Seiring berjalannya waktu, Tari Indang juga menggunakan berbagai iringan dari beragam alat musik seperti marwas, perkusi, tamborin, biola, piano, dan akordion.
Pada awal kemunculannya, Tari Indang berfungsi sebagai media dakwah agama Islam.
Karena ditampilkan dalam perayaan Tabuik, tarian ini kemudian dianggap sakral karena mengandung “sipatuang sirah” atau orang tua yang memiliki kekuatan gaib dalam setiap kelompok penarinya.
Makna Tari Indang yang digunakan sebagai media dakwah melambangkan masyarakat yang bersahaja serta hormat dan patuh dengan perintah agama.
Namun seiring berjalannya waktu terjadi pergeseran fungsi dan makna Tari Indang yang kini juga digunakan sebagai hiburan masyarakat.
Sumber:
gramedia.com
tribunnewswiki.com
kikomunal-beta.dgip.go.id