LEMBATA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Lembata Nusa Tenggara Timur mengeluarkan sejumlah imbauan untuk mengantisipasi merebaknya kematian babi akibat penyakit demam babi afrika atau african swine fever (ASF).
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata Kanisius Tuaq mengungkapkan, virus ASF telah melanda sejumlah wilayah seperti Sikka, Flores Timur, dan Kupang, pada awal 2023.
Baca juga: Gempa M 4,7 Guncang Kabupaten Lembata NTT, Tak Berpotensi Tsunami
"Karena itu dilarang keras membawa ternak babi dan produk babi, berupa daging babi, sei, dendeng, roti babi atau olahan daging babi lainnya terutama dari daerah wabah ke Lembata," ujar Kanisius dalam keterangannya, Selasa (17/1/2023).
Peternak juga diimbau menjaga sanitasi atau kebersihan kandang. Peternak diminta tak memberi makan ternak dari produk olahan babi dan limbah cucian daging babi.
Selain itu menghindari kontak langsung dengan ternak babi yang sakit dan mati.
Kanisius melanjutkan, pihaknya juga melarang memotong, mengedarkan, dan menjual babi yang sakit. Apalagi membagikan kepada keluarga dan kerabat.
"Kita juga melarang untuk membuang bangkai yang mati di tempat umum seperti laut, parit, dan kali karena berpotensi menimbulkan pencemaran dan penyebaran virus yang lebih luas," katanya.
Menurutnya, babi yang mati sebaiknya dikubur secara mandiri di lokasi masing-masing.
"Jika ada ternak babi yang sakit atau mati segera lapor kepada petugas kesehatan hewan terdekat atau petugas dari dinas terkait," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.