Tak hanya itu, abu vulkanik yang menutupi atmosfer juga berakibat pada turunnya suhu di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa.
Selama beberapa tahun, dunia sempat mengalami gangguan cuaca yang memicu serangkaian bencana alam dan krisis pangan karena kegagalan panen.
Pasca letusan besar Gunung Krakatau, diketahui Gunung Anak Krakatau tumbuh mulai tahun 1930.
Akibat letusan-letusannya, Gunung Anak Krakatau tumbuh semakin besar dan tinggi dan membentuk kerucut seperti yang sekarang dapat diamati.
Material yang keluar dari letusan-letusan eksplosif maupun efusif Gunung Anak Krakatau menambah tinggi kerucut dan memperluas wilayah daratannya.
Gunung Anak Krakatau inilah yang dikenal sebagai gunungapi aktif hingga sekarang.
Erupsi besar terakhir dialami Anak Krakatau pada tahun 2018 yang mengakibatkan tsunami di Selat Sunda atau dikenal sebagai peristiwa Tsunami Banten 2018.
Kejadian tsunami itu terjadi pada Sabtu (22/12/2018) malam hingga Minggu (23/12/2018) pukul 22.00 WIB.
Gelombang tsunami setinggi lebih dari 2 meter itu menghantam pesisir Banten dan Lampung dan menewaskan 437 orang.
Pada Oktober 2022, status Gunung Anak Krakatau berada pada Level III Siaga dengan rekomendasi untuk tidak mendekati atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif.
Dilansir dari laman Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Komplek Gunungapi Krakatau dapat dicapai dari beberapa jalur laut.
Jalur pertama dapat ditempuh dari Pelabuhan Tanjung Priok dengan menggunakan kapal Jet-Foils atau Kapal Pesiar.
Jalur kedua dapat ditempuh dari Pelabuhan Perikanan Labuan di Kabupaten Pandeglang, Banten dengan menggunakan kapal motor atau kapal nelayan.
Jalur ketiga ditempuh dari Pelabuhan Canti di Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan dengan menggunakan kapal motor atau kapal nelayan yang akan melewati Pulau Sebuku dan Pulau Sebesi.
Gunung Anak Krakatau diketahui memiliki luas sekitar 320 hektar merupakan tempat wisata yang populer terutama di antara para pendaki dan peneliti gunung api.
Karena status yang masih aktif dan bisa tiba-tiba erupsi, tak heran keseluruhan wilayahnya merupakan pulau tak berpenghuni.
Gunung Anak Krakatau juga masuk dalam kawasan cagar alam Krakatau yang dikelola oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Lampung.
Sumber:
vsi.esdm.go.id
magma.esdm.go.id
ksdae.menlhk.go.id
indonesiabaik.id
tribunnews.com
kompas.com (Penulis : Diva Lufiana Putri, Retia Kartika Dewi| Editor : Inten Esti Pratiwi, Rizal Setyo Nugroho, Puspasari Setyaningrum)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.