Ketua Umum Panitia Pesparani Katolik Tingkat Nasional II 2022 KH Jamaludin Ahmad menjelaskan, Pesparani berlangsung mulai 28 – 31 Oktober 2022.
“Pesparani ini diikuti oleh para peserta dari 34 provinsi se-Indonesia dengan jumlah total mencapai 2.154 orang, dengan 964 orang sebagai peserta lomba dan dan 1.190 orang adalah pendukung yang datang dari 34 Provinsi,” kata Jamaludin, Sabtu (29/10/2022).
Jamaluddin memuturkan, kontingen terbesar adalah Provinsi Papua Barat dengan jumlah 254 orang dan kontingen yang paling kecil adalah dari Provinsi Aceh sebanyak enam orang.
Ia menjelaskan, terdapat 13 mata lomba yang diperlombakan dengan lima metode online dan delapan lomba offline.
Lima mata lomba yang dilaksanakan secara online yakni paduan suara anak, paduan suara remaja gregorian, paduan suara OMK campuran, paduan suara dewasa wanita, dan paduan suara dewasa pria.
Kemudian, delapan mata lomba dilaksanakan secara offline yaitu paduan suara dewasa campuran, mazmur anak, mazmur remaja, mazmur OMK, mazmur dewasa, cerdas cermat rohani anak, cerdas cermat rohani remaja, dan bertutur kitab suci.
Delapan mata lomba tersebut dilaksanakan di empat venue yaitu di Aula El Tari Kupang, Auditorium Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Aula Gereja St Yoseph Kupang, dan Aula Gereja Santa Maria Assumpta Kupang.
"Sedangkan upacara pembukaan dan penutupan berlangsung di Stadion Oepoi Kupang," ujar dia.
Baca juga: Detik-detik Gubernur NTT Terjatuh dan Nyaris Terseret Banjir Saat Selamatkan Warga
Ia menambahkan, penyelenggaraan Pesparani Katolik II ini dengan spirit mewujudkan dan menguatkan persaudaraan sejati dan persaudaraan umat Katolik dan persaudaraan antarumat beragama, persaudaraan sebangsa dan tanah air, dan persaudaraan kemanusiaan.
"Juga tema yang diusung yaitu, Dengan Pesparani Katolik Nasional II Kita Tingkatkan Kualitas Iman, Perkuat Toleransi dan Moderasi Agama Untuk Indonesia Jaya," kata Jamaludin.
Ia menambahkan, alokasi pembiayaan Pesparani ini menggunakan anggaran sebesar Rp 7 miliar, dengan rincian Rp 3 miliar dari APBD NTT dan Rp 4 miliar APBN melalui Dipa Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI.
Selain itu, berasal dari sumbangan masyarakat yang tidak mengikat. Dana ini, lanjut dia, digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan termasuk akomodasi konsumsi dan transportasi lokal selama berada di Kupang.
Jamaludin yang juga seorang muslim berterima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan sebagai ketua panitia.
“Saya sangat bersyukur bahwa saya yang beragama islam dapat mengambil bagian dalam momentum yang bermartabat ini. Saya ditunjuk langsung oleh Bapak Gubernur menjadi Ketua Umum Panitia Pesparani Katolik Nasional ini. Terima kasih juga atas kepercayaan dan respon yang sangat bersahabat dari seluruh pihak yang membuat saya dikuatkan untuk menerima tanggung jawab ini dengan suka cita,” jelasnya.