Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Gunung Krakatau, Letusannya Pernah Memicu Tsunami dan Membuat Dunia Gelap Gulita

Kompas.com - 18/10/2022, 23:18 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Gunung Krakatau yang juga dikenal sebagai Krakatoa atau Cracatoa adalah sebuah kepulauan vulkanik yang berada di perairan Selat Sunda, antara Pulau Jawa dan Sumatera.

Pasca letusan besar, Gunung Krakatau menyisakan kompleks kepulauan Krakatau yang terdiri dari empat pulau, yaitu Pulau Rakata, Pulau Sertung, Pulau Panjang dan Anak Krakatau.

Baca juga: Letusan Dahsyat Gunung Krakatau 1883, Bagaimana Erupsi Gunung Ini Sebabkan Tsunami 40 Meter?

Ketiga pulau pertama adalah sisa pembentukan kaldera, sedangkan Gunung Anak Krakatau tumbuh mulai tahun 1930.

Lokasi Gunung Anak Krakatau masuk ke dalam wilayah Pulau Rakata, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

Baca juga: Pakar Sebut Dampak Erupsi Gunung Anak Krakatau Berpotensi Sebabkan Tsunami, Ini Upaya Mitigasinya

Ketinggian Gunung Anak Krakatau adalah sekitar 305 meter di atas permukaan laut (m dpl) dan masih bisa bertambah seiring dengan keluarnya material vulkanik ketika mengalami erupsi.

Baca juga: Penyebab Letusan Gunung Krakatau 1883 dan Anak Krakatau 2018, Studi Ungkap Perbedaannya

Sejarah Letusan Gunung Krakatau

Dilansir dari laman Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sejarah letusan besar Gunung Krakatau terekam tahun 1883 yang dentumannya terdengar di Singapura dan Australia.

Letusan Gunung Krakatau pada 27 Agustus 1883 disebut sebagai letusan terbesar dalam sejarah, dan melontarkan material vulkanik dengan volume 18 km3, sementara tinggi kolom letusan diperkirakan mencapai 80 km.

Letusan ini menimbulkan gelombang pasang (tsunami) setinggi 30 m di sepanjang pantai barat Banten dan pantai selatan Lampung.

Kekuatan tsunami tersebut membuat sebuah kapal bernama "The Berouw" yang saat itu tengah berada di Pelabuhan Teluk Betung terlempar sejauh 3.300 m ke dalam hutan.

Setidaknya 297 kota kecamatan hancur disapu tsunami dan menewaskan sekitar 36.417 korban jiwa jiwa.

Selain karena tsunami yang terjadi setelah materi letusan gunung mengalir deras ke laut, ada juga korban meninggal karena hangus akibat terkena aliran piroklastik yang menerjang pemukiman setelah berguling di atas permukaan laut.

Sementara dilansir dari Kompas.com, letusan Gunung Krakatau saat itu merupakan yang terkuat dalam sejarah, dengan level 6 skala Volcanic Explosivity Index (VEI).

Bahkan, letusan Gunung Krakatau disebut berkekuatan 21.574 kali daya ledak bom atom yang meleburkan Hiroshima, Jepang, saat Perang Dunia II.

Pekatnya abu vulkanik bahkan tidak dapat ditembus sinar matahari yang membuat selatan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa pun menjadi gelap gulita.

Letusan itu juga membuat dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat abu vulkanik yang menutupi atmosfer.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com