Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Inspiratif Time Farwiza Farhan: Menjaga Leuser, dari Aceh untuk Dunia

Kompas.com - 30/09/2022, 05:43 WIB
Daspriani Y Zamzami,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Aceh bisa kembali berbangga, sosok perempuan dengan kekuatan leadership berhasil dinobatkan dalam 100 tokoh dunia dengan kemampuan kepemimpinan mumpuni.

Dia adalah Farwiza Farhan, aktivis lingkungan dan konservasionis hutan di Kawasan Ekosistem Leuser. Perempuan yang lahir dan tumbuh besar di Kota Banda Aceh ini, masuk dalam daftar TIME100 Next 2022 kategori Leaders.

“Sejujurnya rasanya campur aduk. Ketika dapat email dari Time, yang berisikan agar saya mengisi beberapa form untuk dinominasikan dalam 100 tokoh Majalah Time. saya bingung, karena saat itu saya sedang terbaring di rumah sakit dengan diagnosa Demam Berdarah Deangue (DBD). Saya tidak sanggup balas dan meminta beberapa kolega untuk menjawab email tersebut,” Kisah Wiza, saat diwawancarai di Banda Aceh, Kamis (29/9/2022).

Baca juga: Aktivis Lingkungan Aceh Farwiza Farhan Masuk Daftar Sosok Inspiratif TIME 2022

Menurut Wiza, ia hanyalah warga biasa yang tidak mungkin bisa disandingkan dengan orang luar biasa lainnya untuk sebuah media berkelas Internasional, seperti Time.

“Ketidakpercayaan saya ini kemudian terjawab, saat seorang teman mengirim pesan singkat berupa poto saya yang ada di majalah itu. Sungguh ini anugerah luar biasa, mau nangis, bahagia entah apa itu rasanya,” ujarnya.

Kendati demikian, di sisi lain, Wiza merasa tidak adil. Ada banyak orang yang juga bekerja keras menjaga ekosistem Leuser siang dan malam, berhadapan dengan risiko tinggi, tapi tidak mendapat penghargaan.

“Jadi sebenarnya penghargaan ini saya dedikasikan buat mereka semua, merekalah yang berhak mendapat ini," katanya.

Baca juga: Taman Nasional Gunung Leuser: Sejarah, Flora dan Fauna, hingga Tempat Wisata di Dalamnya

Bagi Farwiza, menjaga ekosistem Leuser adalah menjaga keberlangsungan hidup makhluk yang ada di bumi.

Peringatan dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa ekosistem Leuser diambang kepunahan harusnya menjadi alarm keras bagi Indonesia untuk bisa menjaga ekosistem Leuser sebagai paru-paru dunia.

“Harus diakui selama ini masih banyak orang yang tidak mengenal Leuser, bahkan warga di Indonesia sekalipun. Tidak banyak orang yang mengetahui tentang Leuser seperti mereka mengenal Amazone, dan dari sini kami berharap semua orang di dunia mulai mengenal Leuser dan kemudian memahami bahwa menjaga Leuser itu adalah hal utama,” tegas Wiza, perempuan yang sejak kecil sudah berangan-angan ingin menyelamatkan lingkungan ini.

Farwiza Farhan, Pegiat Lingkungan di Aceh yang masuk dalam penobatan 100 tokoh dunia di Majlah TimeKOMPAS.COM/DASPRIANI Y. ZAMZAMI Farwiza Farhan, Pegiat Lingkungan di Aceh yang masuk dalam penobatan 100 tokoh dunia di Majlah Time

Farwiza juga aktif di Yayasan Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh (HAkA), sebuah organisasi non-profit yang berfokus pada tata kelola lahan dan hutan di Aceh.

Ia getol melawan eksploitasi dan ekspansi yang mengancam ekosistem Leuser. Dalam melestarikan Leuser, fokus utamanya selain kebijakan dan advokasi, juga meningkatkan akses dan memperdalam keterlibatan perempuan terkait penyelamatan lingkungan.

“Salah satu yang terus kami lakukan adalah mengubah pola pikir bahwa membangun ekonomi itu tidak bertolak belakang dengan menjaga lingkungan. Bagaimana harus tercipta bahwa mari membangun ekonomi yang adil dan lestari dan bukan sistem ekonomi yang predatori.”

Ekosistem Leuser dengan luas 2,6 juta hektar adalah rumah bagi makhluk hidup, dan ini harus dijaga.

“Manusia bisa kehilangan badak, tapi manusia tidak bisa hidup tanpa air, dan Leuser adalah tempat penyedia jasa lingkungan terbesar di dunia,” kata Sarjana Biologi Kelautan dari Universiti Sains Malaysia ini yang mengaku kesulitan bergerak di bidang konservasi.

Baca juga: Daftar Kabupaten dan Kota di Provinsi Aceh

 

Indonesia, sebut Wiza, harusnya bisa berkaca pada Negara Kostarika, dimana luas tutupan hutannya setiap tahun bertambah, karena lingkungan yang dijaga baik oleh warga negaranya.

Kostarika bukan negara maju, tapi rakyatnya sejahtera.

Terus berangan-angkan hidup nyaman dengan lingkungan yang menjaga bumi, Farwiza pun tekun bergerak, bekerja melindungi kawasan ekosistem Leuser di Sumatera.

Dengan ketekunannya, perempuan kelahiran Banda Aceh, 1 Mei 1986 ini juga telah meraih beberapa penghargaan lainnya, di antaranya National Geographic Wayfinder Award 2022, pemenang 2021 Pritzker Emerging Environmental Genius Award, dan Whitley Awards 2016.

  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bapedda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bapedda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Regional
Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Regional
Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Regional
Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Regional
Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Regional
Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Regional
Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Regional
Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Regional
Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Regional
Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Regional
Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Regional
Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Regional
KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS pada Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600-an

KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS pada Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600-an

Regional
500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com