Setelah masa pemulihan bencana, Pemerintah Aceh mengubah bangkai kapal tersebut menjadi Museum PLTD Apung sebagai pengingat sejarah bencana yang pernah terjadi di tempat ini.
Bagian dalam kapal difungsikan sebagai museum edukasi mitigasi bencana yang diisi dengan berbagai informasi dalam berbentuk video maupun ilustrasi tentang proses terdamparnya kapal PLTD Apung.
Kuburan Massal Siron menjadi salah satu tempat yang menjadi saksi betapa kelamnya kejadian Tsunami Aceh 2004.
Kuburan Massal Siron terletak di Jalan Bundaran Sultan Iskandar Muda, Gampong Siron, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar
Di lahan seluas 2 hektar ini terdapat sekitar 40 ribu lebih para syuhada yang meninggal dalam kejadian tersebut dan dimakamkan di lokasi ini.
Warga setempat mengatakan bahwa para syuhada korban gempa dan tsunami yang tidak ditemukan data keluarganya mulai dikuburkan di tempat ini dua hari setelah musibah tersebut terjadi.
Kebanyakan para syuhada korban gempa dan tsunami merupakan warga Banda Aceh dan Aceh Besar, dan ada pula pengunjung dari luar Banda Aceh yang menjadi korban dalam musibah tersebut.
Kuburan Massal Siron akan dipadati peziarah tiap menjelang Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, dan ketika peringatan musibah Tsunami Aceh 2004 setiap tahunnya pada 26 Desember.
Tak hanya Museum PLTD Apung yang menjadi saksi bisu bencana Tsunami Aceh 2004, ada juga Monumen Kapal Tsunami Lampulo.
Meski tak sebesar PLTD Apung, namun kapal nelayan merupakan salah satu bukti tragedi besar di Aceh pada tahun 2004 silam yang diubah menjadi tempat bersejarah.
Kapal Lampulo yang terdampar di atas sebuah rumah warga ini adalah kapal nelayan yang sering digunakan oleh masyarakat Lampulo di Banda Aceh untuk melaut.
Kapal ini hanya salah satu dari dari kapal-kapal yang terdampar sampai ke daratan pada saat terjadi bencana Tsunami tersebut.
Lokasinya memang tidak jauh dari pelabuhan perikanan, yang mana hanya sekitar 1 kilometer dari dermaga.
Selain Masjid Baiturrahman, kejadian Tsunami Aceh 2004 juga dikenal dari foto sebuah masjid yang berdiri tegak di tengah puing-puing bangunan yang hancur di sekitarnya.
Itulah Masjid Rahmatullah Lampuuk, sebuah masjid yang tetap kokoh berdiri meski diterjang kuatnya gelombang tsunami.