PALEMBANG, KOMPAS.com- Febriansyah alias Otong (20) yang ditetapkan sebagai tersangka atas kasus tewasnya Fahri Iskandar (14) mengaku tak memiliki niat untuk menembak korban saat itu dengan menggunakan senapan angin.
Sebab, ketika kejadian Otong mengaku sedang berburu burung untuk dijadikan lauk makan di rumah.
“Saya lagi cari burung di sana. Karena memang di lokasi tersebut banyak burung, tidak ada niat untuk menembak korban,”kata Otong saat berada di Polsek Gandus, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (7/1/2023).
Baca juga: Tertembak Senapan Angin Saat Bermain Bola, Pelajar di Palembang Tewas
Menurut Otong, senapan angin itu ia pinjam dari temannya yang juga suka menembak burung. Saat kejadian ia pun tak mengetahui bila tembakan tersebut akan mengenai mata kiri Fahri.
“Baru tahu waktu korban bilang berdarah, saya betul-betul tidak tahu bila mengenai korban. Tidak ada niat untuk itu,”ujarnya.
Otong baru mengetahui korban tewas setelah menjalani perawatan satu pekan di rumah. Sehari setelah kejadian Otong pun langsung dijemput polisi untuk menjalani pemeriksaan hingga akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.
“Saya mohon maaf kepada keluarga korban, saya turut berduka cita. Saya tidak ada niat untuk menembak korban,”ujarnya.
Baca juga: Sedang Berburu Biawak, Mahasiswa di Blora Tewas Terkena Senapan Angin Miliknya Sendiri
Diberitakan sebelumnya, seorang pelajar Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah 2 Palembang bernama Fahri Iskandar (14) tewas usai tertembak peluru senapan angin milik Febriansyah alias Otong (20).
Akibat kejadian tersebut, Otong pun kini mendekam di sel tahanan Polsek Gandus Palembang untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya tersebut.
Menurut Iskandar (45) yang merupakan ayah korban, kejadian itu berlangsung pada Rabu (28/12/2022) kemarin.
Semula korban Fahri sedang bermain bola bersama teman sebanyanya di lapangan tak jauh dari rumahnya di kawasan di Jalan Talang Kepuh Perumahan Griya Tanjung Wahid, Kecamatan Gandus, Palembang.
Ketika sedang asyik bermain, Fahri pun mendadak jatuh dan memegang matanya sebelah kanan yang telah mengeluarkan darah.
“Saya waktu itu baru pulang kerja dapat kabar anak saya tertembak. Setelah saya datang ke lapangan anak saya sudah berdarah,”kata Iskandar, Jumat (6/1/2023).
Fahri yang tak sadarkan diri setelah tertembak langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Mohammad Hoesin untuk menjalani perawatan.
Satu pekan dirawat, bocah malang itu tetap tak sadarkan diri hingga dinyatakan meninggal pada Kamis (5/1/2023) sekitar pukul 17.30 WIB.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.