Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kepulauan Meranti

Kompas.com - 14/12/2022, 11:33 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kepulauan Meranti menjadi perhatian setelah Bupati Muhammad Adil melontarkan ucapan pedas ke Kementerian Keuangan saat Rakornas Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah di Pekanbaru, Kamis (8/12/2022) lalu.

Marahnya Adil dalam Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah tersebut bukanlah tanpa sebab.

Ia marah karena Kemenkeu memberikan dana bagi hasil (DBH) yang nilainya kecil atas produksi minyak Meranti.

Protes ini dilayangkan oleh Adil di hadapan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan (Kemenkeu), Luky Afirma.

Baca juga: Marahi dan Ucapkan Kata-kata Kasar ke Anak Buah Sri Mulyani, Bupati Meranti: Itu Pertanyaan Bukan Pernyataan

Awalnya, Adil menerangkan DBH yang diterima Kabupaten Kepulauan Meranti senilai Rp 114 miliar yang didasarkan pada perhitungan harga minyak 60 dollar AS per barel pada 2022.

Dari situlah, Adil lantas mengungkit-ungkit pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengatakan harga minyak dunia mengalami kenaikan 100 dollar AS per barel dalam pembasan APBD 2023.

"Tapi kenapa minyak kami bertambah, lifting-nya naik, duitnya makin sedikit. Bagaimana perhitungan asumsinya, kok naiknya cuma Rp 700 juta?" ungkap Adil.

Terkait pernyataan tersebut, Kemendagri turun tangan dengan memanggil Adil ke Kantor Kemendagri Jakarta pada Senin (12/12/2022).

Kedatangan Adil diterima oleh Sekjen Kemendagri, Suhajar Diantoro. Ia lalu meminta agar Adil mengedepankan etika saat berbicara terlebih posisinya sebagai pejabat publik.

Baca juga: Bupati Meranti Diminta Tak Bikin Gaduh, Kemendagri: Selesaikan Baik-baik

Megenal Kepulauan Meranti

Foto Sultan Syarif Kasim Abdul Djalil Saifoedin dari Siak di singgasananya dan beberapa pejabat di Siak Sri Indrapoera tahun 1908KITLV Foto Sultan Syarif Kasim Abdul Djalil Saifoedin dari Siak di singgasananya dan beberapa pejabat di Siak Sri Indrapoera tahun 1908
Kabupaten Meranti adalah pemekaran dari Kabupaten Bengkalis yang dibentuk pada 19 Desember 2008.

Dikutip dari jurnal UIN Suska Riau, Kabupaten Meranti adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau dengan ibukota Selatpanjang. Pemekaran Kabupaten Meranti sudah diperjuangkan masyarakat Meranti sejak tahun 1957.

Hingga akhirnya dibentuklah Badan Perjuangan Pembentukan kabipaten Meranti (BP2KM) pada 25 Juli 2005 sebagai wadah aspirasi masyarakat Meranti untuk memekarkan diri dari Kabupaten Bengkalis.

Kabupaten Kepualauan Meranti sangat dekat dengan Singapura dan Malaysia yang terletak di bagian pesisir timur Sumatera dengan psisisi pantai berbatasan dengan sejumlah negara tetangga.

Kepulauan Meranti masuk dalam daerah Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triagle) Indonesia-Malaysia-Singapura (IMS-GT) dan secara tidak langsung sudah menjadi daerah Hinterland Kawasan Free Trade Zone )FTZ) Batam-Tanjung Balai Karimun.

Baca juga: Empat Desa di Kepulauan Meranti Riau Terendam Banjir, 182 KK Terdampak

Kepulauan Meranti disebut sangat potensial berfungsi sebagai Gerbang Lintas Batas Negara/Pintu Gerbang Internasional yang menghubungkan antara Riau daratan dengan negara tetangga melalui jalur laut.

Luas Kabupaten Kepulauan Meranti : 3707,84 km², sedangkan luas Kota Selatpanjang adalah 45,44 km².

Batas Wilayah kabupaten Kepulauan Meranti:

  • Utara : Selat Malaka, Kabupaten Bengkalis.
  • Selatan : Kabupaten Siak, Kabupaten Pelalawan.
  • Barat : Kabupaten Bengkalis.
  • Timur : Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau

Sejarah Selatpanjang

Foto Barak di Siak Sri Indrapoera tahun 1910.KITLV Foto Barak di Siak Sri Indrapoera tahun 1910.
Dikutip dari Merantikab.go.id, Kota Selatpanjang adalah pusat Kabupaten Kepulauan Meranti yang dulunya adalah bandar (kota) yang paling sibuk dengan perniagaan di masa Kesultanan Siak.

Bandar tersebut dihuni oleh masyarakat heterogen terutama Suku Melayu dan Tionghoa yang hidup harmonis baik secara kulutral maupun perdagangan.

Di masa lalu, kawasan Selatpanjang adalah wilayah kekuasaan Kesultanan Siak Sri Indrapura yang saat itu menjadi salah satu kesultanan terbesar di Riau.

Pada masa pemerintahan Sultan Siak VII yaitu Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin Baalawi (yang bertahta tahun 1784-1810 )  memberi titah kepada Panglima Besar Muda Tengku Bagus Saiyid Thoha untuk mendirikan negeri atau Bandar di Pulau Tebing Tinggi.

Baca juga: Marahi Pejabat Kemenkeu dengan Kata-kata Kasar, Bupati Meranti: Saya Tak Perlu Minta Maaf

Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin Baalawi pernah singgah ke daerah itu untuk mengumpulkan kekuatan melawan Kerajaan Sambas (Kalimantan Barat).

Saat itu Kerajaan Sambas terindikasi bersekutu dengan Belanda yang telah khianati perjanjian setia serta mencuri mahkota Kerajaan Siak.

Sang Sultan berencana bandar tersebut akan menjadi ujung tombak pertahanan ketiga setelah Bukit Batu dan Merbau untuk menghadang penjajah dan lanun.

Pada awal Muharram tahun 1805 Masehi, d bawah pimpinan Panglima Besar Muda Tengku Bagus Saiyid Thoha diiringi beberapa pembesar Kerajaan Siak, ratusan laskar dan hulu balang menuju Pulau Tebing Tinggi.

Setelah rombongan tiba di tebing Hutan Alai (sekarang Ibukota Kecamatan Tebingtinggi Barat), Sang Panglima menghujam kerisnya memberi salam pada Tanah Alai. Namun salam itu tak dijawab oleh Tanai Alai.

Baca juga: Kronologi Bupati Meranti Marahi Dirjen Kemenkeu hingga Ditegur Keras Mendagri

Foto H.R. Sinia dan bupati di Pelalawan dekat Siak Sri Indrapoera tahun 1910KITLV Foto H.R. Sinia dan bupati di Pelalawan dekat Siak Sri Indrapoera tahun 1910
Sang Panglima pun meraup tanah sekepal dan karena terasa panas, ia pun melepaskan dan mengelurkan pernyataa.

"Menurut sepanjang pengetahuan den, tanah Alai ini tidak baik dibuat sebuah negeri karena tanah Hutan Alai adalah tanah jantan, Baru bisa berkembang menjadi sebuah negeri dalam masa waktu yang lama," kata sang panglima dihadapan pembesar Siak dan anak buahnya.

Panglima bertolak menyusuri pantai pulau hingga melihat tebing tinggi. Armada pun merapat ke Tebing Tanah Tinggi bertepatan tanggal 07 April 1805 Masehi.

Panglima yang berusia 25 tahun itu mengucap bismillah dan tiba di daratan dan memberi salam.

Tanah diraupnya terasa sejuk dan nyaman. Lalu ia tancapkan keris di atas tanah (lokasinya sekarang berada di dekat komplek kantor Bea Cukai Selatpanjang), ambil berkata.

"Dengarkanlah oleh kamu sekalian di tanah Hutan Tebing Tinggi inilah yang amat baik didirikan sebuah negeri. Negeri ini nantinya akan berkembang aman dan makmur apabila pemimpin dan penduduknya adil dan bekerja keras serta menaati hukum-hukum Allah."

Baca juga: Bupati Meranti Kena Teguran Keras Mendagri Setelah Marahi Anak Buah Sri Mulyani

Panglima itu berdiri tegak di hadapan semua pembesar kerajaan, laskar, hulu balang dan pasukannya. Ia pun meminta pasukannya membuka lahan yang disebut Bandar Tebing Tinggi yang kelak dikenal dengan Kota Selatpanjang.

"Den bernama Tengku Bagus Saiyid Thoha Panglima Besar Muda Siak Sri Indrapura. Keris den ini bernama Petir Terbuka Tabir Alam Negeri. Yang den sosok ini den namakan Negeri Makmur Kencana Bandar Tebing Tinggi."

Setelah menebas hutan dan membuka wilayah kekuasaan, berdirilah istana panglima besar.

Pada 1810 Masehi Sultan Syarif Ali mengangkat Panglima Besar Muda Tengku Bagus Saiyid Thoha itu sebagai penguasa pulau.

Kala itu, sebelah timur negeri berbatasan dengan Sungai Suir dan sebelah barat berbatasan dengan Sungai Perumbi. Seiring perkembangan waktu bandar ini semakin ramai dan bertumbuh sebagai salah satu bandar perniagaan di Kesultanan siak.

Baca juga: Oknum PNS dan Istri Jadi Pengedar Sabu di Selatpanjang

Laskap Kedaburapat, Rangsang Barat, Kepulauan Meranti, Riau, Minggu (14/2/2021). Kopi liberika salah satu tanaman yang dikembangkan warga di sini untuk menjaga ekosistem lahan gambut.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Laskap Kedaburapat, Rangsang Barat, Kepulauan Meranti, Riau, Minggu (14/2/2021). Kopi liberika salah satu tanaman yang dikembangkan warga di sini untuk menjaga ekosistem lahan gambut.
Ramaiannya bandar tersebut membuat Pemerintahan Hindia Belanda datang.

Pada tahun 1880, pemerintahan di Negeri Makmur Kencana Tebing Tinggi dikuasai oleh J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi yang bergelar Tuan Temenggung Marhum Buntut (Kepala Negeri yang bertanggung jawab kepada Sultan Siak).

Pada masa pemerintahannya di bandar ini terjadilah polemik dengan pihak Pemerintahan Kolonial Belanda yaitu Konteliur Van Huis mengenai perubahan nama negeri ini.

Dalam keputusan sepihak, pemerintahan kolonial Belanda mengubah daerah ini menjadi Selatpanjang. Namun penubahan namaa itu tidak disetujui oleh J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi selaku pemangku daerah.

Baca juga: Bupati Kepulauan Meranti Laporkan Pendahulunya ke Polisi Terkait Pencemaran Nama

Akhirnya berdasarkan kesepakatan bersama pada tanggal 4 September 1899, Negeri Makmur Kencana Tebing Tinggi berubah menjadi Negeri Makmur Bandar Tebingtinggi Selatpanjang.

J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi mangkat pada tahun 1908.

Seiring waktu masa di awal Pemerintahan Republik Indonesia, Kota selatpanjang dan sekitarnya merupakan wilayah Kewedanan di bawah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan Tebingtinggi.

Pada tanggal 19 Desember 2008, daerah Selatpanjang dan sekitarnya ini berubah menjadi Kabupaten Kepulauan Meranti memekarkan diri dari Kabupaten bengkalis dengan ibukota Selatpanjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com