JAYAPURA, KOMPAS.com - Penanganan kasus dugaan gratifikasi yang menjerat Gubernur Papua Lukas Enembe menjadi pembicaraan di media. Presiden Joko Widodo pun angkat bicara terkait kasus itu.
Presiden mengingatkan, kedudukan semua orang sama di mata hukum. Presiden pun meminta Lukas menghormati panggilan yang dilayangkan KPK.
"Semua sama di mata hukum. Dan saya sudah sampaikan agar semuanya menghormati panggilan KPK dan hormati proses hukum yang ada di KPK. Semuanya," ujar Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (26/9/2022).
Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Republik Indonesia (RI) Ahmad Taufan Damanik mengaku telah mendatangi Gubernur Papua Lukas Enembe di kediaman pribadinya, Koya Tengah, Kota Jayapura, Rabu (28/9/2022).
Pertemuan itu terjadi setelah Komnas HAM mendapat undangan dari Lukas Enembe.
"Mereka meminta Komnas HAM untuk datang menjenguk Lukas Enembe, melihat bagaimana kesehatannya. Saat pertemuan di kediaman Pak Lukas, kami mendapat keterangan dari dokter pribadi yang menjelaskan kondisi Pak Lukas, memang kami perhatikan (Lukas Enembe) dalam keadaan kurang sehat," ujarnya di Jayapura, Kamis (29/9/2022).
Secara detail, Taufan menegaskan, tidak bisa menjawab masalah kesehatan yang dialami Lukas Enembe karena hal tersebut hanya bisa dijelaskan oleh dokter.
Namun, ia membandingkan kondisi Lukas Enembe dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya.
"Tidak dalam kondisi yang baik lah, saya pernah bertemu dengan beliau beberapa kali, baik di Jakarta maupun di Papua, memang kemarin itu kondisinya tidak dalam kondisi yang baik. Tetapi status kesehatannya seperti apas persisnya tentu dokter yang lebih tahu," kata dia.
Baca juga: Lukas Enembe Akhirnya Muncul ke Hadapan Publik, Resmikan Kantor Gubernur Papua, Begini Kondisinya
Pada 1 Oktober 2022, Lukas mempersilakan pewarta masuk ke kediaman pribadi untuk pertama kalinya. Massa masih berjaga di bagian luar kediaman pribadinya.
Lukas yang duduk di teras rumah bersama kerabatnya mengungkapkan kondisi kesehatannya kepada media.
"Ini strok, bukan main-main," kata Lukas.
Lukas mengaku, selama ini berobat ke Singapura. Dokter di Singapura mendiagnosanya memiliki masalah jantung.
"Dokter Singapura yang temukan jantung saya kotor, bertahun-tahun sakit terus sampai dioperasi," ujar Lukas.
Salah satu keluarga yang merawat Lukas Enembe selama tiga tahun terakhir, Wawan mengatakan, kondisi Gubernur Papua itu benar-benar sakit. Lukas tidak bisa berdiri dalam waktu lama dan harus dibantu orang lain.
"Sejak strok yang keempat kali ini memang sakitnya bukan main-main, mau tidur tidak bisa, mau bangun mau jalan tidak bisa, (harus) angkat dia ke kamar mandi," tuturnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.