Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2022: Banjir Rob yang Tak Kunjung Usai di Kota Semarang

Kompas.com - 19/12/2022, 12:45 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Namun, secara kasat mata memang terlihat beberapa rumah penduduk, tempat penampungan ikan, pom bensin dan pemakaman yang sudah tenggelam. "Sekarang sudah kosong di sana, tak ada yang menghuni," ujarnya.

Baca juga: Banjir Rob Mengancam Banjarmasin Selama Desember 2022, BPBD Minta Warga Waspada

Dia menjelaskan, dulunya bagian wilayah tersebut masuk di RW 16 Kampung Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang.

"Lokasinya mungkin langsung berbatasan langsung dengan bibir pantai sehingga tak bisa diselamatkan," katanya.

Sampai saat ini, total populasi warga Kelurahan Tanjung Emas sekitar 31.000 warga. Tak terhitung warga yang sudah menyampaikan keluhan kepadanya.

"Kebanyakan pada mengeluh soal rob. Padahal rob itu juga berhubungan dengan penurunan tanah," imbuhnya.

Infromasi yang dia peroleh, rob di Kelurahan Tanjung Emas hanya datang satu bulan satu kali. Namun, saat ini rob datang setiap hari.

"Awalnya sebulan sekali, seminggu sekali dan sekarang satu hari satu kali rob datang," ungkapnya.

Baca juga: Banjir Rob Rendam Ratusan Rumah dan Kantor Balai Desa Ambulu Cirebon

Memilih meninggalkan rumah

Ketua RW 16 Kelurahan Tanjung Emas Slamet Riyadi menambahkan, warga sudah tak kuasa membendung air rob. Padahal, rata-rata rumah warga sudah ditinggikan.

"Ya kita tau adanya penurunan tanah juga makannya kita tinggikan. Warga rata-rata sudah meninggikan 50 sentimeter tapi tetap kemasukan air," kata Slamet beberapa waktu lalu.

Beberapa warganya juga lebih memilih meninggalkan rumahnya karena tak sanggup menanggung biaya meninggikan rumah.

"Jumlahnya saya tak tau pasti, tapi ada yang milih kos atau kontrak rumah. Soalnya biaya meninggikan rumah itu mahal. Sudah ditinggikan saja masih terkena rob," paparnya.

RW 16 sudah mengumpulkan uang secara swadaya dari warga untuk meninggikan jalan di bawah jembatan layang untuk menanggulangi banjir rob yang datang setiap hari.

"Kita sudah berinisiatif untuk meninggikan jalan yang di sana. Tapi sekarang belum rampung," ujarnya.

Baca juga: Tiga SMP dan Sembilan SD di Banjarmasin Terdampak Banjir Rob, Disdik Persilakan Sekolah Gelar Belajar Jarak Jauh

Selain iuran swadaya dari masyarakat, proyek peninggian jalan tersebut juga dibantu uang operasional dari masing-masing ketua RT di RW 16 Tambaklorok.

"Kita dapat uang operasional. Nah kita alokasikan untuk itu meninggikan jalan," imbuhnya.

Dia menjelaskan, warga terpaksa melakukan swadaya karena sampai saat ini belum ada bantuan dari pemerintah.

"Ini sambil menunggu bantuan dari pemerintah jadi kita swadaya dulu dari masyarakat," paparnya.

Sampai saat ini, untuk meninggikan jalan tersebut sudah habis 20 dump truk untuk mengangkut tanah yang telah dibeli melalui uang swadaya tersebut.

"Sudah habis 20 dump truk, setiap dam itu transportasi dan pembelian tanah bisa habis sekitar Rp 1 juta sekali angkut," imbuhnya.

Baca juga: Banjir Rob Mengancam Banjarmasin Selama Desember 2022, BPBD Minta Warga Waspada

Sementara itu, Warga Tambaklorok, Solekah (38) menambahkan, banjir rob sudah terjadi di Tambaklorok sejak satu minggu yang lalu. Hal itu membuat aktivitas warga terganggu.

"Bahkan anak-anak yang pulang itu harus diangkut dengan sepeda motor roda tiga. Kalau yang tak punya uang ya mereka digendong orang tuanya," keluhnya.

Warga yang rumahnya terdampak, terpaksa menitipkan kendaraannya di rumah tetangga yang tak terdampak rob. Hal itu membuat kendaraan mereka lebih aman.

"Jika dipaksakan melintas sepeda motor tersebut akan rusak,"ujarnya.

Biasanya, lanjutnya, air rob yang datang ke permukiman warga mulai datang setiap pagi hingga sore.

"Namun kadang juga bisa dari sore sampai malam. Jadi memang tak bisa ditebak datangnya air rob," lanjutnya.

Baca juga: Dulu Rob Datang Sebulan Sekali, Sekarang Rob Terjadi Setiap Hari

Rob di kawasan Tanjung Emas, Semarang Utara, Kota SemarangKOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf Rob di kawasan Tanjung Emas, Semarang Utara, Kota Semarang

Berutang agar tak tenggelam

Amron, warga Tambak Lorok sudah berkali-kali meninggikan rumahnya. Namun usaha itu seperti sia-sia.

Padahal, biaya untuk meninggikan rumah tak sedikit. Sekali meninggikan, bisa menghabiskan Rp 100 juta. Tak jarang Amron terpaksa berhutang agar rumahnya tak tenggelam.

Sampai saat ini Amron sudah enam kali meninggikan rumahnya. Yang awalnya rumah bertingkat, kini rumah Amron hanya tersisa satu lantai.

"Kalau biaya membangun ke sini materialnya lebih mahal karena jalan sempit. Jadi harus diangkut dua kali," jelasnya di rumahnya.

Amron hanya bisa pasrah. Selama 26 tahun Amron tinggal di Tambak Lorok, kini hanya tersisa lantai dua dan atap rumah.

"Rumah saya dulu yang lantai satu itu sekitar 6 meter tingginya dan sekarang hanya tinggal atapnya saja," ujarnya.

Baca juga: Banjir Rob Terjang Permukiman Pesisir Kota Dumai Riau

Jika mempunyai rejeki lebih, Amron mempunyai keinginan untuk meninggikan rumahnya agar lebih tenang.

"Sini kan daerah sering terkena rob, jadi kalau keadaannya seperti ini rumah-rumah ini bisa terendam rob semua," katanya.

Hal yang sama juga dikatakan Mustahil. Selama tinggal di Tambak Lorok sudah banyak rumah-rumah yang tenggelam. Menurutnya, permasalahan di Tambak Lorok begitu kompleks.

"Di sini itu masalahnya kompleks, mulai dari rob, sumur bor dan kalau malam itu ada getaran yang sangat kencang. Sampai saat ini kita tak tau getaran apa itu," imbuhnya.

Menurutnya, sudah banyak warga sekitar terutama yang mempunyai biaya lebih memilih untuk pindah ke tempat yang lebih aman.

Namun, banyak juga warga yang memilih tetap tinggal di Tambaklorok. "Lha gimana lagi, ini adalah pilihan satu-satunya," keluhnya.

Baca juga: 2,5 Hektar Wilayah Tambakrejo Semarang Hilang akibat Rob dan Penurunan Tanah, 25 Rumah Warga Tinggal Kenangan

Pakar lingkungan dan tata kota Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Mila Karmila menyebut, pesisir Kota Semarang setiap tahunnya mengalami penurunan tanah sekitar 10 sentimeter.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com