“Nah pasca-pengumuman lolos, langsung ada pergantian ketua," pungkas dia.
Mahyudin membantah disebut tak sesuai mekanisme. Baginya, proses pergantian melalui pembahasan dan diskusi panjang dengan pengurus.
"Kami komunikasi dengan Ketua DPD lama Pak Marno. Kami juga enggak langsung mengganti. Didiskusikan sama Pak Marno. Awalnya kooperatif enggak masalah. Tiba-tiba keluar dari kepengurusan. Kalau begitu ya, kita enggak bisa apa-apa," ungkap senator DPD RI daerah pemilihan Kaltim ini.
Mahyudin menjelaskan alasan penunjukan Mahyunadi sebagai Ketua Perindo Kutim, untuk penguatan Perindo guna hadapi pemilu 2024. Terlebih, kata dia, Mahyunadi memiliki basis massa yang perlu ditampung di Perindo.
"Karena target kami mau menang," ujarnya.
Disinggung soal pengunduran diri para pengurus, Mahyudin tak ambil pusing. Baginya, itu hal biasa.
Baca juga: Nasdem: Yang Tahu dan Berhak Menjawab Rencana Pindah Partai M Taufik Sendiri
"Kalau ada yang mau keluar, ya enggak bisa kita tahan juga. Tapi kalau ada yang bertahan tentu kita prioritaskan," pungkas dia.
Sumarno bersama ratusan pengurus Perindo dari 18 kecamatan di Kutai Timur ternyata ramai-ramai masuk kader Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) cabang Kutai Timur.
“Alasannya karena PKN lebih mengedepankan etika politik. Paling pokok dalam berpartai itu kita harus beretika. Teman-teman pengurus dari 18 kecamatan ini yang mendesak semua masuk PKN,” kata Sumarno.
Hal itu, dia amati dari pidato Ketum PKN Gede Pasek Suardika dan juga Ketua Pimpinan Cabang (Pimcab) Kaltim, Rudi Prianto. Setiap ajakannya, kata Sumarno selalu menyematkan kata etika dan santun dalam berpolitik.
Sumarno langsung dipercaya jadi Ketua Pimpinan Cabang (Pimcab) PKN Kutai Timur. Usai pegang jabatan itu, Sumarno langsung melantik pengurus 18 kecamatan yang sebelumnya Perindo menjadi PKN Kutai Timur.
Ketua Pimda PKN Kaltim, Rudi Prianto mengajak para kader agar berpolitik santun dan riang gembira. Jangan saling menyikut satu sama yang lain.
Baca juga: Kenang Syafii Maarif, Saleh Daulay Ingat Saat Dinasihati agar Tak Pindah-pindah Partai
"Mari bergandengan tangan, saling menguatkan dan berkolaborasi demi kepentingan rakyat banyak,” ajak Rudi.
Rudi mengatakan kehadiran PKN dalam kancah perpolitikan nasional maupun daerah, bakal memberi warna baru dan meramaikan helatan pemilu 2024.
PKN sebagai partai baru, akan berjuang dengan riang gembira dan mengedepankan politik santun, bukan politik identitas.
"Mari kita berpolitik yang santun, asyik dan riang gembira. Kami bukan ancaman," tutup Rudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.