Menurut Aliyah, Ani dibawa oleh anaknya ke Serang dari Lampung sejak lima bulan lalu. Sebab, pihak keluarga mantan suaminya meminta untuk dibawa karena sudah tidak sanggup mengurusnya.
Namun, selama berada di Serang, Banten, tinggal bersama dan diurus oleh tetehnya Sopiah (60).
Pihak keluarga pun berharap, Ani bisa sembuh dan kembali berkumpul dengan keluarga dan bisa melihat cucunya.
"Semoga bisa sembuh kalau diobati. Dulu juga pernah diobati ke puskesmas tapi engga sembuh. Jadi yah engga diterusin karena engga punya biaya," kata Aliyah.
Sementara itu, Ketua RT setempat Juhenah (55) mengatakan, keputusan untuk merantai atas kesepakatan anaknya bernama Ismail bersama warga. Sebab, jika dibiarkan dapat meresahkan warga.
Sebelum dirantai ditengah hutan, Ani sempat dipasung di rumahnya dengan rantai di bagian tangan dan kaki. Namun, bisa dilepas olehnya.
Sehingga, pihak keluarga dan warga memutuskan untuk memasung di tengah hutan yang jauh dari rumah warga dan didekat sungai untuk mempermudah aktifitasnya mandi dan buang air besar.
Baca juga: Dipasung karena Sering Mengamuk, Seorang Remaja ODGJ di Purwokerto Dibebaskan
"Kalau ngamuk itu ngelemparin rumah, ngelemparin orang yang lewat dengan batu," kata Juhenah.
Meski dipasung, warga bergotongroyong memberikan makanan kepada Ani selama dipasung sejak tanggal 17 sampai 25 November 2022.
"Kalau kebutuhan makan disumbang sama warga. Terakhir saya juga ngirim makan kesana," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.