Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Bocah 8 Tahun yang Dianiaya Ibu Angkat, Sekujur Tubuh Bengkak hingga BAB di Celana karena Ketakutan

Kompas.com - 09/11/2022, 17:40 WIB
Riska Farasonalia

Editor

KOMPAS.com - Bocah berusia delapan tahun menjadi korban penganiayaan ibu angkatnya di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Lantaran kera dianiaya, korban berinisial PYKB mengalami luka dan bengkak di sekujur tubuh.

Bahkan, anak perempuan itu sempat buang air besar (BAB) di celana ketika dianiaya.

Baca juga: Gara-gara Tak Diizinkan Ambil Pasir, Pria di Lombok Barat Aniaya Tetangga hingga Tewas

Kasus penganiayaan terungkap

Kasus penganiayaan terkuak pada Minggu, 6 November 2022, sekitar pukul 11.00 Wita.

Berawal dari pelaporan kasus seorang aparat Desa Kambata Wundut, Kecamatan Lewa, Defreni Landukara (43) ke pihak kepolisian.

Awalnya, pelapor didatangi seorang warganya bernama Hiwa Wunu.

Saat itu, Hiwa Wunu tengah membonceng korban PYKB dengan sepeda motonya.

Dia melapor bahwa korban telah dianiaya ibu angkatnya MRW.

Mengetahui hal itu, lantas Defreni mengecek tubuh korban.

Dia pun terkejut karena pada tubuh korban seperti punggung, kaki dan tangan terdapat luka dan bengkak.

Setelah melihat kondisi korban, Defreni, Hiwa Wunu dan korban mendatangi Markas Polsek Lewa dan melaporkan peristiwa tersebut.

Kepala Kepolisian Resor Sumba Timur AKBP Fajar Widyadharma Lukman mengatakan, kasus dugaan penganiayaan ini telah dilaporkan ke Kepolisian Sektor Lewa, dengan nomor LP /B/91/XI/2022/SPKT/Sektor Lewa/Polres ST/Polda NTT, Tanggal 06 November 2022.

"Saat dianiaya, korban menangis ketakutan. Bahkan korban sempat membuang air besar di celananya," ungkap dia, Selasa.

Usai menerima laporan, korban dibawa ke Puskesmas Lewa untuk mendapatkan perawatan luka dan divisum.

Baca juga: Ayah Tiri Aniaya Balita hingga Tewas Hanya Karena Rewel dan Ngompol di Kasur, Istri Sempat Diancam jika Ikut Campur

Korban diadopsi pelaku

Selanjutnya, polisi memanggil pelaku yakni MRW yang merupakan ibu rumah tangga (IRT).

Polisi juga memeriksa sejumlah saksi termasuk pelaku untuk dimintai keterangan.

Fajar mengungkapkan, berdasarkan keterangan dari sejumlah saksi, MRW dan suaminya mengadopsi dua anak perempuan, satu di antaranya PYKB.

"Dua anak angkat (adopsi) itu, masih memiliki hubungan keluarga, karena satu anak dari saudara terlapor dan satunya dari saudara dari suaminya terlapor," ungkap, Rabu.

Namun, dalam kesehariannya terdapat perbedaan perlakuan terhadap dua anak adopsi tersebut.

Pelaku kerap melakukan penganiayaan kepada korban jika melakukan kesalahan.

Padahal, korban masih bocah yang butuh perhatian lebih dan kasih sayang.

"Para tetangga juga sering mengetahui penganiayaan ini, tetapi tak pernah melapor," ujar dia.

Belum diketahui terkait motif pelaku melakukan kekerasan terhadap anak di bawah umur tersebut.

Hingga kini polisi masih melakukan pendalaman terkait kasus tersebut.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor Krisiandi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com