Selain akses yang sulit ditempuh, sanitasi juga menjadi masalah tersendiri bagi guru dan siswa di SDN Panggang. Gunawan mengaku, tak ada tempat mandi cuci kakus (MCK) di sekolah itu.
Para guru dan murid yang ingin buang air terpaksa menumpang ke mushala di dekat sekolah hingga rumah warga.
"Nah ini juga yang memprihatinkan, kita tidak punya MCK, jadi kalau ada yang pipis, atau BAB anak muridnya pergi ke mushala bahkan ada yang pergi ke semak-semak pantai," ungkapan Gunawan.
"Kasihan dan sedih sekali kami, harus numpang ke warga untuk kamar mandinya," kata Gunawan.
SDN Panggang memiliki lima ruang kelas. Ruang kelas satu dan dua digabungkan karena keterbatasan ruangan.
Baca juga: Berenang di Pantai Teluk Lombok, Bocah 7 Tahun Tewas Diterkam Buaya
Bangunan sekolah itu berdiri di atas tanah seluas 380 meter persegi. Tanah itu merupakan hibah dari warga setempat.
Gunawan menambahkan, tak ada akses sinyal ponsel di sekolah tersebut. Para guru dan warga harus mendatangi lokasi tertentu di desa itu untuk mendapatkan sinyal ponsel.
"Nah ini juga yang sakit tapi kadang-kadang lucu juga, karena di sana jarang sinyal, cuman satu titik lokasi ada sinyal di dekat jendela, kalau keluar dari titik itu, sinyal akan hilang, dan kita harus gantian di tempat itu," ungkap Gunawan.
"Harapan kami ya itu, kita perhatian terutama soal akses jalan ini supaya kami tidak terlalu kesulitan saat akan pergi mengajar," kata Gunawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.