklus panen menjadi tidak menentu. Sehingga peternak menderita kerugian tidak sedikit.
Baca juga: Serahkan Diri ke Polisi, Pelaku yang Aniaya Mantan Pacar Pakai Ayam Beku Jadi Tersangka
Jika biasanya ayam potong dipanen setiap 42 hari sekali, kini mereka harus memanen dengan umur 50 sampai 60 hari, yang membuat biaya pakan, listrik dan perawatan membengkak, sehingga kerugian mereka tidak sedikit.
"Kami peternak mandiri yang selama ini berusaha sendiri tanpa ada penopang dari bantuan pemerintah. Jika lewat masa sehari masa panen kita bisa merugi Rp 5 juta, bayangkan masa panen kita yang lewat sampai 20 hari karena banyaknya daging ayam beku dibiarkan masuk pasar," imbuhnya.
Banyaknya daging ayam beku masuk pasar pasar Nunukan, menjadi pertanyaan para peternak, terlebih, produksi ternak ayam mereka mengalami surplus.
Sebagaimana data yang diuraikan Selutan Tadem, untuk Pulau Nunukan saja, ada 3 kelompok peternak, masing-masing PT Tunon Taka Mandiri Sejahtera, PT Mitra 88 dan PT Ziga, dengan hampir 200 orang peternak.
Ia mencontohkan, satu kelompok, bisa menghasilkan rata-rata 56.000 sampai 60.000 ayam potong dalam sebulan.
Sementara daya serap pasar, hanya berkisar antara 1.000 sampai 1.500 ekor perhari. Atau sekitar 30.000 sampai 45.000 ekor ayam perbulannya.
Baca juga: Panggil Pria Penganiaya Mantan Pacar Pakai Ayam Beku, Polisi Ancam Jemput Paksa jika Mangkir
"Angka produksi lebih dari cukup kalau untuk Pulau Nunukan, bahkan jika sumbernya hanya satu kelompok peternak. Maksud kami, tolong bina peternak lokal, jangan sampai mati karena diserang daging ayam beku dari Tarakan, Berau, Sulawesi ataupun Malaysia," katanya.
Gambaran tersebut, membuat para peternak sepakat untuk datang ke gedung DPRD Nunukan dan meminta ada regulasi yang melindungi peternak lokal dan membuat regulasi untuk standar harga, sekaligus menyetop pengiriman daging ayam beku dari luar daerah.
"Peternak lokal siap dan mampu memenuhi kebutuhan daging ayam masyarakat Nunukan. harapan kami, pemerintah bisa mengekspansi dan mengantisipasi pasokan ayam beku dari luar Nunukan. Kalau bisa disetop saja," tegasnya.
Gambaran kerugian peternak, juga dijelaskan peternak ayam potong lain, Susanto. Ia mengaku sedih karena membludaknya daging ayam beku, seakan tidak terbendung dan menciptakan pola permainan harga di tingkat lapak/penjual pasar.
"Kita menjual ayam segar dari Rp 31.000 sekarang turun Rp 28.000, dan kemungkinan bisa terus anjlok di angka Rp 20.000. Sementara daging ayam beku, harganya Rp 43.000 di pasar. Masuk akal tidak ayam beku lebih mahal dari ayam segar? Ini ada indikasi permainan harga begini kok dibiarkan saja, apa menunggu peternak lokal kita gulung tikar semua akibat merugi?" protesnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Mukhtar mengatakan, kebutuhan daging ayam untuk Nunukan, berkisar antara 209.000 kg untuk Kabupaten Nunukan, dengan daya produksi sekitar 189.550 kg. Melihat angka ini, maka terjadi minus sekitar 19.779 kg.
Baca juga: Kronologi Seorang Wanita Dianiaya Pakai Ayam Beku, Berawal dari Mantan Pacar yang Cemburu