"Sekarang itu batangnya jadi keras, rusak karena airnya tercemar limbah. Sebelum ada pabrik itu saya dapat hasil panen 7 ton, sekarang paling 2 ton gara-gara itu (pabrik)," kata Ashari.
Sementara itu, pemilik PT RGM, Parlan mengaku, sudah menghentikan proses pembakaran limbah yang dikeluhkan warga.
"Pembakaran sudah ditutup, tapi kita akan selesaikan satu per satu. Ini sampah, ngumpulin limbah oli, habis musnah," tutur Parlan.
Parlan mengklaim perusahaannya sudah mengantongi izin dari Kementrian Lingkungan Hidup.
"Ada suratnya, izinnya (ada) ke kementerian, masih dua tahun lagi (berlaku) izinnya," kilahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.