Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libur Nataru, Pemkot Semarang Minta Pedagang Tak Naikan Harga Sembarangan kepada Wisatawan

Kompas.com - 24/12/2022, 05:45 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Semarang mendapat aduan, banyak pedagang yang menaikkan harga saat hari-hari besar seperti Lebaran Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso meminta agar para pedagang tidak menaikkan harga sesukanya.

"Banyak wisatawan yang mengeluh dengan kenaikkan gila-gilaan saat hari-hari besar," jelasnya saat ditemui di Balai Kota Semarang, Jumat (23/12/2022).

Baca juga: Parkir Sembarangan, Wisatawan di Yogyakarta Berpotensi Jadi Korban Jukir Nakal

Dia tak mau para wisatawan yang datang ke Kota Semarang menjadi korban dari pedagang yang menaikan harga dagangan sesukanya.

"Jangan sampai istilah para wisatawan datang ke Semarang menjadi korban mark up harga," ujarnya.

Salah satu lokasi kuliner yang banyak dikeluhkan wisatawan berlokasi di Kawasan Simpang Lima Semarang. Beberapa wisatawan sudah lapor kepadanya.

"Beberapa kali ada laporan terjadi mark-up harga di Simpang Lima," paparnya.

Untuk itu, dia berpesan kepada wisatawan di lokasi lain agar tidak melakukan hal serupa. Menurutnya, boleh menaikkan harga namun jangan keterlaluan.

"Berikan harga yang wajar dan normal," imbuhnya.

Dia tak akan segan akan melakukan penindakan berupa pembinaan jika ada laporan pedagang yang menaikan harga secara ugal-ugalan kepada wisatawan.

"Kita minta pengunjung yang menjadi korban untuk minta nota sebagai bukti melapor," ucapnya.

Wing juga meminta agar wisatawan yang datang ke Kota Semarang untu tidak segan menegur jika pedagang tidak transparan dalam penyajian harga.

"Seumpama datang ke kafe, resto yang tidak ada harganya, tolong ditegur para pengelolanya. Sampaikan kepada kami agar bisa mengingatkan," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pakai Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pakai Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com